Dua puluh dua

6.7K 272 4
                                    

Karena hari sudah mulai sore, Ara memutuskan untuk kembali pulang kerumahnya. Setelah berpamitan dengan bunda dan mas Ezra, Ara langsung melajukan mobilnya menjauhi rumah orang tuanya

Jalanan yang Ara lewati pada saat itu lumayan lancar, jadi kurang dari 1 jam Ara sudah bisa sampai dirumah. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, ia langsung masuk kedalam rumah dengan kunci yang ia miliki. Ia langsung melangkahkan kakinya naik kelantai atas.

Karena kamar Ara dan Adit hanya dibatasi oleh sekat transparan, Ara bisa melihat Adit yang sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya, tanpa bertanya sepatah katapun, Ara langsung melepaskan heels yang ia kenakan dan masuk ke dalam walk in closet

Setelah mandi dan berganti pakaian, Ara langsung mendudukan tubuhnya di ranjangnya. Sebuah suara mengganggu lamunan indahnya

"Abis dari mana aja lo?" Tanya Adit tanpa mengalihkan perhatian dari laptopnya

"Bukan urusan kamu kan" jawab Ara sekenanya mengulang jawaban Adit tadi pagi yang menjawab pertanyaan Ara dengan seenaknya

"Sekarang udah berani ngelawan ya lo" geram Adit yang sudah mulai tidak fokus dengan laptopnya tetapi masih tetap diam di tempatnya

"Lah kamunya aja gak mau jujur ke aku tadi pagi kemana, jadi ngapain aku ngomong ke kamu kalo aku pergi kemana" jawab Ara sengaja di buat buat menyebalkan agar Adit marah padanya

"Terserah lo deh" Adit akhirnya melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi

"Iya deh iya aku tadi ke rumah bunda abisnya kangen sama mas Ezra" Ara akhirnya mengalah dengan sikap Adit yang egois

"Gue gak peduli" jawab Adit dengan suara yang di buat buat tidak peduli

"Yaudah kalo gak peduli tadi ngapain nanya?" Tanya Ara yang sengaja meledek Adit

"Terserah gue dong mau nanya apaan" jawab Adit gelagapan dan salah tingkah

Dalam hati Ara tersenyum senang dengan sikap Adit yang sudah lumayan berubah terhadapnya, tidak dingin seperti pertama mereka bertemu dulu

"Aku mau masak makan malem, kamu mau makan apa?" Tanya Ara lembut dan tersenyum lebar walaupun Adit tidak melihat kearahnya

"Terserah lo" jawab Adit yang masih kentara nada sebal dalam suaranya

"Aku bikinin sop ayam aja ya?" Tanya Ara sambil berdiri menghadap Adit

"Hm..." jawab Adit tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop

Ketika Ara sedang memotong beberapa potong daging ayam, Adit turun kebawah dan langsung masuk ke dapur. Tanpa memperdulikan Ara yang sedang sibuk, Adit langsung memeluk pinggang Ara dan menyembunyikan wajahnya di leher Ara

Ara yang kaget dengan sikap Adit langsung mengenggang karena ini pertama kalinya ia begitu dekat dengan seorang pria lain selain ayah dan kakak laki lakinya

Ketika Ara ingin mengucapkan sesuatu sudah di potong oleh Adit

"Biarin kaya gini dulu" Adit merapatkan tubuhnya ke arah Ara

"Kamu kenapa? Sakit?" Ucap Ara khawatir lalu mecoba berbalik ke arah Adit lalu memegang dahi Adit dengan punggung tangannya

"Enggak gue gak papa" Adit mencoba menepis tangan Ara

"Yaudah kalo gak papa sana gih duduk aja di meja makan aku mau bikin sopnya dulu, kalo kamu gangguin aku nanti gak mateng mateng masakannya" Ara memegang pipi Adit sambil tersenyum dan mengelusnya pelan. Seperti anak kecil yang menuruti perintah ibunya, Adit langsung mengangguk dan melepaskan pelukannya di pinggang Ara lalu duduk di meja makan dan menunggu Ara selesai memasak

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Ara selesai memasak dan langsung menyajikannya di meja makan

"Makanannya udah siap" Ara tersenyum lebar sambil membawa nampan berisi dua buah mangkuk yang berisi sop ayam ke arah Adit. Setelah menaruhnya di atas meja, Adit langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahap

"Enak" ucap Adit jujur memuji ke arah Ara

"Makasih" Ara tersenyum lebar kearah Adit dan langsung di balas dengan senyum tipis oleh Adit

'Aku seneng bisa buat kamu senyum walaupun cuma sedikit' ucap Ara dalam hati lalu mengambil sendoknya dan memakan makanannya

"Abis makan gue tunggu lo di mushola belakang kita sholat maghribnya berjamaah" setelah menyelesaikan makannya Adit langsung pergi ke taman belakang yang langsung menghubungkannya dengan mushola

Dengan cepat Ara langsung mencuci piring dan merapikan meja makan, setelah itu langsung bergegas pergi ke mushola

Selesai sholat berjamaah, Ara langsung melipat mukena dan berdiri lalu pergi meninggalkan Adit yang sedang membaca Al Qur'an

***

Tanpa Ara sadari ia mulai bisa menerima kehadiran Adit dihidupnya. Walaupun Adit masih sedikit membencinya tapi ia yakin bahwa suatu hari nanti ia bisa membuat Adit jatuh cinta kepadanya

Karena belum mengantuk Ara memutuskan untuk pergi ke balkon kamar sambil melihat pemandangan taman dan kolam renang di depan balkonnya

Tanpa ia sadari ada seseorang yang juga sedang melihat ke arah kolam renang di bawah sana

"Ngapain lo masih disini?" Tanya Adit sewot

"Kamu ngapain disini?" Tanya Ara bali

"Ya terserah gue lah balkon balkon gue" jawab Adit kesal

"Ya terserah aku lah balkon balkon aku" jawab Ara mengulang pernyataan Adit sebelumnya

"Bodo" Adit mulai terpancing emosinya

"Gue mau ngasih tau sesuatu hal sama lo" ucap Adit serius tanpa mengalihkan perhatiannya dari kolam renang di bawahnya

"Apa?" Tanya Ara yang juga tidak mengalihkan perhatiannya dari objek di bawah

"Gue punya pacar" aku Adit jujur kepada Ara yang langsung membuat perasaan Ara jadi campur aduk, antara sedih dan juga sakit hati bergabung menjadi satu

"Yaudah gapapa lagian aku juga gak ada perasaan sama kamu" jawab Ara yang suaranya sudah mulai bergetar karena menahan tangis

"Bagus deh kalo gitu! Gue cuma peringatin lo satu hal" Adit sekarang melihat kearah Ara dan dengan cepat cepat Ara membalikan badannya membelakangi Adit

"Apa?" Jawab Ara

"Jangan pernah jatuh cinta sama gue" setelah itu Adit memutar badannya ingin meninggalkan Ara masuk ke kamarnya

"Kalo aku bisa bikin kamu jatuh cinta sama aku gimana?" Tantang Ara kepada Adit yang sebenarnya di tunjukkan untuk dirinya sendiri

"Lo.Gak.Bakal.Bisa!" Adit lalu benar benar pergi meninggalkan Ara masuk ke dalam kamarnya

Saat itu juga Ara menangis tanpa suara di balkonnya. Ia sangat kecewa dengan apa yang barusan di ucapkan oleh Adit. Ia tidak menyangka Adit tidak ingin memberikan kesempatan sedikitpun untuknya. Padahal tanpa dimintapun ia akan mencoba membuat Adit jatuh cinta kepadanya. Ia tak menyangka... Seberapa besarkah peran wanita itu untuk Adit?

Ara masuk kedalam kamar dengan langkah yang gontai sambil sesekali menyeka air matanya yang terus menerus keluar dari matanya. Dengan perlahan ia membaringkan tubuhnya di ranjang dan langsung tertidur

Tanpa Ara sadari ia sudah terlalu dalam mencintai Adit

ΠΠΠΠΠΠ

Hai hai...

Makasih ya yang udah mau baca dan vote ceritaku

Maaf kalo updatenya lama soalnya belom dapet inspirasi kemaren

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Terimakasih ;););)

Love me, please!!! (Sedang Ingin Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang