Part 23 - Forgive Me

10.1K 269 4
                                    

Love me or hate me are both in my favor.
If you love me, i'll always be in your heart.
If you hate me, i'll always be in your mind .

- William Shakespeare

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Keputusan Hanna untuk menjauh dari Demian semakin bulat. Di kota Surabaya Hanna memutuskan untuk berhijrah, dia benar-benar tidak ingin orang-orang terdekatnya tau jika Hanna sedang mengandung. Kesehatan bundalah yang menjadi pertimbangan Hanna. Apa jadinya nanti kalo sampai bunda Hanna tau kalo dia hamil di luar nikah?.

Untung saja dulu Hanna pernah magang disurabaya semasa kuliah. Jadi, sedikit banyak dia tau jalan-jalan dikota surabaya. Hanna memutuskan untuk tingga di rumah kost untuk pasutri agar warga tidak terlalu curiga.


Sudah dua minggu ini Hanna bekerja di Heerlijk Cafe, awalnya Hanna tidak terima dengan alasan kehamilannya yang sudah mulai besar itu takut akan mengganggu kinerjanya, tapi untung saja Hanna bisa meyakinkan dan membuktikan kinerjanya. Tak jarang teman-teman ditempat kerjanya merasa iba melihat Hanna yang harus banting tulang demi biaya melahirkan ketiga malaikatnya.

###

Hanna Pov

Aku sangat bersyukur dibalik semua masalah yang menimpaku, Tuhan masih berbaik hati. Aku di kelilingi orang-orang baik dan ramah disini.

Tanpa terasa dua minggu sudah aku menjadi perantauan di kota orang. Tidak banyak hal yang bisa aku lakukan disini, aku bekerja sebagai waiters di cafe yang cukup terkenal di surabaya. Setelah itu sorenya aku akan menawarkan jasa bimbingan belajar di lingkungan tempat tinggalku saat ini.

Lelah memang apalagi harus membawa tiga bayi di dalam perutku. Usia kandunganku masih lima bulan tapi sudah terihat seperti tujuh bulan. Aku benar-benar bersyukur Tuhan mempercayakanku ketiga malaikat kecil di rahimku. Entah kapan aku akan jujur dengan Demian kalo di dalam rahimku tumbuh keturunan darinya.

Tidak biasanya akhir-akhir ini ketiga malaikatku terus saja aktif di dalam perut. Tendangan-tendangan kecil hingga kuat selalu mendarat di perutku tak jarang aku merasakan sakit yang luar biasa.

Dan juga beberapa malam ini aku selalu memimpikan wajah Demian, setiap kali aku bermimpi tentangnya saat itu juga detak jantungku bertabuh seperti genderang perang, lalu ketiga malaikatku akan menendang keras, hingga aku selalu terbangun di tengah malam. Tak bisa ku pungkiri kami begitu merindukan Demian, apa ketiga anakku juga merasakan hal yang sama?. Wajar bila memang begitu adanya, karena sudah lima bulan aku memisahkan mereka dari kasih sayang Demian.

Hingga saat sampai pagi ketika aku berangkat kerja jantungku tak hentinya berdetak, ada firasat apa ini sebenarnya. Bayi-bayiku juga sepertinya merasakan hal yang sama denganku.

Ku abaikan debaran jantung yang begitu cepat ini. Aku harus benar-benar fokus bekerja, kalo tidak bisa-bisa aku di pecat. Karena hari ini, hari sabtu biasanya cafeku akan ramai dan penuh dengan pengunjung berbagai usia. Jadi, aku harus menyiapkan tenang ekstra untuk hari ini. Untung saja besoknya aku libur.

"Pagi Han?". Aku menoleh ke sumber suara.

"Eh pak Angga, pagi pak". Ucapku sopan. Pak Angga ini adalah pemilik cafe tempatku bekerja, kalo tidak salah umurnya masih sangat muda sekitar 25 tahun. Perawakannya tinggi besar, ya bisa dikategorikan berwajah handsome sih. Tapi masih handsome Demianku eh~ .

"Ngga usah capek-capek Han, kalo udah duduk aja".

"Eh, iya pak nanti kalo sudah waktunya istirahat aja".

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang