Baby I'm sorry neowa isseodo nan lonely
Saranghagin naega bujokhanga bwa
Ireon motnan nal yongseohae
I'm sorry ige neowa naui story
Sarangiran naegen gwabunhanga bwa
Ne gyeote isseodeo
Baby I'm so lonely lonely lonely lonely lonely
Baby I'm so lon—
Drrtt Drrtt
Luna yang sedang asik bernyanyi sambil mendengarkan musik itu akhirnya terhenti karena ponselnya bergetar. Ada telfon, dari Dina.
"Lun, bentar lagi gue sama Tiffany sampe rumah lo nih, ya."
"Udah otw? Emang sekarang jam ber—" Luna melihat jam ditangannya. Sudah pukul 10.40 ternyata.
"Shit, gue lupa. Yaudah gue siap-siap dulu, ya, bye." Jawab Luna cepat hampir tidak ada jeda.
"Eh Lun, lo nan—" Tanpa menghiraukan omongan Dina di seberang sana, Luna langsung memutuskan sambungan telfonnya.
Luna lupa kalau sekarang sudah hampir jam 11.
'Keasikan dengerin lagu deh, jadi lupa pfft.' Gerutu Luna sambil berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan bersiap-siap.
Luna menuruni tangga menuju ruang tamu.
Luna yang memakai tanktop putih dibalut kemeja biru kotak-kotak dan celana jeans yang sedikit robek di bagian dengkul. Ditambah rambutnya yang dikucir kuda dan memakai tas selempangan berwarna senada yang ia pakai di tangan kanannya. Polesan muka nya juga yang hanya memakai make up tipis, sedikit blush on dan lipbalm.
Luna dengan dandanan yang casual-nya tetap membuat Luna terlihat cantik. Ya, memang beginilah gaya Luna, sederhana dan terlihat tomboy. Tapi tetap terlihat cantik, bukan?
Luna POV
"Eh, kalian udah di sini? Gak ngabarin dulu." Ucapku yang baru turun dari tangga.
"Lo di telfon gak diangkat. Mana tadi langsung diputus sambungannya." Jawab Tiffany dengan muka masamnya.
Aku baru ingat, ponselku tadi di silent dan aku tidak tahu kalau ada telfon.
"Iyadeh maaf, daripada putus cinta hahaha." Yaelah aku baper amat. "Yaudah, langsung jalan aja, yuk" Ucapku pada Tiffany dan Dina kemudian kami langsung keluar dari rumahku. Tapi sebelumnya kami bertiga berpamitan dengan mamaku.
Tiff hari ini memakai dress selutut yang berwarna peach dengan rambut keriting gantungnya yang digerai yang membuat penampilannya lebih feminime. Beda lah sama aku, pastinya. Dina juga, memakai dress selutut berwarna hijau tosca dengan rambutnya yang juga digerai. Tapi bedanya rambut Dina tidak keriting gantung, namun lurus. Entahlah, apa mereka janjian memakai baju yang bermodel sama dan gak ngajak aku? pikir ku. Tapi kalau mereka nawarin aku buat make dress gitu juga aku bakal nolak. Bukan aku banget, serius.
Fyi, Dina dan Tiffany tahu rumahku karena beberapa hari yang lalu kita sempet pulang bareng naik mobilnya Tiffany. Jadilah mereka tahu rumahku.
Sekarang, aku, Dina dan Tiffany sedang berada di mobil Tiffany. Tiffany yang menyetir, Dina duduk di sebelahnya dan aku duduk di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ENEMY is My LOVE
Teen FictionCinta Pertama tidak akan hilang. Ia hanya bersembunyi. Sampai waktu persembunyiannya selesai. Cinta Pertama pasti akan kembali. Tetapi, bagaimana jika Cinta Pertama kita yang sedang bersembunyi itu datang kembali sebagai musuh kita?