Part 10

6.4K 264 1
                                    

Hai hai genk, yang pada penasaran sama Haikal itu sudah aku kasih penampakannya yah , buat yang ngga penasaran juga gapapa haha

------------------------------------------------------
Demian Pov

Kalo sudah begini bagimana aku tidak geram, bagaimana aku tidak menilainya dari apa yang aku lihat. Sungguh kenyataan apa ini, wanita itu sudah sangat beruntung bisa diterima dikeluargaku dan sekarang perlahan-lahan sebuah fakta terkuak bahwa dia hanya ingin harta daddyku. Hh! Bukankah semua sama saja kalo seperti ini.

Setelah dia berhasil merayu daddyku megambil hartanya perlahan lalu dengan liciknya dia bermain dengan brondong? Bahkan dengan rela membiayai semua keperluan sakit. Dan aku harap mataku tidak salah lihat, namun kenyataanya memang mataku benar, dengan genit dia memeluk bahkan menciumi laki-laki itu, sepertinya dia jauh dibawahku umurnya, aku perkirakan dia masih berumur 17 tahun. Ohh dasar kutu loncat rupanya kau suka bermain yang lebih muda.

Lihat saja kau kutu loncat, aku berjanji mulai hari ini, detik ini aku tidak akan biarkan bibir itu tersenyum. Akan ku buat kau menderita dan menjauhi keluarga Kastara. Ingat itu kutu loncat ! Dasar wanita jalang ! .

Hanna Pov

Baru saja Tuhan, baru saja aku melihat kondisi bunda yang mulai membaik. Tapi tiba-tiba saja Kau buat jantungnya berdenyut lemah. Sampai kapan Tuhan cobaan ini menimpaku.
Harus berapa banyak air mata lagi yang aku keluarkan Tuhan.

"Dokter tolong...!!!". Aku terus saja berteriak kepada siapapun tenaga medis yang ada. Aku begitu panik saat tau denyut jantung bunda melemah. Aku keluar sambil berderai air mata, hingga ku rasakan tubuhku menabrak seseorang.

"Maa..maaf mas , saya buru-buru". Ucapku meminta maaf namun dengan cepat tanganku ditariknya saat itu lha aku sadar bahwa orang itu Demian.

A..apa? Demian?! Bagimana bisa dia ada disini? Apakah ada yang sedang sakit juga, tapi kenapa tidak di Kastara Hospital saja.

"Sorry, apa aku mengejutkanmu kutu loncat ?!". Masih saja dia sempat menjulukiku dengan sebutan penghuni kebun binatang. Kau benar-benar tidak punya hati Demian.

"Kenapa aku harus terkejut?! Lagi pula ini tempat umum. Dan tolong tangan kasarmu lepaskan dari tanganku ini Demian!". Aku tak peduli kalo sampai dia memecatku karena kata-kata kasarku ini, bukankah dia yang terlebih dulu memulainya.

"Apa kau bilang ! Tangan kasarku. Harusnya tanganku ini jijik memegang tangan wanita murahan sepertimu!". Dia bilang apa tadi, wanita murahan.

"Kenapa kau diam saja! Ohh atau itu tadi pembenaran ucapanku ya". Dia semakin menjadi rupanya.

"Lepaskan Demian..!!!". Aku semakin meronta digenggamannya. Sakit rasanya, sakit hati dan juga fisik akibat mulutnya yang kurang ajar itu.

Tiba-tiba saja bunda di keluarkan dari ruang rawat dan akan dipindahkan menuju ruang operasi. Ohhh tidak apa yang akan terjadi kepada bunda.

"Tolong selamatkan bunda Tuhan". Doaku lirih dalam hati.

Aku semakin meronta dan akhirnya aku bisa terlepas dari genggaman Demian. Segera aku berlari menuju ruang operasi. Rupanya Haikal sudah berada disana.

"Kal, gimana sama bunda Kal". Tanyaku sambil menangis

"Teh sabar yah, bunda harus dioperasi, jantungnya makin lemah". Mendengar penjelasan Haikal rasanya nyeri di hatiku. Aku tidak percaya kondisi bunda akan seperti ini. Kakiku lemas rasanya, beban tubuhku tak dapat lagi ku topang. Hingga tiba-tiba saja semuanya menggelap. Dan aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya.

###

Dalam hati aku tertawa sinis saat melihatnya keluar ruangan dengan berderai air mata. Jangan harap aku akan iba terhadap air mata buayanya.

Lihat itu jalang bahkan belom sempat ku tutup mulutku Tuhan sudah mengabulkan doaku. Sabar ya sweety aku akan menyiksamu perlahan.

Aku membencinya hingga disetiap aliran darahku. Sampai-sampai kata-kata kasar keluar dari mulutku. Tak ku pedulikan bagaimana perasaannya saat ini, yang ku tau ini tidak akan pernah sebanding jika nantinya keluargaku hancur, terlebih hubungan mommy dan daddy.

Dia berhasil lepas dari cengkramanku, lalu ku ikuti dia berlari menuju ruang operasi, dari jauh kulihat lelaki itu menangis begitupun Hanna. Entah apa yang mereka bicarakan, dari kejauhan aku bisa melihat keduanya sama-sama terpukul dan takut kehilangan.

Lalu tubuhnya limbung, dengan cepat aku membantu membopongnya. Ku minta untuk perawat menyediakan kamar kosong dan memeriksanya. Tubuhnya sangat panas, wajahnya pun pucat pasi. Hh! Kau wanita lemah juga rupanya baru saja appetaizer ku sugguhkan padamu tapi kau sudah kalah.

"Bagaimana dok keadaanya?".

"Tidak apa-apa pak, istri anda dehidarasi dan perutnya kosong. Tapi sudah di berikan cairan agar segera pulih. Permisi". Akupun mengucapkan terimakasih kepada dokter, kalo tidak salah dengar dokter menyebut wanita jalang ini istriku. Cih! Aku tidak akan sudi mempunyai istri wanita penggoda sepertinya.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hosh hosh hosh !!!! Fiuh udah sejauh ini menulis haha alhamdulillah idenya lagi ngalir meskipun mata udah sepet yak pemirsa.

Ayok buruan vote yang banyak nih, biar aku bisa udpate lagi. Hehe muchlove

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang