Danau

86 3 0
                                    


Luna sedang berjalan menuju gerbang sekolahnya, keluar menuju halte. Dia menunggu Rico menjemputnya di sana. Mereka tidak bertemu di parkiran karena tadi Rico sudah keluar sekolah terlebih dahulu sebelum Luna.

Saat Luna sedang mengetik pesan untuk Rico, tiba-tiba Varo datang.

"Hai, Luna."

Luna pun menengok. Mukanya yang dari tadi sudah bete pun makin bete.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Luna yang membuang mukanya.

"Gue mau ngajak lo pergi, mau?" Jawab Varo sumringah.

Luna langsung menengok ke arah Varo. Gak salah ini anak? Batinnya.

"Males ah. Lagian lo mau ngajak gue ke mana?"

"Udah lo ikut aja deh. Buruan!" Tanpa menunggu persetujuan dari Luna, Varo pun langsung menarik paksa tangan Luna dan mengajak Luna pergi ke tujuannya.

Mereka pun sampai di parkiran, "Lo mau apa, sih?" Tanya Luna yang merebut paksa tangannya lagi.

"Udah lo ikut gue aja, deh." Varo menyalakan motornya, kemudian menyuruh Luna naik.

Dengan tangan dilipat di depan dadanya, Luna membuang muka, "Gue gak mau naik." Tolak Luna.

Varo pun memelototinya, "Ck—buruan, Luna." Ucapnya serius.

Luna menghela nafas malas, kemudian ia pun menaiki motor Varo.

Di perjalanan, mereka hanya saling diam. Tidak ada yang angkat bicara. Luna yang sekarang sedang berada di boncengan Varo pun hanya melihat jalanan sekitar. Matanya sedikit menyipit akibat hembusan angin yang lumayan kencang, karena memang Varo menyetir motonya lumayan cepat.

Luna mengedarkan matanya sekeliling, kalau dilihat, dia seperti tahu daerah ini. Dia seperti pernah ke sini.

Mereka berdua pun sampai. Luna turun dari motor Varo dengan diam.

Luna terpaku melihat tempat yang Varo tunjukkan padanya.

Dengan tatapan yang lurus ke depan, "Lo kenapa ngajak gue ke sini?" Tanya Luna yang masih tidak berkedip melihat tempat tersebut.

"Emang kenapa? Gue mau aja nunjukkin lo ini. Gue suka di sini." Jawab Varo dengan senyum yang menyiratkan banyak tanda tanya.

Varo menggantungkan tangannya di pinggulnya, dia mengendus lega. Akhirnya, dia bisa juga mengajak Luna ke sini. Lagi.

"Lo tau tempat ini dari mana?" Tanya Luna yang masih terpaku pada pemandangan di hadapannya. Hanya di hadapannya.

Varo hanya menggedikkan bahunya, kemudian mengajak Luna berjalan mengikutinya.

Ya, sekarang mereka sudah berada di danau.

Danau yang sering dikunjungi Varo dan Luna saat kecil. Danau yang sering dikunjungi Tulip dan Leo, danau yang sering mereka pakai untuk tempat bermain. Danau yang menyimpan banyak cerita antara sepasang anak manusia yang dari dulu saling menyayangi.

Luna seketika langsung meneteskan air matanya.

Varo yang melihat Luna pun langsung gelagapan, "Lun, lo kenapa? Kok lo nangis? Lo gak suka gue ajak ke sini?" Tanya Varo khawatir.

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang