Dua puluh tujuh

9K 271 3
                                    

Carissa kecewa...

Bisa bisanya Adit memutuskan hubungan mereka dengan sepihak. Tanpa memikirkan perasaannya. Hatinya yang hancur. Adit tidak memikirkannya. Adit hanya memikirkan perasaan istrinya, bukan dirinya. Bagaimana ia bisa bertahan menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka, Adit tidak memikirkannya

"Aku benci kamu dit!! Benciii!!" Carissa melemparkan semua barang barang yang bisa dijangkau oleh tangannya. Ia lalu menangis sesenggukan dan mengacak rambutnya putus asa

"Harusnya kamu gak ada waktu itu! Waktu aku lagi butuh seseorang" ia masih terus meracau tak jelas

"Aku gak bisa hidup tanpa kamu!! Aku benci sama istri kamu!! Bisa bisanya dia bahagia di atas penderitaan aku" racaunya

"Pokoknya gimanapun caranya aku harus ngerebut kamu dari perempuan itu!!" ia mengeluarkan cengiran jahatnya dan langsung menghapus sisa sisa air mata yang masih tersisa di wajah cantiknya

***
"Ra kamu disuruh kerumah tuh sama mama katanya dia kangen" Adit menghampiri Ara lalu duduk disampingnya

"Iya, tapi kesananya sama kamu ya?" Ara tersenyum manis kearah Adit

"Iya sayanggg" Adit menggesekkan kedua hidung mereka berdua dan langsung mengundang tawa dari Ara

"Kita gak jadi liburan kan?" Tanya Ara memastikan. Ia sangat tidak setuju dengan rencana liburan yang dibuat oleh mama dan mama mertuanya karena itu terlalu menghambur hamburkan uang, menurutnya

"Nanti kita tanya aja sama mama, udah sana gih siap siap aku mau manasin mobil dulu" Adit lalu meninggalkan Ara di taman belakang dan berlalu ke garasi

'Aku mohon aku bisa menikmati kebersamaan kita lebih lama lagi ya dit' batin Ara. Ia lalu melangkahkan kakinya ke arah tangga dan langsung menaikinya dan masuk kedalam kamar tercintanya

Sebelum kerumah Nia, Ara meminta kepada Adit untuk mampir sebentar ke toko buah, ia ingin memberikan mama mertuanya oleh oleh

"Udah jangan banyak banyak yang, nanti gak ada yang makan" nasihat Adit ketika Ara masih terus memasukkan beberapa macam buah kedalam keranjang yang akan dibuat menjadi parcel

"Iya iya ini udah kok" tetapi Ara masih terus saja memasukkan beberapa buah lagi

'Udah udah tapi masih dimasukin, gimana sih' batin Adit agak sebal

"Nah udah, ayo ke kasir" Ara menggandeng lengan Adit untuk berjalan ke kasir berdampingan

"Ini mas Adit yaa?" Tanya mba kasir kepada Adit malu malu

"Eh? Iyaa kenapa ya mba?" Tanya Adit ramah kepada mba kasir tersebut

"Saya fans beratnya mas loh, tiap mas ada di tipi saya nonton terus" ucapnya sumringah "Tapi sekarang masnya jarang di tipi" tambahnya lagi kali ini wajahnya mulai sendu

"Maaf ya mba sekarang soalnya saya mau menikmati waktu saya berdua istri" Adit merangkul pinggang Ara erat dan mengecup pipinya singat. Kelakuannya tersebut membuat mba kasir di depannya meleleh

"Yaampun coba suami gue kaya dia" teriak mba itu histeris dan hanya di balas senyuman oleh Adit

Ara yang sudah risih melihat tingkah suaminya dan mba yang mengaku sebagai fans Adit langsung memutuskan pembicaraan Adit dan orang tersebut

"Jadinya berapa mba?" Ara tersenyum pura pura manis dan langsung membuat penjaga kasir tersebut malu

"Maaf ya mba, jadinya 350 ribu" Adit langsung memberikan uang cash dan memberikannya kepada penjaga kasir tersebut

"Makasih ya mba mas" Ara dan Adit mengangguk lalu keluar dari toko tersebut dengan tangan Adit yang menempel erat dipinggang Ara

***
"Assalamualaikum" ucap Adit setelah membuka pintu rumah dan masuk kedalam bersama Ara disampingnya

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang