Delapan belas

4.5K 201 1
                                    

Adit mengajak Carissa pergi ke restoran tempat biasa mereka bertemu, ia sengaja memilih tempat yang sepi agar kalau Carissa berbuat sesuatu yang tidak diinginkan, setidaknya tidak akan mengganggu pengunjung yang lain

"Aku mau ngomong serius Cha sama kamu" Adit menatap mata hitam Carissa dengan pandangan meminta maaf

"Ngomong aja kali emangnya kenapa?" Tanya Carissa sambil tersenyum lebar lalu menggenggam tangan Adit dan mengelusnya pelan

"Ini tentang kita Cha" Ucap Adit pelan tetapi masih bisa di dengar oleh Carissa

"Kita kenapa?" Tanya Carissa bingung dan sudah terpancing sedikit emosinya

"Aku mau..."

"Jangan bilang kalo kamu mau mutusin aku" ucap Carissa akhirnya karena tidak sabaran apa yang akan Adit ucapkan kepadanya

"Iya Cha maafin aku, kita udah gak bisa ngelanjutin ini semua karena aku udah di jodohin sama perempuan lain" Adit merasa bersalah karena sudah membuat perempuan yang di cintainya sakit hati

"Aku gak mau!!! Enak banget kamu yaa udah bikin aku jatuh cinta sama kamu dan kamu dengan seenaknya ninggalin aku" marah Carissa dengan mata yang sudah berkaca kaca

"Aku minta maaf Cha, aku udah menolak sebisa aku tapi papa gak bisa di bantah Cha" Adit menundukkan kepalanya tanda menyesal sudah memberitahukan ini semua kepada Carissa

"Kapan kamu akan menikah dengannya?" Tanya Carissa dingin tanpa menatap kearah Adit dengan mata sudah berlinangan air mata

"2 bulan lagi" jawab Adit tak yakin

"Kamu cinta sama dia?" Tanyanya lagi dengan pandangan lurus kedepan

"Percaya sama aku kalo aku gak akan jatuh cinta sama perempuan itu" Adit mencoba menggenggam tangan Carissa tetapi langsung di tepis kasar oleh Carissa

"Aku gak peduli, aku mau pulang" Carissa lalu mengambil clutchnya dan pergi meninggalkan Adit sendirian di restoran

"Tunggu Cha" Adit mencoba mengejar Carissa tetapi langsung terhenti karena Carissa sudah pergi jauh menggunakan taksi yang di berhentikannya tadi

***

"Kamu suka yang mana?" Tanya bunda kepada Ara yang sedang mencoba beberapa gaun di toko

"Aku suka yang itu" tunjuk Ara kepada manekin yang menggunakan gaun pink panjang yang di bawahnya di buat mengembang dan atasannya tanpa lengan dengan bunga di tengah dada tetapi masih terlihat sopan

"Bunda juga suka yang itu, sip kita ambil yang itu" putus bunda langsung kepada penjaga yang berjaga di ruang ganti

"Baik bu" penjaga itu langsung keluar dengan gaun yang sudah ia lepaskan dari manekin

"Duh Aditnya mana nih?" Tanya mama yang sudah mulai cemas karena anaknya belum juga datang

"Masih di jalan kali ma" Ara mencoba menenangkan dengan mengelus bahunya pelan

"Kak! Rena mau yang itu" tunjuk Rena kepada gaun pink selutut yang sebenarnya juga kusukai itu

"Tapi itu untuk orang dewasa Re" Ara mencoba memberi pengertian kepada Rena

"Tapi Rena mau kakak" rengek Rena sambil menggoyang goyangkan tangan Ara

Ara menghela napasnya "Besok mau gak kakak ajak kamu beli gaun yang kaya gitu?" Tawar Ara sambil berjongkok menyamai tingginya dengan adik kecilnya itu

"Iyaaa, makasih ya kak" ucap Rena ceria sambil memeluk leher Ara

"Hay hay sorry yaa Caca telat" Caca lalu masuk ke dalam ruang ganti dan mencium pipi bunda dan setelahnya menghampiri Rena dan memeluknya

"Sana gih kamu cobain bajunya minta ke mba mba yang di depan Ca" Caca lalu menganggukan kepalanya dan berlari keluar ruangan untuk mengambil gaun yang di tunjukkan bunda

"Sahabatnya Ara itu, dia udah biasa keluar masuk rumah dan aku sudah menganggapnya seperti anak sendiri" bunda mencoba menjelaskan kepada mama walaupun mama tidak minta di jelaskan

Mama menganggukan kepalanya dan tersenyum lebar kearah bunda

***

Adit langsung melajukan mobilnya seperti orang kesetanan mengarah kerumahnya. Tanpa memperdulikan klakson mobil di belakangnya dan lampu lalu lintas, ia langsung menerobos jalanan yang lumayan lengang sore itu.

Setelah sampai di rumah, ia masih menunjukkan muka marahnya dan langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu seperti yang sudah biasa ia lakukan

Ia melangkahkan kaki menuju taman belakang rumah yang menjadi tempat favorit papa menghabiskan waktu sorenya

Disana ternyata terdapat Hendra, papa Adit sedang membaca koran sorenya. Tanpa memperdulikan Adit yang makin mendekat kearahnya, ia terus membaca korannya.

"Pa, Adit mau bicara" ucap Adit yang dalam suaranya masih terkandung kemarahan

"Apa?" Tanya Hendra masih tenang

"Adit menolak perjodohan itu" Adit menatap mata Hendra dingin

"Tidak bisa!! Atau papa akan mempercepat pernikahan kamu jadi 1 bulan lagi!!" jawab Hendra sangat tenang

Adit memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya sampai memperlihatkan buku buku tangannya yang mulai memutih. Ia lalu keluar dari taman tanpa sepatah katapun keluar dari bibirnya

***

'Undangan?'

'Check'

'Gedung?'

'Check'

'Tamu undangan?'

'Check'

'Makanan? Minuman?'

'Check'

"Udah semuanya kan Ra?" Tanya Caca sambil melihat list apa saja yang harus di persiapkan

"Gue rasa sih udahan, tinggal acaranya doang" jawabku lalu melangkah ke arah ranjang dan duduk bersila di atasnya

"Ciye banget ya lo Ra, gue juga mau tauuu nanti gue minta cariin ah sama tante Lena" ucap Caca sambil mengikat rambutnya asal

"Yayaya nanti gue kasih tau bunda kalo lo mau cowok nyebelin yang kaya dia juga, atau lo aja yang nikah sama dia" Ara tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi rapinya dengan mata yang bersinar

Pletak! Satu jitakan mendarat di kepala Ara dengan suksesnya ia lalu mengelus kepalanya pelan "Sakit tau Ca, elo mah gak bisa di ajak bercanda ih"

"Abisnya elo senyum lebar terus mata lo kaya bersinar gitu kayaknya lo gak suka ya Ra sama dia?" Tanya Caca yang sedikit curiga kearah Ara

Aku memutar bola mataku bosan "Harus berapa kali gue bilang sama lo kalo gue sayang sama dia Ca" ucap Ara akhirnya dengan terpaksa

"Iya deh iya percaya udah gih tidur gue mau keluar dulu bentar" Ara langsung menganggukan kearah Caca, setelah mendapat persetujuan ia akhirnya keluar kamar dan menuju entah kemana

¥¥¥¥¥¥¥¥

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Terimakasih

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang