Dua puluh empat

7.1K 243 3
                                    

Makin hari hubungan antara Adit dan Ara makin membaik. Walaupun rencana liburan mereka di undur karena Adit sedang ujian di kampusnya, tetapi itu tak menghalangi Ara untuk saling mendekatkan dirinya kepada Adit

"Gue jalan ke kampus dulu ya" Adit memakai jaketnya dan berjalan mendekati Ara

"Iya, hati hati yaa" Ara lalu mencium punggung tangan Adit dan mengantarkannya sampai depan pintu rumah

"Gue mungkin pulangnya agak malem, jadi lo gak perlu nunggu gue" ucap Adit setelah masuk ke dalam mobil

"Iyaa. Udah sana jalan nanti telat" Ara lalu melambaikan tangannya dan tersenyum manis sampai mobil Adit benar benar menghilang dari pandangannya

***

Sebenarnya Adit berbohong kalau seminggu ini dia ada ujian dikampusnya. Ia sengaja menunda waktu liburan mereka karena ia belum bisa menerima Ara seutuhnya. Ia tidak ingin merusak perempuan itu. Karena bisa saja sewaktu waktu mereka berpisah dan Ara terlalu baik untuk dirusak begitu saja oleh Adit

Adit melajukan mobilnya ke rumah Carissa, sepertinya ia sudah harus menyudahi hubungannya dengan Carissa. Karena ia merasa hubungan mereka sudah tidak baik. Ia sudah memiliki istri dan tidak seharusnya ia menyakiti hati istrinya

Setelah agak jauh dari rumahnya, Adit memberhentikan mobilnya sebentar dan mengirimkan pesan kepada Carissa

From : Adit
To : Carissa
Aku main kerumahmu yaa?
Send!!!

Tak lama kemudian ada telepon yang masuk ke handphone Adit. Setelah melihat siapa yang menelepon, Adit langsung mengangkatnya

"Hal..."

"Dit kamu jangan kerumah aku, sekarang aku tinggal di apartemen nanti aku smsin alamatnya yaa" sebelum Adit menjawab Carissa sudah mematikan sambungan teleponnya

'Gimana caranya gue mau mutusin dia' Adit mengacak rambutnya frustasi dan langsung melajukan mobilnya kembali setelah mendapat sms dari Carissa yang berisi alamat apartemen barunya

***

Ara sedang mencari resep baru untuk ia coba dirumah. Ia ingin membuat masakan baru yang bisa membuat Adit senang. Setelah menelepon mama, ia langsung mencari resepnya di internet.

Ia lalu mengumpulkan bahan bahan yang ingin ia gunakan untuk membuat bolu coklat. Setelah semua bahan terkumpul ia langsung mencampurnya menjadi satu dan mengaduknya menggunakan mixer. Setelah adonan dirasa sudah cukup halus dan kental, ia langsung menuangkannya kedalam loyang dan memasukkannya ke dalam oven

Setelah 30 menit ia langsung mengambilnya dari oven dan menaruhnya di piring. Ia memotong bolunya sedikit dan mencicipinya

Ia membulatkan matanya tak percaya "Enak"

Sebelum ia menghabiskan kue untuk dirinya sendiri, ia memasukkan kue ke dalam kulkas. Setelah Adit pulang nanti, ia baru akan mengeluarkan kuenya dari dalam kulkas

***

Adit berjalan dengan langkah gontai sambil memasuki gedung apartemen milik Carissa. 'Sejak kapan Carissa tinggal disini? Kayaknya gue gak lama deh ninggalin dia' batinnya lalu ia melangkah masuk ke dalam lift setelah pintu lift terbuka

Ia langsung menekan angka 5 dan menyenderkan tubuhnya. Setelah bunyi Ting!!! terdengar dan pintu terbuka, ia keluar dari lift dan membelokkan tubuhnya ke arah kiri

Setelah menemukan di mana Carissa tinggal, ia langsung menekan bel dan menunggu beberapa saat. Tak lama kemudian, Carissa membukakan pintu apartemennya

"Hai sayang, ayo masuk" Carissa tersenyum lebar ke arah Adit dan mendorong tubuh Adit untuk masuk kedalam apartemennya

"Sejak kapan kamu tinggal disini?" Tanya Adit sambil berjalan kearah sofa dan langsung duduk diatasnya

"Baru 2 hari yang lalu" Carissa ikut duduk disamping Adit dan merangkul lengannya

"Kamu kok tumben sih kaya gini sama aku hmm?" Adit mengelus pipi Carissa sayang

"Emang gak boleh ya kalo aku kangen kamu" Carissa melepas rangkulannya dan membuang muka ke arah lain

"Boleh dong sayang tapi tumben aja gitu ada apa sih?" Adit mencoba merangkul pundak Carissa namun segera di tepis olehnya

"Aku mau kamu nikahin aku" Carissa menatap mata Adit serius

"Gimana caranya sayang? Kamu kan tau kalo aku udah punya istri" tiba tiba saja Adit teringat oleh sosok manis istrinya dirumah ia lalu berdiri dan bersiap siap untuk pulang dari apartemen Carissa

"Aku rela kok jadi yang kedua asalkan kamu tetep sama aku" Adit memberhentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Carissa. Adit memegang kedua pipi Carissa

"Aku gak bakal tega kalo aku jadiin kamu yang kedua sayang. Tolong mengerti, sekarang kita jalani seperti ini dulu ya?" Adit mengelus pipi Carissa dan mengecup dahinya lembut

"Tapi..." Adit membungkam mulut Carissa dengan telunjuknya dan langsung membawa Carissa kedalam pelukannya

"Aku ngerti kamu gak bakal mau jalanin hubungan kaya gini akupun begitu, tapi sekarang kita harus sama sama ngerti kalo kita emang seharusnya gak kaya gini. Jadi aku mohon kamu jangan minta status yang pasti kalo masih mau jadi pacar aku" Adit masih memeluk Carissa erat. Setelah Carissa mendengar ucapan terakhir Adit, matanya langsung membulat sempurna dan memerah menahan tangis

"Kamu jahat tau gak! Aku ngerti emang seharusnya kita gak begini! Aku kaya gini karena perempuan itu! Kamu tau? Aku benci tau gak sama dia! Kenapa dia bisa dengan mudahnya jadi istri kamu, sedangkan aku? Aku lebih dulu ketemu orang tua kamu dan mereka langsung nolak aku tanpa tau aku kaya gimana" teriak Carissa sambil sesekali memukul punggung Adit

"Kalo kamu udah gak suka sama hubungan kita lebih baik kita gak usah sama sama lagi" ucap Adit sepelan mungkin tetapi masih bisa didengar oleh Carissa

Carissa melepaskan pelukan Adit dari pinggangnya dan melangkah menjauhi Adit

"Oh jadi ini maksud kamu ngomong kaya gitu tadi? Kenapa? Kamu udah seneng sama dia? Bahagia sama dia? Dia udah ngasih apa aja ke kamu? Kalo kamu mau Dit, aku juga bisa ngasih sesuatu buat kamu lebih dari dia!" Kali ini tangis Carissa benar benar pecah, ia sudah tak tahan menahan kesedihannya selama ini. Ia sengaja pindah ke apartemen agar orang tuanya tidak melihat tangisnya setiap hari

"Bukan gitu maksud aku sayang, aku ngerasa emang udah seharusnya kita gak kaya gini, kamu juga berhak bahagia Cha, aku gak mau kamu kaya gini terus karena aku sayang sama kamu" Adit mencoba mendekati Carissa dan memeluknya erat(lagi)

"Tapi kalo bahagiaku sama kamu gimana? Apa kamu bisa ngerubah semuanya? Jadiin aku yang pertama dan spesial buat kamu!" Carissa masih terus menangis dipelukan Adit

"Kita gak bisa sama sama lagi Cha, aku mohon kamu ngerti. Aku tau ini egois banget buat kamu. Tapi mungkin ini yang terbaik buat kita. Buat kamu, buat aku, buat semuanya Cha"

"Itu gak terbaik buat aku! Mungkin itu terbaiknya buat kamu sama perempuan itu! Kalo itu mau kamu, oke aku terima tapi kalo sesuatu terjadi sama istri kamu, itu semua perbuatan aku!!!" Carissa lalu membuka pintu apartemennya lebar lebar menyuruh Adit keluar dari apartemennya

"Maafin aku yaa. Tapi yang harus kamu tau, aku akan selalu sayang sama kamu" Adit mengelus rambut Carissa pelan dan mencium keningnya lama. Carissa mencoba menikmati saat saat bahagianya bersama Adit, walaupun cuma sebentar, ia akan menghargai semuanya. Setelah beberapa menit Adit pamit kepada Carissa dan langsung pulang dari apartemen Carissa

ΠΠΠΠΠ

Hai hai...

Maaf yaa updatenya lama

Karena jadwal disekolah udah mulai padet,-

Tapi aku bakal usahain buat update kok ^_^

Mungkin sekarang aku bakal update di hari sabtu atau minggu

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Terimakasih;););)

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang