Perhatian- perhatian sebelumnya...!!!!
Dilarang keras membaca ya kalo belom umur 17 tahun ke atas . karena di part ini ada adegan 21+. Terima kasih atas pengertiannya.
Jangan lupa vote dan coment❤❤
----------------------------------------------------Sial ! dia lagi, bagaimana dia bisa tau aku sedang berada disini. Ah aku lupa kalo dia masuk kategori psikopat.
Pertemuanku semalam dengannya benar-benar mengejutkan, apa maksudnya dia datang dengan memberiku sebuah sureprise besar dan tentunya dengan tanggung jawab yang besar pula.
Benci? Ya bisa jadi aku benci dengannya. Namun bagaimanapun juga dia sudah pernah mengisi relung hatiku.
Tapi laki-laki mana yang tidak sakit saat tau orang yang sangat kita cintai malah berkhianat di belakang kita. Dan sekarang saat dia jatuh terperosok di dalam jurang kegelapan dia mendatangiku, meminta pertanggung jawaban. Cih! Aku memang sangat mencintainya, namun aku tidak bodoh. Setelah mencampakkanku lalu dia saat ini datang megiba, ohh aku memang tidak tega dengannya, aku tau masa lalunya sangat sulit bahkan trauma masa lalu itu masih jelas terlihat.
"Ezar , gimana hiks".
"Kenapa harus aku, kenapa bukan ayah dari bayi yang kau kandung yang bertanggung jawab hah!". Aku semakin marah dengan sikapnya yang seenaknya sendiri itu.
"Ezar maaf, hanya saja aku yakin kelak denganmu anak ini akan mendapatkan kasih sayang". Dia terus mengiba.
"Cih! Bagaimana bisa kau seyakin itu, apa karena aku ini orang terkaya lalu dengan mudahnya kau berkata seperti itu".
"Tidak Ezar, bahkan kalo nantinya kau hidup pas-pasan aku yakin kasih sayangmu terhadapnya akan tetap besar, ku mohon Ezar". Dia semakin menangis histeris , aku tau itu tidak baik untuk kandungannya, apalagi kandungannya masih seumur jagung.
"Baiklah, asalkan dengan satu syarat, selama kehamilanmu berjalan jangan pernah temui aku. Dan masalah finansial kau tidak perlu khawatir. Aku yang akan persiapkan". Mulutku ini kenapa bisa se enteng itu mengatakannya.
Dia memelukku erat sekali. "Terima kasih Ezar, aku tau kau pria yang sangat baik, dan aku juga tau perasaanmu padaku masih tetap sama Ezar".
"Dan pria yang baik hati ini sudah berhasil kau buat tinggi melayang lalu sedetik kemudian kau hempaskan ke tanah".
"Maaf Ezar".
"Maaf itu sudah ku berikan hanya saja rasa kecewa ini belum bisa pulih Gwen, dan untuk perasaan mungkin sekarang perasaan ini tidak akan pernah sana dan lebih terhadapmu, camkan itu". Lalu ku tinggalkan dia sendirian. Aku hanya ingin segera menemui ranjangku, bergelut disana dan mandi air hangat tentunya.
Di dalam lift , pikiranku masih saja tertuju kepada Gwen dan calon anak tiriku nantinya. Aku sangat bingung sekali bagaimana aku bisa dengan mudahnya mengabulkan permintaanya. Harus ku akui rasa itu masih sama, dan entah sampai kapan aku akan menjadi seorang pecundang.
Aku sampai-sampai melupakan Hanna, sedang apa ya dia malam ini. Aku merindukan aroma feromonnya. Segera saja langkahku tertuju ke kamar yang kami tempati. Kamar terdengar sunyi dan gelap. Apa dia sedang keluar, ah tapi rasanya tidak mungkin. Lalu ku nyalakan lampu kamarku. Telihat Hanna sedang tertidur meringkuk seperti janin di atas ranjangku. Berani-beraninya dia meniduri ranjangku. Lihat saja kau Hanna.
"Heh! Bangun kau siput! Siapa yang menyuruhmu tidur di ranjangku...!!!". Dia masih mengerjapkan matanya berkali-kali. Dan apa itu, dua tidur masih mengenakan bathrobe? Ohh dia benar-benar membuat amarahku naik ke ubun-ubun.
"Demian, kau sudah pulang?". Ohh dia mengucek matanya dan bibirnya manyun seperti bebek lucu sekali.
"Menurut lo ! Gue hantu gitu bangun lo pergi dari ranjang gue dasar siput pluto!!!".