Pulang Bareng

141 5 0
                                    


Sudah sebulan ini David menjadi pacar bohongan Luna. Sudah sebulan juga mereka selalu pulang bersama, makan di kantin bersama bahkan kalau mereka sempat mereka juga sering jalan entah itu ke mall atau yang lain.

Itu semua mereka lakukan untuk membuktikan kepada Varo. Dan juga karena berita David dan Luna berpacaran sudah senyebar. Itu semua karena tidak sengaja Dina mendengar sedikit perdebatan antara Varo dan Luna yang membahas tentang hubungan Luna dengan Varo.


"Gimana? Udah percaya 'kan lo kalau gue punya pacar? Dan pacar gue kak David." Tanya Luna saat ia bertemu dengan Varo di halte dekat sekolah karena mereka sama-sama menunggu angkutan umum untuk pulang.

Karena hari itu Varo tidak membawa motornya, jadilah dia naik kendaraan umum.

"Hmm." Jawab Varo dengan nada malasnya.

"Tapi kenapa gue jarang liat lo jalan bareng David, ya? Apa dia gak nganggep lo pacar? Hahaha." Sambung Varo sinis.

"Ya emang kalau gue jalan bareng harus banget diliat sama lo? Harus gue bilang 'Varo gue jalan sama David nih!' gak gitu, 'kan?" Ucap Luna mengendus malas.

Perdebatan mereka terus berlanjut sampai Varo yang mengalah.

"Yaudah iya iya. Terserah lo aja."

"Oke! Gue juga bakal buktiin kalau gue suka jalan sama ka David." Tegas Luna.

Dan tidak sengaja Dina sedang melewati halte dan melihat Varo dan Luna yang sedang berdebat dan mendengar percakapan kalau Luna berpacaran dengan David.

"Lun? Jadi lo beneran pacaran sama ka David?" Tanya Dina yang tiba-tiba menghampiri Luna dan Varo.

"Ah—iya gue pacaran sama ka David, hehe." Luna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Wahh harus ada peje nih." Ujar Dina semangat.


Ya, sebenarnya anak kelas Varo sudah mengetahui berita Luna dan David berpacaran sejak perkataan—ralat, sejak bentakan Varo pada Luna waktu itu tentang Luna yang berpacaran dengan David. Tapi karena anak kelasnya takut itu hanya gosip, mereka tidak banyak yang menggubris. Sampai insiden Dina yang memergoki Luna dan Varo di halte, akhirnya berita itu tersebar hampir kesemua murid GHS.

Rico—kakak Luna juga mengetahui. Tapi tidak mengetahui kalau status mereka hanya status palsu.

Ya, yang mengetahui status palsu Luna dan David hanyalah mereka berdua. Dan pastinya Tuhan.

Tapi walaupun sudah mengetahui Luna adalah pacar David, Varo tetap saja usil pada Luna.

Mulai dari menaruh cicak di dalam tas Luna, sampai akhirnya Luna teriak saat mengambil bukunya dan sampai Luna dihukum berdiri di depan kelas akibat teriakannya.

Tali sepatu Luna yang diikat oleh Varo di kaki kursi sampai saat Luna berdiri dan akan melangkah akhirnya terjatuh.

Tapi Luna juga tidak mau kalah, dia membalas Varo dengan memberi lem perekat di kursi yang Varo duduki, sampai saat akan beranjak dari duduknya celana bagian belakang Varo terobek dan sudah pasti membuat Varo malu ditambah geram pada Luna.

Sampai hari ini pun perang dingin mereka masih berlanjut. Seperti saat di kantin ini, Luna, Tiff dan Dina yang sedang makan di kantin dihampiri oleh Varo, Mika dan Juna.

Tiga sekawan ini—Varo-Mika-Juna merecoki makanan Luna, Tiff dan Dina.

"Minta dong basonya." Tanpa persetujuan yang punya, Juna menyendok satu baso dari mangkuk Tiff.

My ENEMY is My LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang