28. The Truth (2)

7.9K 216 3
                                    

"Hun, ak-aku bisa jelasin semuanya Hun".

Terlambat Dem, dia sudah pergi dengan hati yang hancur berkeping-keping lagi.

"Arrrgghhh...!". Aku memang bodoh, seharusnya dari awal aku jujur saja kepadanya. Kalau sudah begini apa yang bisa aku lakukan.

"Puas lo Dem hah PUAS LO !". Ini lagi cecunguk satu ini malah memancing di air keruh, udah ngga tau duduk permasalahannya. Lagian gimana bisa dia tahu aku ada disini?.

"Ezar, Tristan mending kita lurusin aja masalah masalah ini". Gwen kalau bukan karenanya mungkin sekarang aku sudah duduk santai di temani oleh Hanna, ah tapi keadaan Gwen juga butuh perhatian orang disekitarnya, dan cuman aku orang yang pernah dekat dengannya.

"Kita ke kantin rumah sakit aja ya". Ide yang bagus, mungkin dengan duduk bersama , amarah akan cepat reda.

Kami pun berjalan bersisian, aku di sebelah kanan Gwen dan Tristan di sebelah kirinya.

"Kalian mau pesen apa?". Tanya Gwen saat kami sudah sampai di kantin dan duduk manis di kursi masing-masing.

"Aku air mineral aja". Jawabku.

"Gue, Vanila Latte Hot aja deh". Kebaisaan deh si cunguk nih kalau minum berhubungan dengan kopi.

Sambil menunggu pesanan kami semua datang, aku, Gwen dan Tristan hanya saling menatap satu sama lain. Dan tiba-tiba saja kebisuan melingkupi kami.

"Oke, Tristan aku Gwen". Ucap Gwen memperkenalkan diri membuka perbincangan kami.

"Lo udah tau nama gue baguslah, jadi gue ngga usah capek-capek ngenalin diri". Ya Tuhan songong bener si cunguk ini.

"Jadi, gue sama Ezar ini dulunya teman kampus". Ku lihat Tristan masih tidak terlalu menanggapi ocehan Gwen.

"Ya, dulu kami memang pernah menjalin kasih Tristan, tapi Ezar memang laki-laki yang baik". Kali ini Tristan memandangku seakan bertanya kalian pacaran dulunya. Sumpah ya ekspresi mukanya tuh kayak menang undian harta karun. Lalu Gwen mulai bercerita panjang kali lebar kali tinggi, dan akhirnya Tristan mulai menunjukkan kesan welcome ke Gwen.

Fiuh~.
Satu kesalah pahaman sudah mulai kelar, tinggal ngelurusin ke Hanna semua ini dan bisa aku pastikan kami akan hidup bahagia sangat bahagia.

"Oh, maafin gue Gwen, kalau gue udah nilai lho yang bukan-bukan". Dia ini lagi ngerayu Gwen atau gimana sih. Awas aja ya kalau sampai Tasya di buat mainan sama dia, langsung ku buang di ke jurang.

"Wajar Tristan, karena memang dari awal kami ngga mau semua orang tau akan hal ini, terlebih lagi seorang Demian punya banyak kolega bisnis, dam aku juga model. Apa jadinya kalau publik tau kehamilanku ini". Aku merasa ada banyak perubahan yang terjadi semenjak Gwen pulang dari belanda, dia bukan Gwen yang arogan, manja, sombong. Ah syukurlah semoga kelak Gwen mendapatkan suami yang mencintainya.

"Tristan!". Lha suara siapa ini.

"Noh ada yang kenal sama lo tuh". Tristan dan aku menoleh ke sumber suara.

"JADI INI URUSAN NEGARA YANG KAMU BILANG ! BERDUAAN SAMA WANITA HAMIL INI. DAN ABANG JUGA IKUTAN !". Ups ! Ketauan deh sama si Tasya, hari ini kok nasibku dan Tristan sial sekali.

"Princess jangan teriak-teriak sayang. Nanti sampai rumah aku jelasin ya".

"NGGA USAH PULANG !". Ya ampun adekku kalau marah persis banget sama mama haha. Mampus lo Tristan.
"Nyet bantuin gue kenapa! Malah cengar-cengir. Ini juga karena lo kan!". Bener-bener ya nih si secunguk masa manggil kakak iparnya Nyet.

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang