SL 30

2.7K 97 0
                                    

Nara Pov

"Rara?!" Aku kaget saat diriku didekap begitu kuat yang membuatku kaget karena ada orang yang memanggil namaku seperti Tata memanggilku.

"Aku merindukanmu, Ra." Orang itu langsung melepaskan pelukannya.

Aku melihat itu cukup terkejut karena dia adalah orang yang menghilang dan cukup aku rindukan. Aku mendekapnya kuat.

"Nay! Kemana aja sih?" Wanita tersebut terkekeh lalu mempersilahkan Reno dan aku masuk.

"Ngurusin Anak sama Suami. Maaf ya gak ngundang lo abis gue ngirim ke alamat yang dulu katanya rumah lo udah dijual." Nara terkekeh.

"Gak apa kali. Selamat ya, mana anak sama suami?"

Nayla menunjuk kamar di bawah yang selalu menjadi ruang tamu "Lagi istirahat abis dari makam Nata. Hmm, Ra. Turut berduka cita ya. Belajar ikhlasin Tata, Ra."

Aku langsung memeluk Nayla sambil menangis pilu dipelukan sahabatku ini. "Gue kangen banget sama Tata."

"Gue juga kangen banget waktu dia lebih mentingin lo dari pada gue. Padahal kan gue saudara sepupunya." Aku langsung memukul pelan lengannya.

Aku memperkenalkan Reno dan dia cepat akrab dengan Nayla, karena Nayla dulu sangat jahil dan cepat akrab apapun yang dibicarakan bersama Nayla pasti sangat nyambung sampai Reno ikut terlarut dalam percakapan kita.

Aku sampai lupa tujuanku kesini "Mama ada di rumah gak, Nay?"

Nayla menggeleng lalu mukanya menjadi sedih "Mama, Papa meninggalkan Indonesia. Dia ingin mengikhlaskan kepergian anak satu - satunya dengan tinggal di London. Di sini cuman ada Bi Ijah sama Mang Tarni."

Aku merasakan pedihnya kehilangan orang yang sangat kita sayangi apa lagi Nata orang yang sangat baik kepada keluarganya. "Gue mau ke kamar Nata, boleh, Nay?"

"Boleh lah. Ayo ke atas." Nayla bangun dari duduknya dan menuju ke kamar Nata bersamaku sedangkan Reno memilih untuk duduk di bawah melihat - melihat taman.

Aku membuka kamar Vando yang penuh dengan kenangan saat aku masih duduk di bangku SMA. Saat aku dijahili oleh Nayla, saat ciuman pertamaku, saat Mama memarahi Nata karena mengajak anak di bawah umur di kamar berduaan dan saat aku menjaga Nata sakit.

Sepulang sekolah seperti biasa Nata menjemputku baru satu bulan aku berpacaran dengannya. Saat ini dia mengajakku pergi ke rumahnya. Aku melihat rumahnya yang sangat asri banyak kebun bunga. Nata mengajakku masuk dengan menggandeng tanganku lalu mencium pipi wanita baruh baya yang pastinya Mamanya.

Aku menyalami tangan Mama Nata yang sangat cantik "Hallo, Tante. Saya Nara."

Mama Nata ternyata sangat ramah dia tersenyum lalu menyuruhku duduk di sampingnya sedangkan Nata masuk ke kamarnya. "Kamu pacarnya Nata kan?" Aku malu - malu menganngguk "Iya, Tante."

Mama Nata memelukku sebentar "Sudah berapa lama, Sayang?"

"Baru saja sebulan, Tante." Aku melihat Mama Nata terkejut.

"Sebulan? Bukannya 6 bulan?" Aku menggeleng karena baru sebulan yang lalu Nata mengajak aku berpacaran.

"Gak, Tante. Memangnya kenapa?

"Ah itu abisnya Nata selama 6 bulan yang lalu terus bercerita tentangmu." Aku terdipu malu. Apa benar Kak Nata selalu menceritakanku?

Belum sempat aku menjawab "Mama! Jangan ngomong aneh - aneh sama Rara!" Suara Nata sangat terdengar seperti menginterupsi Mamanya.

Aku terkekeh "Ayo, Ra! Kita ke kamarku saja, aku banyak punya buku kedokteran." Nata sudah mengambil tanganku sedangkan Mama Nata hanya menggelengkan melihat tingkah laku anaknya.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang