SL 06

6.6K 256 1
                                    

Nara selalu menggunakan bus untuk sampai dikampusnya walaupun Kinan selalu menolaknya. Dia tidak ingin sahabatnya kerepotan ya walaupun Kinan sangat tidak direpotkan. Sesampainya di gerbang kampus selalu ada saja mata orang-orang memandangnya dengan kagum. Ya Nara sekarang sedang memakai kemeja ditambah dengan rok span yang mencapai lutut menambah kadar cantiknya menambah. Saat Nara melewati parkiran mobil untuk dosen dia melihat Aldy sedang turun dari mobil Audynya. Nara akui memang dosen itu sungguh tampan apalagi saat ini memakai kacamata min-nya ditambah kemeja digulung sampai siku dan celana kerjanya.

Merasa diperhatikan oleh mata coklat itu Aldy langsung tersenyum dan menghampiri Nara. "Selamat pagi, Nara."

"Pagi, Pak Aldy. Mari saya duluan ke kelas dulu pak," Ucap Nara kiku karena takut ketauan melihat ke arah Aldy tadi.

"Oh baiklah silahkan, sampai bertemu di kelas, Nara."

Aldy sedang melihat punggung yang menjauh itu sambil tersenyum karena jantungnya yang berdetak keras dan sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat indah.

Aldy langsung tersenyum sambil membalas sapaan dari Mahasiswa yang ada dikoridor.

***

"Woi bengong aja ni pagi-pagi neng gelissss," Goda Kinan yang baru saja datang. Kinan tau pasti ada yang mengganggu pikiran sahabatnya ini.

"Kangen sama Kak Keynan sama Ayah Bunda," Ucap Nara lirih.

"Yaudah telfon dulu kali, Nar. Nanti kita ke Bogor deh pas liburan semester lo mau gak, Ra?" Tanya Kinan sambil merangkul pundak sahabatnya tersebut.

"Iya deh gue telfon aja kali ya. Baru gue mau ngajakin lo, Nan. Janji ya?" Tanya Nara sambil menunjukkan jari kelingkingnya.

"Janji buat sahabatku yang paling cantik ini," Goda Kinan sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Nara.

Dia mengambil handphonenya dan menekan nama Ayahnya. Saat pada dering ke tiga barulah suara yang sangat ia kangenin menjawab.

"Hallo Nara, Apa kabar nak? Kenapa gak pernah ngehubungin Ayah? Ayah Bunda Kak Key kangen sama kamu. Gimana kuliah disana? Baikkan?" Tanya Ayahnya beruntun.

"Hallo Ayah, Nara kangen banget sama Ayah nanti liburan semester ini Nara kunjungin Ayah ya sama Kinan. Disini baik-baik aja, kuliah Nara juga baik. Kak Key sama Bunda mana, Yah?" Tanyanya lirih. Dia sangat sayang kepada Keluarganya. Sangat kangen masakan Bundanya, sangat kangen kekonyolan Kakaknya dan sangat kangen sikap protektif Ayahnya.

"Bundamu lagi masak, Nak. Kakakmu lagi ngecek Usaha Kebun Teh. Baru aja Ayah berangkat ke Kebun Sawit mau ngecek kebun Ayah. Kamu mau nitip salam buat mereka? Nanti Ayah sampaikan. Kamu jaga diri ya disana. Ayah sayang sama kamu Nara," Ucap ayahnya yang kedengarannya sedang menangis.

"Iya Nara disini jaga diri kok selalu dijagain sama Kinan cantik ya hehe. Iya, Ayah yang semangat ya kerjanya jangan terlalu kecapekan yah jaga diri jaga kondisi. Salam buat Bunda sama Kak Key. Udah dulu ya Yah udah mau masuk kelas nih. Nara sayang Ayah," Ucap Nara sambil mengeluarkan airmata. Memang sekarang Ayahnya sudah bangkit dari keterpurukan akibat kejadian 3 tahun yang lalu yang mengakibatkan perusahaan besar keluarga Prameswara jatuh bangkrut.

"Iya sayang, belajar yang bener ya, Nak,. Jawab Ayah nya sambil mematikan telfon Nara. Nara yang habis menelpon langsung menangis sesugukkan. Coba saja kejadian 3 tahun yang lalu tidak ada dalam dirinya dan keluarganya. Mereka tidak akan tinggal berjauhan pasti mereka akan menjadi keluarga yang berbahagia.

"Yaudah yuk ke kelas jangan nangis terus kan udah mengobati sedikit rasa kangenmu. Ayo mana Nara yang jutek," Goda Kinan sambil cengengesan.

"Sialan, yaudah yuk kasian nanti Bapak Aldy terhormat menunggu kita." Ucap Nara sambil menarik tangan Kinan. Mereka berjalan tanpa menghiraukan tatapan kagum dari mahasiswa-mahasiswa dikoridor.

****

Sekarang Aldy sudah ada diruangan kelas dimana tempat Nara belajar tetapi dia sama sekali tidak melihat Nara. Biasanya dia tidak pernah telat, rasa khawatirnya terhadap Nara sesaat karena tiba - tiba Nara dan Kinan sampai dengan menarik nafas.

"Maafkan kita, Pak. Tadi kita nyelesain tugas di perpustakaan sebentar," Bohong Kinan kepada Aldy.

"Yasudah tidak apa kalian boleh masuk juga kelas belum dimulai sama sekali," Ucap Aldy sambil tersenyum lalu melihat ke arah belakang Kinan, ada Nara yang baru ia sadari gaya berpakaian Nara berbeda dari sebelumnya yang dia pikir Nara tidak peduli dengan penampilannya.

"Uuh Nara bodynya cantik deh makin cantik malah kalau dandan begini," celetuk salah satu Mahasiswa.

"Nar, mau ya jadi pacar gue," Goda yang lainnya.

"Jangan cuek dong, Nar. Lo mah galak coba senyum dikit pasti tambah cantik deh," Goda salah satu Mahasiswa sambil mengedipkan matanya.

Aldy merasa suasana makin riuh akibat Nara dan dirinya merasa sangat panas langsung berdehem seketika membuat suasana kelas menjadi sepi. Sedangkan Nara tidak perduli dengan celetukan teman-temannya tetap memasang wajah datarnya. Seketika Aldy langsung mengajarkan materi-materinya kepada Mahasiswanya.

****

"Kin mau kemana? Gue gak bisa ikut ya nebeng ke Cafe?" Tanya Nara karena kelihatnnya Kinan terburu-buru.

"Iya, maaf banget ya, Nar. Gue disuruh ke kantor Ayah nih ada Bunda juga di sana diajak makan siang di sana," Ucap Kinan sedikit tidak enak karena biasanya Nara selalu ikut ke Cafe bersamanya karena rumah Kinan searah dengan Cafenya.

"Gak apa kali yaudah sana. Gue mau ke halte depan ya bye Kinan hati-hati lo di jalan," Ucap Nara sambil tersenyum kepada Kinan.

"Bye hati-hati dijalan jangan mau digoda, jangan mau diajak pergi sama orang yang gak kenal ya, Nar. Hati - hati," Ucap Kinan dengan nada yang sangat protektif kepada Nara. Nara sangat tau sahabatnya sangat protektif kepadanya sampai sahabatnya itu pernah menendang tulang kering anak SMA karena terus-terusan menggoda Nara.

Sambil menunggu bus datang Nara mengambil ipodnya sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Saat itu ada mobil Audy yang tak asing baginya berhenti didepan halte dan seketika turun sang pemiliknya yang membuat orang-orang di halte menoleh kagum kepada pemiliknya.
Nara sangat mengenali wajah pemilknya siapa lagi kalau bukan dosen tampan itu.

Aldy langsung menghampiri Nara "Hi, bengong aja lagi nungguin apa Nara?"
Nara yang merasa ditanya langsung menoleh "Bus pak."

"Kayaknya masih lama deh datengnya, gimana kalau kamu ikut saya? Kamu mau ke Cafe kan? Saya searah kok daripada kamu telat."

"Tidak usah, Pak. Terimakasih,"
Aldy yang merasa ditolak langsung menarik tangan Nara.

Nara langsung melihat tangannya ditarik langsung membrontak "Bapak apa-apaan sih, saya bisa nunggu bus pak sudah biasa."

"Kamu tuh gak boleh telat udah jangan menolak," Ucap Aldy sambil tersenyum penuh kemenangan sedangkan Nara hanya bisa mendengus kesal terhadap dosennya ini. Pasrah memasuki mobil selama perjalanan tak ada satupun yang berbicara sedangkan Aldy hanya melirik-lirik kesamping tepatnya ke arah Nara.

Mereka tidak tau bahwa ada seseorang yang sakit hati dan panas melihatnya. Siapa lagi kalau bukan Vando yang baru tau bahwa yang disukai oleh sepupunya adalah Tuan Putrinya. Ya Vando memang sengaja lewat sini karena ingin ke Cafe tempat Nara bekerja sesaat dalam perjalanan dia melihat orang yang dia cintai duduk di halte saat di ingin menghampiri ternyata ada sebuah mobil berhenti, mobil yang tak asing lagi bagi Vando ya mobil Aldy sepupunya keluar lalu berbicara kepada Nara sambil menarik tangan Nara.

"Kenapa mesti dia sih, Al." Ucap lirih Vando sambil menenggelamkan mukanya disetir mobil Audy merahnya.
Seketika kepala Vando bangkit

"Gue gak akan nyerah dapetin dia." Ucapnya. Ya Vando akan tetap mengejar Tuan Putrinya.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang