part 1

2.8K 79 2
                                    

"Joooddhhaaaa... Kamu dipanggil ke ruangan CEO sekarang," suara cempreng Ruk menggema di ruangan divisi marketing. Jodha hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan Ruk ini, sudah biasa terjadi di divisi kami.

"Ada urusan apa dia memanggilku?" tanya Jodha pada Ruk tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar monitor.

"Entahlah, mungkin CEO tampan dan seksi itu tertarik padamu," Jodha mendelik ke arah Ruk.

"Aku akan kesana 10 menit lagi," ujar Jodha.

"Sekarang, Jodha!! Atau dia akan kemari dan menyeretmu ke ruangannya," sahut Ruk tegas. Jodha hanya mendengus kesal. Mau tak mau Jodha bangun dari duduk nyamannya dan menuju ke ruangan CEO itu. Sudah jadi rahasia umum kalau CEO kami yang tampan dan sexy itu adalah playboy, sering gonta ganti teman kencan. Dengan wajah yang tampan, dia bisa dengan mudah menjerat para wanita.

Dengan malas Jodha melangkahkan kakinya keruangan CEO itu. Namanya JALALUDDIN BASTIAN NASUTION. CEO dari perusahaan NASUTION AKBAR GRUP.

Tampan dan sexy itu yang selalu di bilang oleh rekan-rekan Jodha, ya memang Jodha akui wajahnya memang tampan seperti artis india yang bernama Rajat Tokas. Di usianya yang masih muda dia sukses menjadi pebisnis nomor 1 di Asia. Jangan tanya berapa banyak kekayaan dan asetnya, tak kan habis TUJUH TURUNAN, TUJUH TANJAKAN, TUJUH TIKUNGAN. Karena kekayaan dan ketampanannya itulah banyak wanita dengan senang hati menyerahkan diri pada Jalaluddin. Dan beberapa hari terakhir ini, ia mencoba mendekati Jodha. Huh... jangan harap aku bertekuk lutut di hadapannya, dasar playboy.

Jodha pun menghembuskan nafas kasarnya saat tiba di depan pintu ruangan sang CEO. Sekertarisnya bilang, Jodha bisa langsung masuk ke karena Mr. Jalaluddin sudah menunggu nya. Jodha pun mengetuk pintunya tapi tak ada respon. Lalu Jodha pun memutar knop pintu dan baru setengah terbuka pintunya, tangan Jodha pun langsung ditarik dan pintu pun ditutup secara kasar. Jodha rasakan tubuhnya terhempas di sofa yang empuk tak jauh dari pintu masuk. Tubuh tegap Jalaluddin pun sudah menghimpitnya. Jantung Jodha pun tiba-tiba berpacu dengan cepat.

"Anda mau apa, Sir??!!" teriak Jodha. Jalal menatap Jodha dengan seringainya yang sulit diartikan.. (*ini tanda bahaya Jodha, cepat berfikir caranya kabur dari sini," guman Jodha dalam hati).

"Kau sudah tau apa mauku," Jodha berusaha berontak saat Jalal menghimpitnya dan menghabiskan jarak antara kami.

"Sir!!! Stop it!! Lepaskan aku!!" Jodha berteriak sambil terus berusaha mendorong dada Jalal agar menjauh darinya.

" Jangan berteriak teriak, Sayang. Percuma saja ruangan ini kedap suara. Oh ya Tuhan, bagaimana bisa aku melewatkan bidadari cantik bekerja di kantorku," ujar Jalal sambil mengelus pipi kiri Jodha dengan tangan kanan nya. Jodha menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghindari sentuhan Jalal.

"Aku sangat menginginkanmu di ranjangku, Jodha," Jalal berbisik dengan suara berat dan sedikit serak membuat Jodha bergidik ngeri.

"In your dream Mr. JALALLUDDIN BASTIAN NASUTION!! Anda pikir, saya perempuan macam apa haa??!! Lepaskan!! Jangan harap Anda bisa menyentuh saya seenaknya!!" tubuh tegap Jalal yang atletis itu sangat kuat menghimpit jodha, membuat Jodha kesulitan melepaskan diri.

"Kau semakin cantik kalau marah seperti ini, Jodha. Terlihat lebih seksi dan membuatku semakin bergairah," Jalal mendekatkan wajahnya mencoba mencium Jodha. Wajahnya dikibaskan untuk menghindari wajah Jalal.

" Oh, please, Jodha. Aku sungguh sangat menginginkanmu. Apa yang harus aku lakukan agar kau bersedia menyerahkan tubuhmu padaku, Jodha? Perlukah aku memohon?" Jalal semakin nekat membenamkan wajahnya pada leher Jodha yang jenjang. Suaranya makin parau. Jodha makin bergidik mendengarnya dan makin kuat meronta (* Ini benar benar bahaya Jodha, cepat cari cara.* ujar jodha dalam hati nya)

Triiiiiinggg, suara ponsel Jalal menyelamatkan Jodha dari himpitan berbahaya tadi. Jalal memundurkan badannya dan mengambil ponsel dari saku jasnya.

"Yes, speaking... Man, ada sesuatu yg penting? Kau mengangguku. Aku sedang bercinta."

Kesempatan ini tak dilewatkan oleh Jodha untuk segera melarikan diri dari ruang atasannya itu. Dengan sekuat tenaga Jodha mendorong tubuh Jalal agar menjauh. Jalal yang terbelah konsentrasinya, mundur beberapa langkah karena dorongan Jodha. "Yes berhasil!!" pekik Jodha tertahan dan ia langsung lari ke arah pintu.

Sialnya, baru akan membuka pintu, Jalal sudah berhasil mencekal tangan Jodha.

"Talk to you later, Man," satu tangan Jalal mencekal Jodha dan satu tangan lainnya memasukan ponsel ke dalam sakunya.

"Kau, mau kemana Jodha sayang, ini belum selesai," ujar Jalal menyeringai.

"Lepaskan aku!! Atau..."

"Atau apa sayang?" Tanpa pikir panjang lagi Jodha segera menggigit lengan Jalal dan sedikit bonus tendangan di selangkangannya. Jalal pun meringis kesakitan. Kabuuurr. Jodha pun masih sempat mendengarkan Jalal mengumpat.

"Awwwhh.. Argghhh, sh*t! Sial kau, Jodha. Awas ya, aku akan segera menyeretmu ke dalam pelukanku," umpat Jalal menahan sakit.

BERSAMBUNG MAAF PART 1 NYA PENDEK .

HIMMEL HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang