The Picture

225 11 2
                                    


Pagi ini Varo bersiap untuk berangkat ke sekolah. Mulai sekarang hari-hari Varo lebih menantang karena Luna yang makin hari makin gencar untuk mengerjainya, dan Varo juga tidak mau kalah dengan Luna.

"Mungkin gue harus cari ide yang lebih bagus lagi." Ucap Varo pelan.

Memang sudah beberapa hari ini Luna dan Varo terus saling menjahili. Apalagi masing-masing dari mereka yang tidak mau kalah.

Varo melihat pantulan dirinya di kaca, membenahi baju seragamnya dan mengacak halus rambutnya. Sekarang Varo sudah terlihat cool untuk berangkat sekolah.

Ia pun keluar kamar dan menghampiri ibunya. "Maaam Varo berangkat yaa." Sapa Varo dengan semangatnya.

"Duh anak mama semangat banget kayaknya. Ada apa? Sini sarapan dulu." Tawar mamanya.

"Gak usah, mam, Varo sarapan di sekolah aja. Duluan ya mama cantik." Ucap Varo setelah ia mencium tangan ibunya.

Sesampainya Varo di sekolah, ia terlihat sangat semangat sekali. Karena dia akan mengerjai Luna dengan ide-ide liciknya.

"Pagi Varooo." Sapa Luna ramah dengan senyuman manisnya.

Varo terkesiap. Aneh sekali nada bicara Luna, lembut. Pikir Varo.

"Sok manis banget, lo." Varo menyerngit.

Luna hanya membalas Varo dengan senyuman. Kemudian Varo duduk di bangkunya dan memasukan jaketnya ke kolong meja. Tapi ternyata saat tangannya merogoh kolong meja, tangannya sudah berlumuran cairan kental berwarna merah. Dan jaket kesayangannya pun ikut terkena cairan kental itu.

Luna mengerjai Varo.

Lagi.

Sekarang dia melumuri cat berwarna merah kedalam kolong meja Varo. Luna tahu jika Varo selalu menaruh jaketnya di dalam kolongnya. Jadi dia melumuri cairan kental itu.

Nyatanya, saat seseorang bermusuhan, apa pun yang dilakukan salah satunya, salah yang lainnya akan tahu, 'kan?

"Shit—ini kerjaan lo kan, Lun?! Pantes aneh banget lo sok manis sama gue. Eerrr jaket gueee!!!" Umpatnya pada Luna.

Dan Luna hanya tertawa licik melihat Varo yang berhasil dia kerjai.

Varo tidak terima dengan perlakuan Luna tadi. Ini adalah jaket kesayangannya. Setiap hari jaket inilah yang menemaninya kemana-mana. Jaket inilah yang melindungi dia saat mengendarai motor. Tapi sekarang jaketnya malah berlumuran cat.

Varo melihat Luna yang duduk tepat di depannya dengan tatapan mematikan. Dia benar-benar kesal dengan Luna. Karena tidak bisa menahan rasa kesalnya, lalu Varo pun menarik rambut ikal Luna yang diikat kuda.

"Aww!!"

Luna menoleh kebelakang, ternyata yang menarik rambutnya adalah Alvaro.

"Apaansih, lo?!" Ucap Luna yang meloneh sinis ke arah cowok tersebut.

Varo tetap memasang wajah datarnya tanpa menjawab pertanyaan Luna.

Luna mengendendus malas. 'Gak jelas banget itu anak.' Ucapnya dalam hati

Lalu Luna kembali mengerjakan soal-soal B.Indonesia yang diberikan gurunya.

Sekarang jam istirahat, Luna dan kedua sahabatnya itu sedang memesan makanan di kantin.

Mereka baru saja memesan baso, dan sambil menunggu pesanannya mereka mencari meja untuk tempat mereka makan.

Saat tukang baso akan mengantarkan makanan ke meja Luna, tiba-tiba Varo menahannya.

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang