SL 02

10.6K 392 1
                                    

Vando Pov

Saat ini lagi nunggu David di Sweet Cafe deket apartemen, memang gak ada kerjaan banget David yang mau nikah minta sarannya malah sama aku yang belum pernah ngerasain cinta dan belum akan nikah.

Lama banget sih ni minuman, mana haus lagi nunggu si David kena macet

"Ini pesanan anda, Tuan. Selamat menikmati siang yang cerah ini," Ucap seorang gadis yang pastinya salah satu pelayan disini karena dia memakai baju yang sama seperti pelayan yang

Suara merdu pelayan itu mampu menggetarkan hatiku. Shit lebay banget gue tapi serius deh ini suara siapa kayak suara malaikat. Ini manusia apa barbie kenapa imut bener " Vando dalam hatinya.

Aku melihat ke dalam matanya yang kecoklatan yang aku yakin mampu menghipnotis kaum adam yang ada disini. Kalau kayak gini sih aku mau setiap hari nongkrong disini nemeuin David nunggu berjam jam juga boleh deh.

"Maaf apa ada yang bisa saya bantu lagi mas?" Tanya gadis itu sambil tersenyum, senyum yang mampu buat jantungnya berdetak cepat.

"Eh eh gak gak, kamu pegawai baru ya disini?" Tanyaku sambil memberikan senyum menawanku.

"Oh tidak, saya sudah lama disini tapi saya hanya bekerja part time disini. Permisi mas masih ada yang saya kerjakan," Jawabnya dengan nada yang terlihat kesal mungkin.

Hei siapa yang menolak pesonaku hanya dia yang mampu memandangku dengan wajah yang terlihat tidak menarik denganku. Sepertinya aku sudah jatuh cinta kepadanya ya cinta pandangan pertama dengan wanita yang seperti malaikat.

Aku akan mendapatkanmu karena aku sangat jatuh dalam pesonamu Tuan Putriku.

Bunyi lonceng pintu di cafe berbunyi berarti ada orang masuk semoga aja David. Ah ternyata si kunyuk sudah datang.

"Lama bener sih lo gue nungguin lo nih, syukur - syukur ada bidadari nyamperin gue," Ucapku dengan senyum yang membayangkan wajah Gadis cantik itu.

Eh ni orang ngacangin lagi padahal kan lagi cerita tentang Tuan Putriku tau - taunya malah ngeliat ke arah meja lain, pas aku ngikutin arah pandangnya ternyata ke arah gadis itu. "Sialan ni orang" Umpatku kesal dalam hati ini.

"Do do kayaknya gue gak jadi nikah deh liat noh ya allah ternyata ada bidadari, gila cantik bener sumpah gue akuin lebih cantik dari Tiara," Ucapnya sambil dengan mata yang berbinar binar.

"Mbak - mbak cantik sini dong aku mau mesen nih," Goda David sambil melambaikan tangannya ke arah pelayan cantik tersebut.

Sedangkan aku malas melihat David yang berniat menggoda pelayan cantik itu. Aku ingin menandai pelayan tersebut menjadi wanitaku. Dan ternyata Tuan Putriku mau aja disuruh kesini sama si kunyuk.

Saat dia dengan tubuhnya yang kecil berjalan ke arah tempatku dan David kesini jantungku langsung berdebar - debar. Shit, tunggu nanti aku akan menjemputmu Tuan Putri.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sambil tersenyum kepada David. Aku merasakan dadaku sedikit sesak akibat dia memberikan senyuman itu kepada David.

"Saya mau pesan Ice Tea 1 Pancakenya 1. Ohya nama kamu siapa?" Tanya David.

"Iya tunggu sebentar ya.  Anda bisa melihat nama saya di name tag saya. Permisi," Ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Gila namanya aja Maharani yang berarti ratu wah cocok deh sama mukanya yang cantiknya kayak bidadari gitu. Ya gak, Van?" Tanya David kepadaku.

"Biasa aja tuh, udah lah lo juga udah mau nikah sama Tiara masih aja liat sana sini," Gerutu Vando yang sebenarnya ingin menjitak kepala David.

"Oh iya iya gue kasik pelayan itu ke lo aja deh kasian lonya jomblo terus," Goda David sambil tertawa melihat wajah sahabatnya.

"Udah deh lo manggil gue kesini ada apa?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Gini loh ...." ucap David yang berniat meminta saran untuk mengutus aku membantu menyiapkan segala pernikahannya. Sebagai sahabat tentu saja aku dengan sukarela membantunya.

Ah rupanya udah sore aja nongkrong sama David yang minta saran kepadaku dan aku sebagai sahabat memang harus memberinya bantuan.

"Udah ya gue mau cabut, mau jemput Tiara di butiknya nih," Ucap David sambil beranjak dari kursi sambil melambai - lambai ke arahku.

Setelah David pergi aku langsung berdiri dan menuju ke meja kasir. "Permisi, saya mau bertanya boleh tidak saya bertemu dengan Maharani?" Tanyaku pelan - pelan agar pelayan lainnya tidak mendengar.

"Ah Maharani?" Jawabnya sambil berpikir "Oh Nara dia sudah pulang tadi dengan Reno, dia disini kan hanya kerja part time saja mas, ada yang ingin disampaikan?"

"Oh tidak terima kasih ya, permisi," Jawabku sopan. Langsung pergi ke mobilku dan menginjak gasnya memebelah kota jakarta yang sangat macet sambil membayangkan wajah Tuan Putriku itu.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku Tuan Putri-ku. Tunggu aku." Gumamku sambil tersenyum membayangkan wajahnya dengan senyuman manis itu.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang