SL 26

2.5K 108 1
                                    

Author Pov

Terik matahari pagi membangunkan Vando dari tidurnya. Vando mengerjapkan matanya yang terganggu akibat matahari pagi. Dia merengganggkan badannya, kepalanya masih terasa sakit tetapi bagaimanapun dia tetap harus bangun. Saat dia berdiri untuk berjalan ke kamar mandi, dia menyadari ada seseorang yang tidur di sofanya. Vando tersenyum ketika melihat seseorang tersebut langsung menghampirinya mencium keningnya lalu mengangkatnya untuk ditidurkan dikasur. Vando lalu mengelus rambut perempuan tersebut sambil mengucapkan terimakasih.

Nara bangun dari tidurnya, dia melihat sekliling karena dia merasa saat ini dia tidak tidur di kamar kostnya. Nara mengingat di mana dia terakhir kalinya.

Aku sampai lupa kalau aku menemani Vando sampai dia tertidur, batin Nara.

Nara langsung bangkit dari tidurnya dan duduk tapi saat dia mengangkat kepalanya, dia melihat didepannya Vando sedang topless lalu dengan handuk dan rambut basahnya. Nara langsung menoleh ke arah lain meneguk salivanya dan menyembunyikan rona merah dipipinya karena melihat Vando yang begitu sexy.

Vando tersenyum karena melihat Nara yang menjadi salah tingkah. Lalu berniat untuk memakai pakaian untuk ke kantor.

"Aku sudah memakai baju, berbaliklah." Ucap Vando sambil memandangi Nara yang hati - hati menghadap ke arahnya.

"Kamu mau ngantor? Bukannya masih sakit ya?" Ucap Nara lalu menghampiri Vando dan mengecek suhu tubuh Vando.

"Aku mempunyai tanggung jawab, jadi tidak baik kan meninggalkan pekerjaan lama - lama."

Nara hanya manggut - manggut. "Kalau aku ikut ke kantormy, bolehkah?"

"Tentu saja, tapi mending kamu mandi dulu tidak mungkinkan kamu bauk seperti ini ke kantorku." ledek Vando lalu ngacir keluar kamar dan berjalan ke lantai bawah tepatnya ke dapur untuk sarapan.

"Ah segarnya, aku sudah harum nih. Ayo kita berangkat, Vando." ajak Nara sambil menghampiri Vando yang sedang duduk dimeja makan.

"Mending kamu duduk dulu sarapan, untuk apasih cepat - cepat ke kantor?" tanya Vando menatap Nara penuh selidik.

"Ha? Ti-tidak, baiklah. Aku sarapan dulu," Nara menggaruk tengkuknya itu.

Sebenarnya aku ingin tau siapa perempuan yang bersama Vando tersebut, batin Nara.

"Nah udah sampai, apa kamu mau terus bengong seperti itu?" Vando melihat ke arah Nara yang dari perjalanan bengong saja.

Yatuhan kenapa ini. Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini, batin Nara.

Nara yang mendengar Vando berbicara langsung menoleh ke arah Vando "Ah - a iya ini kan mau keluar sekarang."

Vando mengangguk lalu keluar, saat ingin membuka pintu Nara, tidak disangka Nara sudah keluar duluan. Saat memasuki kantor tersebut banyak karyawan yang berbisik - bisik karena pertama kalinya CEO atau bosnya mengandeng tangan perempuan seperti.

"Aku sebentar lagi ada meeting, kamu mau tunggu disini kan?" tanya Vando sambil membereskan berkasnya.

"Disini saja, memangnya kamu mau mengajakku ke ruangan meeting," cibir Nara memainkan kembali handphonenya.

"Tentu saja mau tapi nanti disana aku perkenalkan sebagai calon istri ya." Ucap Vando mengidpkan mata ke arah Nara. Nara mendengar perkataan langsung merasakan rona merah dipipinya. Vando segera keluar ruangan sebelum. Nara benar benar melemparnya dengan majalah - majalah yang super tebal.

"Sialan sekali, baru sembuh sudah seperti itu," gumam Nara sambil berjalan mengelilingi ruangan Vando.

Brakkk

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang