Kok Bisa?

251 17 0
                                    


Pelajaran terakhir hari ini adalah matematika. Sangat membosankan. Ya, matematika adalah pelajaran yang paling membosankan, apalagi bagi kebanyakan murid di setiap sekolah, semua sekolah. Angka-angkanya yang kadang membuat kepala terasa pusing dan hampir lepas ini membuat pelajaran ini banyak dihindari para siswa. Dan itulah yang dirasakan hampir seluruh siswa di kelas ini. Terutama Varo.

Ditambah lagi, Varo bingung karena saat dia masuk kelas tadi, orang di sebelahnya ini, Luna. Melihatnya dengan tatapan mematikan. Varo makin pusing. Entah kenapa.

'Bete banget sumpah sama ini cewe. Udah tadi natap gue aneh, terus dari tadi juga gue berasa duduk sendiri. Diem banget ini bocah.' Gerutunya dalam hati sambil menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi dan melipat tanggannya di depan sambil memandang sinis Luna yang sedang serius memerhatikan guru matematika.

'Teeet .. Teeet ..' saat bel berbunyi, siswa yang tadinya mengantuk dan nyaris tertidur pun langsung sigap terbangun. Mata mereka yang langsung terbelalak bak melihat hantu.

"Baik, sampai sini materi yang bisa saya sampaikan. Tugas kalian kerjakan soal di halaman 223 dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Selamat siang." Ucap Mrs. Heni dan langsung meninggalkan kelas.

Semua murid sedang merapikan buku dan dimasukkannya ke dalam tas.

Saat Varo sedang merapikan buku-bukunya, tanpa sengaja "Aww .. pelan-pelan kali, sakit lengan gue." Sikut Varo yang tanpa sengaja mengenai lengan mungil Luna.

"Ya maaf, kali. Gue juga gak sengaja. Sewot banget." Jawab Varo yang tak kalah ketusnya dengan ucapan Luna tadi.

"Sapa juga yang nyewot."

"Ya lo, lah."

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"Whatever"

Luna langsung bangun dari tempat duduknya, dia tidak mau lama-lama berdebat dengan makhluk yang menyebalkan ini.

'Gila tu cewek. Ga jelas banget.' Gerutu Varo pelan.


**


Luna sedang menunggu Rico. Katanya, Rico akan mengantar Luna pulang sekolah. Karena Luna yang belum tahu betul jalan pulang.

Tapi, setelah menunggu lama di parkiran, handphone Luna bergetar dan dilihatnya ada LINE dari seseorang.


Rico: Dek, maaf gue gak bisa nganter lo pulang. Gue ada latihan futsal dadakan. Gapapa 'kan lo pulang sendiri?


Sial. Luna sudah menunggu lama, ternyata Rico php.


Aluna: Yaelah kak, gue udah nunggu lama nih. Php lo -__-


Dengan muka kusutnya, Luna membalas LINE dari Rico.


Rico: Iya iya maaf. Gapapa 'kan lo pulang sendiri? Tahu jalan gak, lo? Atau lo naik taxi aja?

Aluna: Iyadeh, gue naik taksi aja.


Bibirnya yang sudah manyun entah berapa senti jika diukur. Luna kesal, bisa-bisanya kakaknya itu baru mengabarinya sekarang. Kakaknya sangat tidak bertanggungjawab. Dia lelah menunggu. Ternyata di-php-in.

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang