Part 20

8.1K 259 5
                                    

Aku yang memikirkan
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktu ku
Tersita dengan angan tentangmu

Mencoba lupakan
Tapi ku tak bisa
Mengapa
Begini

Ohh mungkin aku bermimpi
Menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku

Ohh mungkin kah kau yang jadi
Kekasih sejatiku
Semoga tak sekedar harapku

Bila
Tak menjadi milik ku
Aku takkan menyesal telah
Jatuh hati

(Monita - Kekasih Sejati)

Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang baik-baik saja meninggalkan seseorang yang di cintai.

Namun hidup adalah sebuah pilihan bukan? Ada saat dimana kau harus jatuh kemudian bangkit lagi untuk menjadi pribadi yang tangguh.

Akan ada pelangi setelah hujan datang, begitu juga perasaan. Ada kalanya kau harus menangis hingga terpuruk namun setelah itu kebahagiaan akan datang menggantikan sedihmu.

Setiap orang punya mimpi bukan? Lalu berapa banyak mimpi yang ingin kau wujudkan? Lalu kau bertanya apa mimpiku. Jawabannya sederhana saja, mimpi adalah dapat mencintai dan dicintai, membesarkan malaikat kecilku dengan limpahan kasih sayang kedua orang tuanya, melewati setiap tumbuh kembangnya bersama di rumah yang begitu damai. Dan satu lagi mimpiku hanya ingin bersanding denganmu hingga ajal yang menjemput. Karena bagiku kamu adalah mimpi yang selalu berusaha ku wujudkan.
Memaki

Setibanya di lombok aku langsung mencari tempat tinggal dan mencari pekerjaan. Aku harus bergerak cepat, karena aku akan menghidupi tiga orang sekaligus. Untung saja bayi dalam kandunganku tidak terlalu rewel.

Aku berkerja di restaurat salah satu resort mewah di lombok, memang dibanding pekerjaanku dulu uang yang ku dapat tidak sebanding namun disini aku seperti menemukan keluarga kembali. Rasa solidaritas antar teman yang membuatku ingin terus bertahan.

"Ran, kamu udah sarapan belum?". Ini namanya mbak Jihan, dia adalah pemilik restaurant ini, dia juga sebagai dokter. Usahanya ini hanya sampingan. Suasana tenang dan damai di lombok membuat mbak Jihan akan datang kemari saat kejenuhan melanda.

"Belum mbak". Kalo melihat mbak Jihan aku jadi teringat si ratu nyinyir Tasya. Bagaimana kabarnya.

"Yaudah yuk makan dulu, kasihan dedek bayi, butuh asupan bergizi". Mbak Jihan tau perihal kehamilanku, percuma toh aku tutupi, dia kan dokter jadi tau bagaimana ciri-ciri wanita yang sedang hamil. Entah apa jadinya aku kalo tidak di tolong oleh mbak Jihan.

Mbak Jihan begitu memperhatikan kesehatanku dan bayiku, setiap pagi selalu saja asupan bergizi di berikan untukku, tak lupa susu ibu hamil yang harus aku minum rutin agar pertumbuhan bayiku seimbang.

Awalnya aku tidak bisa menerima ini semua karena aku tau karyawan yang lain akan iri kepadaku, tapi mbak Jihan sudah mewanti-wanti agar siapapun memperlalukanku dengan baik. Bahkan dia bilang kalo aku ini adeknya jadi tidak ada yang boleh macam-macam. Betapa beruntungnya aku, ya ini semua juga karena doa bunda disana.

Rasanya belum lama aku pergi namun rasa rinduku terhadap bunda sudah menggunung. Bagaimana kabar malaikat tanpa sayapku disana, semoga Tuhan melindungi orang-orang yang ku sayangi.

"Oh ya Ran, dua bulan lagi kalo kesehatanmu baik bisa ngga temenin mbak?".

"Kemana memangnya mbak?". Tanyaku.

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang