Empat

10.9K 342 4
                                    

Carissa Pov

Apakah aku terlalu bodoh untuk menceritakan kisahku kepada orang yang baru kukenal? Sepertinya ya! Aku bodoh sekali waktu itu sampai-sampai otakku buntu dan tidak memikirkan apa yang akan diperbuat oleh pria asing yang kupeluk kemarin, seharusnya aku cerita saja kepada Grace bukan ke pria itu.

"Icha, kamu ngelamun aja sih, cepat sana layani pelanggan!" Bu Ratih pemilik toko roti tempatku bekerja menyadarkanku dari lamunanku

"Iya buu maaf" aku lalu langsung kemeja yang ditunjukkan oleh Bu Ratih dan mencatatkan apa yang dipesan oleh pelangganku

"Cha ntar malem gue nginep dirumah lo ya, gue mau curhat nih" Grace sahabat terbaikku setelah dia yang menghianatiku memohon untuk menginap di rumahku

"Iya iya, apa sih yang enggak buat lo Grace" aku lalu tersenyum kepadanya

"Udah gih sana ntar diomelin lagi sama Bu Ratih" aku lalu mengacungkan jempol kepadanya dan pergi meninggalkan meja kasir

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, saatnya aku, Grace, dan teman-teman yang lainnya bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing

"Yuk!" Ajak Grace menarik tanganku untuk segera keluar dari toko roti

"Bentar yaa beres-beres dulu nih" aku lalu memasukkan baju kerjaku kedalam tas dan bersiap pergi dari sini menuju halte yang letaknya agak jauh dari toko

"Angkotnya lama banget Cha bosen nih gue nunggunya" Grace lalu duduk di halte belakang tempatku berdiri

"Iya nih, mungkin udah malem kali ya? Gimana kalo kita jalan agak kedepan?" Tawarku pada Grace yang di jawab dengan anggukan kepala olehnya

Di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang mengklaksonkan mobilnya dan berhenti tepat di depanku

"Heh mas kalo mau berhenti liat-liat dong! Asal berhenti aja sih lo, untung gak ketabrak!!" Omel Grace sambil mengetuk kaca si pengemudi, beberapa saat kemudian sang pengemudi membuka kaca jendelanya dan begitu kagetnya kami-aku dan pria di dalam mobil, Selama beberapa detik kami saling berpandangan sampai akhirnya aku memutuskan kontak mata yang telah kami buat

"Ayo pergi Grace, angkotnya udah dateng tuh" aku lalu menarik tangan Grace agar menjauh dari pria tersebut dan menyetop angkot yang sedang lewat

"Tunggu!!!" Teriak pria tersebut yang tak kuhiraukan sedikitpun teriakkannya

"Aduh Cha sakit tau tangan gue lagi ngapain sih lo ngehindar dari artis tadi? Lo gak liat apa dia ganteng binggow gitu, yaampun Cha di TV aja ganteng banget loh!!!" ucap Grace panjang lebar setelah kami sampai di depan pintu rumahku

"Nanti gue ceritain" aku lalu masuk kedalam rumah tak lupa aku mengucapkan salam dan di susul oleh Grace di belakangku

"Gue minta penjelasan dari lo Cha" Grace lalu duduk di tempat tidurku

"Iya iya" lalu aku menceritakan awal pertemuanku dengannya dan bagaimana caraku menceritakan kisah cintaku pada pria tersebut

"Dan lo gak tau Cha kalo dia artis?" Tanya Grace tak percaya yang hanya dibalas oleh anggukan kepalaku

"OMG!!! Are you kidding me? Apa lo gak punya TV ya di rumah?" tanyanya lagi lebih heboh dari sebelumnya

"Lebay banget sih lo Grace, apakah ada waktu buat gue nonton TV? Mendingan gue baca buku di perpus" aku lalu mengambil salah satu novel kesukaanku

"Yah Cha jangan baca dong gue mau cerita nih sama lo"

"Mau cerita apa sih sahabat gue ini?" Tanyaku sambil tersenyum lalu menutup novel yang sedang kubaca

"Tentang Reza Cha" jawabnya dengan muka yang serius

"Ngapain sih lo cerita-cerita tentang dia lagi? Gue udah bosen Grace denger namanya apalagi inget dia bakalan nikah sama Anna!!" Aku sudah kehabisan kesabaran sekarang tidak peduli lagi dia sahabatku atau bukan, aku lalu meninggalkannya sendiri dikamarku

"Tunggu Cha, bukan maksud gue ngungkit-ngungkit itu sama lo, tapi ini untuk kebaikan lo juga" ia mencoba menjelaskan kepadaku dari balik kamar tamu yang kutempati sekarang

"Apa?" Jawabku dari dalam

"Mereka udah nikah 2 hari yang lalu dan sekarang mereka udah menetap di Amerika" Aku membukakan pintu kamar tamu dan langsung memeluk sahabatku satu-satunya dengan sayang

"Maaf" lirihku dalam pelukannya

"Gue cuma gak mau lo sakit hati Cha ngarepin dia lagi, sekarang lo harus move on Cha, lo harus kuat" ucapnya sambil memelukkublebih erat lagi

"Iya Grace lo emang sahabat terbaik gue, makasih ya Grace" lalu kami masuk ke dalam kamar

"Udah ya jangan nangis lagi, eh btw kali aja si Adit bisa lo deketin" huh dia kembali ke sifat aslinya lagi

"Adit siapa?" Tanyaku

"Artis yang lo peluk di taman waktu itu Cha"

"Oh itu? Enggak ah gue gak mau sama artis"

"Di coba dulu bisa kali Cha" godanya padaku

"Emang lu kira apaan di coba-coba? Mending dia mau sama gue" jawabku sambil membaca novel yang tadi kuambil

"Yakali aja Cha walaupun dia artis yang baik banget kayaknya gak bakalan mau juga deh meluk-meluk cewe yang baru dia kenal" ia mulai mempromosikan si Adit pria yang baru kuetahui namanya 5 menit yang lalu

Iya juga sih ya... mana mungkin dia mau meluk perempuan yang baru dikenal, ah gak tau juga deh lagi, siapa peduli?

"Ngomong-ngomong, mama sama papa lo dimana?" Tanya Grace

"Papa lagi ada dinas diluar kota, biasalah emak gue nemenin gitu" jawabmu sambil membalik halaman terakhir novel yang sedang kubaca

"Pantesan lo jejeritan dari tadi gak ada yang ngomel" jawabnya santai

"Aaa..." aku lalu menghapus air mata yang turun di sudut mataku

"Lah? Kok nangis lagi sih? Gue salah ngomong yaa?" Tanyanya panik

"Enggakk, ini novel yang gue baca bagus banget sumpah, aaa romantis banget sih cowonya" jawabku sambil terus menghapus air mata yang terus keluar dari sudut mataku

"Yaelah gitu doang aja tersentuh lo, udah tidur ah gue ngantuk udah jam 11 malem tuh besokkan kerja ntar kesiangan lagi" ia lalu mematikan lampu dan tertidur di sampingku

"Iya iya" aku lalu menyusulnya ke alam mimpi

Semoga mimpi indah ya... Adit...

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang