Part 22

7.6K 254 5
                                    

I'm not crazy
I'm just the man
Searching for reason to find you
Over and over again

I'm not crazy
I'm just the man
I'm doing everything
That i can

°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Demian Pov

Di hari bahagia pernikahan adikku, seharusnya aku juga turut bahagia. Hari ini tepat dimana janji hidup setia semati terucap dari keduanya, bersiap mengarungi lika-liku hidup.

Ya, aku juga bahagia. Tapi ada yang kurang dari kebahagiaanku, seharusnya dia ada disini. Dia yang ternyata berhasil memporak-porandakan seluruh isi hatiku. Dia yang berhasil mencairkan kebekuan cintaku selamanya, dan dia yang sudah berhasil mengembalikan Demian yang dulu.

Dan lelaki pecundang sepertiku ini malah menyiakannya, menyakitinya dengan perbuatan dan ucapanku. Aku telah benar-benar salah menilainya, dia ternyata tidak seburuk yang aku kira.

Sampai saat ini pun aku belom bisa menemukan keberadaanya, aku benar-benar ingin meminta maaf dan memulai semuanya dari awal lagi.

Di tengah riuhnya acara, yang kurasakan hanyalah sepi. Senyum yang ku berikan kepada tamu undangan hanya kamuflase atas rasa sedihku kehilangannya. Sampai akhirnya aku seperti melihat sosoknya sekilas diantar kerumunan, dan entah kenapa jantungku berdetak begitu cepat. Wanita itu sangat mirip dengannya, hanya saja aku belom begitu yakin. Karena aku belom pernah melihatnya tampil dengan make up, aku terus mengejarnya, hingga akhirnya dia hilang entah kemana.

Sepertinya aku butuh mengistarahatkan tubuhku, aku takut itu tadi hanya halusinasiku saja.

"Ngga mbak sama temen mbak, katanya sih dia udah duluan kesini tapi mbak belom lihat batang hidungnya".

"Cowoknya mbak ya cuitcuit".

"Bukan Sya, cewek. Qiran namanya". Aku mencoba untuk mendengarkan perbincangan Tasya dan Jihan.

"Ohh, eh tunggu mbak siapa namanya?". Tanya Tasya sekali lagi, jantungku makin berdegup kencang. Apakah wanita yang dibicarakan ini dia.

"Qiran Sya, Hanna Qiran Falguni kenapa sih memangnya?".

"Mbak kenal dimana sama Hanna atau Qiran itu". Semakin penasaran aku dibuatnya.

"Lha diakan karyawan mbak, dia kerja di restonya mbak di lombok. Kenapa sih pada aneh deh. Kalian juga kenal?". Seketika itu aku bagai dihantam oleh ombak besar, aku begitu bodoh sampai tidak berpikir bahwa dia akan bersembunyi ditempat terpencil.

"Maaf ya Sya Tristan temen mbak langsung ke bandung katanya ada urusan penting ini barusan bbm mbak". Akupun semakin terbengong. Secepat itukah dia pergi tapi kenapa? Rupanya si siput sudah berubah menjadi belut.

"Bandung? Gapapa kok mbk, tadi dia udah kesini duluan". Jawab Tasya. Baiklah kalo dia bisa gerak cepat aku juga akan mengimbanginya.

Tak ku hiraukan pesta yang masih berlangsung, segera saja ku pacu mobilku menuju bandung, ini kesempatanku bertemu dengannya dan memulai semuanya dari awal lagi.

"Tahan dia Tuhan sampai aku disana". Ujarku
Malam mulai larut, aku terus memacu mobilku agar segera sampai di bandung. Kalo meminta maaf darimu harus dengan nyawa akan aku lakukan.

Perjalana menuju rumah Hanna bukannya tanpa halangan, letak rumahnya yang sedikit jauh dari kota sedikit susah di jangkau, apalagi mobil tidak bisa melalu jalan menuju rumah Hanna. Dengan seluruh tenaga akhirnya aku sampai juga di rumah Hanna.
Rumah yang cukup sederhana dengan banyak tumbuhan disekitarnya, mulai buah hingga bunga tumbuh subur memberikan pemandangan yang asri dan sejuk.

My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang