Part 3

8.8K 334 3
                                    

Hari yang cerah ini mungkin akan terasa panjang untukku, hari ini akan ada banyak pekerjaan yang menantiku di kantor. Yah sangat banyak karena kemarin kutinggalkan untuk memjemput malaikat menyebalkan itu dan kutinggalkan lagi untuk menjadi pembantunya hari itu, dan semoga hari ini dia tak datang ke kantor.

Kulihat penampilanku saat ini tidak terlalu buruk, rambut pirangku ku biarkan tergerai dan sedikit ku poles wajahku menggunakan makeup senatural mungkin agar tidak terlihat pucat. Hh setidaknya hari ini harus terlihat lebih baik dari hari kemarin. Karena kurasa kemarin aku sangat berantakan. Saat kurasa penampilanku sudah sempurna kubergegas menuju mobil kesayanganku.

###

Pukul 8 pas kulihat mobil sedan putih telah datang aku tau itu punya atasanku. Kuliaht di berjalan memasuki lobby.

" apa jadwal saya hari ini"

" seperti apa yang ada di jadwal
pak, hari ini bapak ada metting dengan HARDIWIJAYA COMPANY jam 10"

" baiklah.. Antarkan beberapa berkas bahan metting ke ruangan saya sekarang"

" baik pak"

"Oh ya.. nanti jam 11 anak saya Demian akan datang tolong kamu suruh dia langsung tunggu di ruangan saya"

"Iya pak" ya Tuhan cukup pekerjaan ini yang membuatku capek hati capek pikiran jangan kau tambah dengan manusia setengah iblis seperti dia.

Kuambil berkas bahan meeting hari ini di ruanganku dan ku bawa keruangan atasanku.

" permisi pak ini berkas berkas yang bapak butuhkan untuk bahan meeting hari ini"

"Tolong kamu taruh di meja".

" baik pak.. Kalau begitu saya pamit ke ruangan saya" baiklah Hanna sekarang waktumu untuk menyusun jadwal untuk besok.

Aku menjawab dengan mengangguk sopan. Sesampainya diruanganku tak ada perubahan berarti, hanya tumpukan kertas yang harus secepatnya ku selesaikan.

Aku menghempaskan pantatku kasar ditempat duduk ku. Kembali berkutat dengan kertas-kertas yang membuatku ingin mual saja rasanya.

Tidak heran kalo setiap hari aku harus berkutat dengan berkas-berkas ini , mengingat diperusahaan tempatku bekerja sudah menjadi perusahaan besar, banyak sekali relasi-relasi bisnis Om Bram yang menanamkan sahamnya disini. Bahkan beberapa petinggi perusahaan kadang "menyelam sambil minum air", mereka tidak akan malu memperkenalkan putri atau putra mereka kepada Om Bram, mengingat kedua anaknya memiliki wajah tampan dan cantik diatas rata-rata, siapa juga yang tidak ingin menyandang nama KASTARA dibelakang nama mereka, menikmati harta yang mungkin tidak akan habis sepuluh turunan, menaiki mobil mewah setiap harinya, terjamin sudah hidup mereka.

Namun tidak akan banyak yang tau bagaimana sifat anak-anak Om Bram dan Tante Arin. Kalo melihat sifat anak perempuan mereka yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tasya sahabatku, ia memiliki sifat seperti Tante Arin , manja , suka ceplas-ceplos , baik , dan ramah. Berbeda sekali dengan kakaknya yang bernama Demian, tampan sih tapi hah dia bahkan hanya baik diluarnya saja kalo kau tau sifat aslinya aku jamin kau tidak akan betah berlama-lama mengenalnya.

Kruyuk...kruyuuuk....!!!

"Selesai .... !!! Huff lega rasanya. Mana laper lagi makan deh habis ini, ini perut juga udah dangdut banget dari tadi". Suara-suara gaib dalam perutku menandakan bahwa aku harus memberinya sesaji agar tidak mengamuk. Kulirik jam tangan alexander christi ku. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB ini artinya sudah masuk jam makan siang.

Drrrtt...drrrttt...!!!

Om Bram calling...

"Siang om?" jawabku saat menjawab telpon dari Om Bram sambil membereskan meja kerjaku.

"Na, sebentar lagi Demian datang, tolong kamu antarkan Demian ke HilloBay Cafe ya" kata Om Bram disebrang telpon.

"Baik Om, siang". Saat sambungan telpon terputus saat itu juga Si iblis tampan datang. Seperti biasa , jangan pernah berharap dia akan menampilkan wajah ramahnya. Bahkan di siang hari seterik ini akan lebih terik jika kau melihat wajah Demian iblis ganteng dari hutan amazone.

"Daddy mana" tanyanya tanpa basa-basi dan juga dingin.

"Oh, iya pak. Barusan Pak Bram melepon katanya saya disuruh mengantarkan bapak ke cafe yang sudah ditentukan." jawabku sopan.

"Lalu tunggu apa lagi ! Cepatlah dasar siput!". Katanya berlalu dan meninggalkan aku yang sudah menahan amarah dengan kata-kata pedas bak bon cabe level 10 itu.
Aku berjalan cepat dan menghentak-hentakkan stiletto ku. Siapa dia berani bilang aku ini siput akan ku tunjukkan siapa yang siput. Aku berjalan cepat dan melaluinya tanpa menoleh sekalipun. Sesampainya di basement aku menuju mobilku. Tiba-tiba tanganku ada yang menarik.

"Lepasin...!!"rontaku. Tak peduli siapa yang menarik aku masih saja keukeh ingin masuk ke mobilku.

Bug...!

Dadaku menghantam benda keras dan bidang, lalu kubuka mataku saat mengetahui benda apa yang menghantam dadaku sampai sakit sekali apa lagi aku sedang haid, tau sendirikan jika wanita sedang haid semua bagian tubuhnya akan sensitif apalagi yang sudah sensitif.

"Heh siput siapa suruh kamu naik mobil sendiri". Kata iblis amazone tersebut lalu dia menyerahkan sebuah kunci mobil kepadaku. Aku masih bingung dibuatnya ditambah nyeri didadaku ohhh tidakkk.

"Kau yang menyupir, kebetulan supirku sedang libur, lagipula kau lebih tau tempatnya jadi aku rasa lebih cepat kita sampai lebih baik". Jelasnya. Lalu dia bergegas menuju mobilnya dan dengan seenak jidatnya dia langsung duduk di belakang kursi kemudi.

Dasar iblis amazone!!! Umpatku dalam hati. Amarahku sepertinya akan meledak jika tidak ingat dia putra Om Bram.

"Heh cepatlah siput kita bisa terlambat!". Teriaknya dari dalam mobil. Tanpa ba bi bu aku lalu masuk dan memegang kursi kemudi mobil SUVnya.

Dalam perjalanan kami berdua hanya terdiam, iblis sibuk dengan iPadnya dan aku sudah sangat jelas sibuk dengan kursi kemudi berkonsentrasi agar si biangnya iblis selamat sampai tujuan. Tak susah untukku menemukam cafe yang dimaksud oleh Om Bram, karena cafe ini memang cafe langgananku dan Tasya jika ingin bernostalgia.

Di Hillo Bay Cafe lah aku bertemu Tasya, karena notabene itu tempatku dulu bekerja sebagai waiters. Saat itu Tasya pingsan ditempat tersebut, saat beberapa teman kerjaku membantu membopongnya aku mencium aroma alkohol yang keluar dari mulutnya.
Dalam hati aku mengatakan bahwa orang kaya akan selalu begitu saat menghadapi masalah. Berawal dari ketidak sengajaan aku bertemu dengannya kami jadi saling akrab, aku rasa dia tidak ingin berhutang budi padaku, padahal aku saja tidak mempermasalahkannya.

Oke aku rasa cukup curhatku, kami berdua sudah sampai dicafe tersebut. Tanpa bertanya aku dan si biang iblis langsung menuju ruang VVIP. Didalam sudah ada Om Bram dan apa aku tidak salah lihat? Tasya dan Tante Arin juga. Baru juga bertemu kemaren rasanya aku udah merindukan Tante Arin yang ku anggap seperti ibuku tersebut. Tanpa malu dan canggung Tante Arin langsung menghampiriku memelukku sayang dan tak lupa menciumi semua wajahku.

"Hanna, ya ampun Tante kangen sayang much" ujarnya masih sambil memelukku erat.

"Aku juga Tante, tumben Tante". Kataku heran biasanya Om Bram jarang mengajak istrinya kalo ada keperluan kantor.

"Biasa Om Bramkan suka kangen sama Tante yang bahenol ini Na".candanya. Mau tak mau akupun tertawa mendengar ucapan Tante Arin yang ceplas-ceplos.

"Gimana Om ngga kangen Na tiap hari ada yang merenggek minta makan siang bareng sih". Jawab Om Bram.

"Huu ember sekali kau pak tua". Kata Tante Arin merajuk.

Dan suasana makan siang yang hangatpun terjadi. Kami saling bersenda gurau satu sama lain. Lain halnya dengan si biang iblis dari hutan amazone dia hanya fokus makan dan mengutak atik iPadnya , mungkin urat senyumnya rusak.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Pikiran saya buntu pemirsa di tambah lagi badmood gara gara tiap pagi brangkat kerja kena maceeeettt.

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang