Enam belas - Kencan?

5.4K 216 2
                                    


Aku langsung memantapkan hatiku dan membuka pintu kamarku lalu aku langsung turun ke bawah untuk melihat seperti apa pria yang ingin di jodohkan denganku

"Hai" sapanya datar

"Emh... hai?" Jawabku kikuk seperti bertanya kepadanya

"Udah udah sana gih jalan keburu malem nanti" bunda sepertinya merasakan kecanggungan itu dan langsung membuat suasana lebih tenang

"Yaudah kalo gitu kami pergi dulu ya tante om Assalamualaikum" pamitnya lalu mencium punggung tangan kedua orang tuaku dan langsung keluar rumah

"Ayah bunda, Ara jalan dulu yaa Assalamualaikum" aku mencium punggung tangan kedua orang tuaku dan pamit menyusulnya di luar

***

"Tan kayaknya Caca kurang yakin sama hubungan mereka" Caca duduk di ruang tamu dengan muka lelah yang langsung diikuti dengan Rena. Setelah Marvin kembali ke ruang kerjanya Caca langsung menyatakan keluh kesahnya kepada Lena, bunda Ara

"Lihat saja nanti, tante berharapnya sih mereka bisa lanjut sampai pelaminan, tapi semuanya ada di tangan mereka" Lenapun sama lelahnya dengan Caca. Walaupun Ara dan Adit baru bertemu sekali tetapi sepertinya sudah bisa disimpulkan bahwa mereka tidak mengalami kecocokan

***

Didalam mobil terdapat kecanggungan yang begitu kentara dengan sangat jelas. Walau begitu keduanya tidak ada niatan untuk memulai percakapan dan sangat menikmati kecanggungan yang diciptakan mereka berdua

Saat sampai di restoranpun, setelah Adit membukakan pintu mobil untuk Ara tidak ada kata yang diucapkan oleh keduanya setelah Ara mengucapkan terimakasih

Merekapun jalan bersisihan seperti mereka berdua tidak memiliki hubungan yang spesial walaupun terpaksa. Sampai di depan resepsionispun, Adit langsung masuk ke dalam restoran tanpa memperdulikan Ara yang sedang berbicara dengan resepsionis

"Gue menawarkan tawaran yang sangat menguntungkan untuk kita berdua, gue diuntungkan dan elo juga diuntungkan" Adit mencoba membuka pembicaraan setelah Ara duduk di tempat yang sudah ia pilihkan untuk mereka berdua. Karena tidak ada jawaban dari Ara, iapun melanjutkan lagi maksud dari kalimatnya barusan

"Ya, kita akan tetap menikah tetapi diantara lo dan gue gak ada hubungan fisik kecuali kalau orang tua kita ngeliat, Ada yang mau di tambahkan?" Adit melanjutkan kalimatnya dengan sangat lantang

Ara menjawabnya dengan gelengan kepala tanda tak ada yang perlu ia tambahkan toh dia tak tau harus menambahkan apa

"Good, dan gue minta satu hal bahwa diantara kita berdua gak boleh ada yang ikut campur masalah satu sama lain" tambah Adit lagi dengan suara yang sangat datar

Ara hanya mengangguk mengiyakan tanpa adanya bantahan dari mulutnya

Tak lama setelah itu makanan yang sudah Ara pesankan untuk mereka berdua telah sampai ke atas meja makan dan mereka makan dalam diam tanpa ada yang berniat untuk berbicara

"Gue cuma ngingetin kalo sekarang ini gue udah punya pacar dan gue sangat mencintainya, jadi jangan berharap gue bakal cinta sama lo" peringat Adit dan langsung disambut Ara dengan anggukan tanda setuju dan ia dalam hati akan berjanji tidak akan jatuh cinta kepada pria menyebalkan disebelahnya ini

Setelah membayar semua pesanannya, mereka lalu keluar dari restoran dengan sikap dan perilaku seperti pertama datang kesana, sama sama menjauh dan tak memperlihatkan bahwa mereka memiliki ikatan

Didalam mobil tak ada percakapan yang sengaja mereka buat sampai Ara memberanikan diri untuk bertanya kepada Adit

"Mulai kapan kita akan menjalankan peran yang sudah kau buat?" Ara mengatakannya lurus tanpa menoleh sedikitpun ke samping

"Mulai sekarang, dan kalo didepan mereka semua lo bisa panggil gue honey, sayang, atau apapun yang lo mau" jawabnya datar seperti tadi tak seperti kalimatnya barusan apa dia bilang? Honey? Sayang?

Tanpa bisa di cegah, Ara mengulaskan senyum tipis yang tak terlihat oleh Adit

"Sorry tadi gue typo, lo manggil gue nama aja" ralatnya dengan muka bingung salah tingkah

"Terimakasih ya kamu udah mau nganterin aku pulang, mau masuk dulu?" Tawar Ara sebelum turun dari mobil

"Gak usah, cepetan turun gue mau jalan lagi" ucap Adit dengan nada dingin yang kentara

Karena mendapatkan sindirian yang terang terangan dari mulut Adit akhirnya Ara langsung turun dari mobil dan setelah menutup pintu mobil langsung melesat dengan kecepatan tinggi

Di dalam rumah sudah terdapat muka muka ingin tahu ciri khas ayah bunda dan juga sahabatku Caca. Setelah menatap mereka sekilas aku langsung melangkahkan kakiku naik ke atas tanpa memperdulikan tatapan ingin tahu dari mereka semua.

Tak lama setelah aku mengganti baju dan merebahkan diriku di kasur, Caca masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu karena itu sudah menjadi kebiasaan kami

"Ada yang salah ya sama acara nge date lo sama dia?" tanya Caca lalu duduk di pinggir ranjang

"Gak ada yang salah kok dia baik banget malahan sama gue, kayaknya gue udah jatuh cinta deh sama dia" ucap Ara yang mukanya dibuat seceria mungkin agar tak ketahuan kalau dia sedang berbohong. Caca menyelidiki mukaku apakah aku sedang berbohong dan ternyata aku lolos dari tatapannya itu

Caca menghela napas "Yaudah kalo lo bahagia sama dia, gue juga bakalan ikut bahagia" ia berbaring di samping Ara dan mereka berdua langsung terlelap dan masuk ke alam mimpi

¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Terimakasih~~~~~~

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang