Enam

7.9K 285 2
                                    

"Carissa!!!" Teriakku. Ia pun menoleh kearahku dan sedetik kemudian ia berlari menjauhiku

"Tunggu" aku lalu keluar dari mobil dan berusaha mengejarnya
Tidak sulit bagiku untuk mensejajarkan langkahku dengannya. Aku langsung menarik tangannya untuk bertatapan denganku

"Apa maumu?" Tanyanya dingin

"Aku hanya ingin berkenalan, sudah itu saja" jawabku jujur

"Apa alasanmu ingin berkenalan denganku?" Tanyanya lagi, kali ini lebih lunak dari sebelumnya

"Kurasa aku menyukaimu, semenjak pertemuan pertama kita" jawabku sambil menggaruk tengkukku yang tak gatal

Setelah mendengar kata-kataku barusan kulihat ada semburat merah di kedua pipinya "Hmm... oke alasan di terima, tetapi antarkan aku pulang dulu TEMAN BARU" ucapnya sambil menekan kata teman baru di belakang kalimatnya

"Baiklah tuan putri" aku lalu mengulurkan tanganku untuk diambil olehnya, tetapi ia malah langsung melangkah ke mobilku tanpa memperdulikannya

"Bro sepertinya lo harus pulang sendiri deh, gue mau jalan-jalan sana temen barh gue nih" aku mencoba mengusir Reno secara halus

"I know what you mean bro, oke oke gue tinggal dulu yaa good luck" Reno lalu turun dari mobilku dan memberikan kuncinya ke tanganku

"Thank you so much bro" teriakku kepadanya

"No prob, yang penting jangan keseringan aja" teriakknya membalas kalimatku

"Itu temen kamu?" tanya Carissa setelah masuk kedalam mobil

"Iya, tapi lebih kaya abang sebenernya" jawabku

"Ooo gitu, sebelum pulang anterin aku beli makanan dulu ya buat mamaku" ia lalu memainkan handphonenya

"Siap tuan putri, tapi sebelum itu minta nomernya dulu dong" ucapku sedikit modus

"Enak aja, anterin dulu lah ke rumah makan itu baru nanti upahnya"

"Iya deh" aku kembali memfokuskan pandanganku ke arah jalan raya

"Udah berapa lama jadi artis?" tanyanya setelah aku selesai membayarkan makanan untuk mamanya. Sebelumnya ia menolak untuk kubelikan, tetapi karena sedikit memaksa akhirnya ia menerima dengan terpaksa

"Berapa ya? Gak ngitungin, kok kamu tau aku artis?" Tanyaku

"Aku tau dari temenku yang waktu itu marah-marah sama kamu di halte" ia lalu tersenyum kearahku "Maaf ya waktu itu aku menghindar dari kamu" jawabnya merasa bersalah

Aku lalu membalas senyumnya "Gapapa yang penting sekarang kamu udah mau temenan sama aku aja udah bersyukur banget aku"

"Dikit lagi sampe" ia mencoba mengalihkan pembicaraan kami

"Nah yang tadi emang rumah siapa?" Tanyaku bingung, karena menurut alamat yang kuterima dari Ryan tempat yang tadi kukunjungi adalah rumahnya

"Itu rumahku, sekarang aku mau pergi ke tempat mama jualan kecil-kecilan" ia tersenyum lagi, uh betapa sukanya aku melihat senyumannya

"Memangnya papamu?" Tanyaku penasaran

"Papa juga kerja, tapi kadang suka dinas keluar kota dan mama pasti akan ikut"

"Kalau begitu yang jaga tempat jualan mamamu siapa?" Tanyaku lagi

"Ada tetangga disana yang dengan senang hati menggantikan mamaku"

"Nah sudah sampe, terimakasih sudah mengantarkanku dengan selamat sampai kemari, sampai jumpa" ia lalu turun dari mobilku dan melambaikan tangannya sambil tersenyum kearahku

***
Setelah mengantar Carissa pulang, aku melajukan mobilku ke rumah. Spertinya aku mulai menyukai suasana rumah dari pada sebuah kotak dengan barang-barang perabotan didalamnya

Ternyata dari Depok menuju Bogor harus memakan waktu 2 jam, bayangkan 2 jam!!! Bagaimana lelahnya aku setelah seharian mengantarkan teman baruku berkeliling

"Assalamualaikum ma, Adit pulang" aku lalu melangkahkan kakiku yang sudah sangat pegal ke arah ruang tamu

"Waalaikumsalam, duh kusut banget nih anak mama, emangnya abis dari mana sih?" Tanyanya lalu duduk disampingku

Aku lalu menyender dibahunya "Macet banget ma, Bogor-Depok aja macetnya bukan main" jawabku manja

"Kangen deh Dit mama sama kamu, terakhir kita kaya gini kapan yaa??" Mama lalu memeluk bahuku erat

"Duh mama lebay deh, emangnya selama itu ya Adit ninggalin rumah?" Tanyaku merasa bersalah

"Ya kira-kira kamu ninggalin rumah 1 atau 2 tahunan lah" tuhkan aku jadi merasa bersalah sama mama

"Yaudah deh maafin Adit ya ma, Adit janji bakalan sering main kesini" aku lalu menggenggam tangan mamaku sayang

"Sana gih mandi udah bau banget tau"

"Iya mama sayang" aku berdiri dan mengecup keningnya sekilas lalu melesat keatas menuju kamar tercintaku

Setelah mandi dan melaksanakan kewajibanku, aku lalu pergi ke kamar Geo, adik kecilku

Aku membuka pintu kamarnya "Hai Ge" aku lalu duduk di sisi ranjangnya

"Abang ngapain disini" jawabnya sok serius di balik meja belajarnya

"Sini dong, lagi ngapain sih kamu disana?" Tanyaku sambil melihat kearahnya yang sedang berkutat dengan buku gambar dan pensil di tanganya

Aku lalu menghampirinya "Eh ada abang toh, nih bang Geo bingung bikin kucingnya gimana, kata bu guru harus bikin hewan peliharaan yang ada dirumah, karena kita gak punya hewan piaraan jadi Geo gambar Wizzy aja, piaraannya kak Geby" aku langsung mencubit pipinya saking gemas melihat tingkahnya yang lucunya kelewatan

"Kak Geby siapa Ge?" Tanyaku. Apa aku sudah ketinggalan banyak informasi?

"Temennya Bang Dika" ia menjawab dengan sangat polos sambil terus mencoba menggambar kucing yang lebih terlihat seperti donat di tumpuk bersebelahan

"Ooo temennya? Sini Ge abang bantuin bikin kucingnya" aku lalu mendudukannya di pangkuannku. Ya dia adik kecilku, usia kami terpaut sangat jauh, yaitu 15 tahun yang menyebabkan kami terlihat seperti om dan keponakannya? Mungkin, aku tidak terlalu memikirkan apa kata orang

"Yeay asikkk, Geo dibikinin abang gambarnya" ia lalu memelukku "Makasih ya bang"

"Iyaaa" aku mencubit pipinya lagi

"Sakit tau bang, Geo mau tidur yaa ngantuk nih" ia lalu menguap dan menyipit-nyipitkan matanya

"No Ge, kalo kalo mau tidur gak bakalan abang bikinin kucingnya" ancamku

"Iya deh bang Geo gak jadi tidur, tapi Geo mau keluar dulu ya ambil minum, aus nih" ia memegang lehernya lalu pergi keluar kamar setelah mendapat anggukan setuju dariku

10 menit aku menunggu, ia belum datang

20 menit masih belum juga

30 menit, karena tidak sabar akhirnya aku melangkah keluar kamar Geo dan betapa terkejutnya aku ternyata yang punya PR malah asik tidur cantik di sofa

"Ge bangun lah abang marah nih sama kamu" aku masih mencoba menggoyang-goyangkan bahunya

"Yaudah kalo abang gak mao bikinin juga gak papa deh, Geo udah ngantuk nih" jawabnya setengah sadar

"Oke, baiklah" aku lalu menggendong dan meletakkannya di tempat tidur

Setelah mengantarkan Geo ke kamar tercintanya aku lalu kembali masuk ke kamarku

Sebelum tidur aku mengingat-ingat kejadian tak terduga hari ini. Sepertinya aku harus mencatat hari ini sebagai hari bersejarah bagiku, aku tidak menyangka akan mendapat respon positif darinya. Kukira dia tidak akan menyukaiku, ternyata dugaanku salah. Uhh betapa aku makin menyukai dirinya.

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang