SL 16

3.2K 124 2
                                    

"Kapan kamu bisa melihatku, Nara?" Gumam Vando lirih pelan tetapi Nara masih dapat mendengarnya.

Nara cukup lama terpaku dalam diam karena pertanyaan yang seperti pernyataan itu. Nara tidak mengerti dengan kata-katanya. Besok Nara berniat akan cerita kepada Kinan. Setelah Nara lama berdiam diri dimobilnya sambil memandang ke arah luar. Vando menepuk pundak Nara menyadarkan Nara bahwa sudah sampai didepan kostnya.

Nara langsung mengucapkan terimakasih lalu keluar dengan tergesa-gesa. Nara tidak marah dan kesal atas kata-katanya tetapi Nara hanya bingung apa maksud dari kata-katanya tersebut. Nara langsung mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk bekerja di Cafe.

Nara langsung berlari kecil untuk mencapai halte. Tidak terasa Nara sudah sampai di halte didepan Cafe. Mungkin Nara kebanyakan melamunkan kata-kata Vando maka Nara tak bisa merasakan waktu. Nara merasa nyaman dengan Vando tetapi Nara tidak tau perasaanku terhadapnya karena Nara masih memiliki Nata disini, tetapi saat bersama keduanya jantungnya berdegup sangat kencang. Nara mengacak rambutnya pelan lalu geleng-geleng.

Seseorang langsung menoyor kepalanya "Bengong aja, awas ya tu piring pecah,"

Nara hanya mendengus kesal "Gue gak ada bengong! Udah sana deh, Ren. Mending lo galauin deh tuh si Kinan yang bentar lagi nikah," Goda Nara sambil menjulurkan lidahnya.

Raut wajah Reno langsung berubah masam "Biar aja, gue rela kok asal dia bahagia aja."

"Cih sok dramatis banget, geli gue."
Nara langsung meninggalkan Reno lalu membantu teman-temannya.
Nara bosan lalu langsung membuka aplikasi Line yang sudah lama Nara tidak buka karena males yang berisi teman-teman SMAnya. Nara bosan akhirnya berniat mengeline Kinan.

Nara : Besok ke kost, gue mau cerita!

Kinan : Wah, wah ada angin apa seorang Nara make Line? Apa karena abang Nata sudah kembali lagi?

Nara : Gue iseng aja gak ada kerjaan. Besok inget ke kost!

Kinan : Ih bacot, ok babe

Nara langsung menutup aplikasi Linenya dan bergegas pulang sebelum itu Nara mengganti pakaiannya

Baru saja Nara berniat untuk pulang, seorang memberhentikan motornya tepat didepannya "Pulang bareng mau gak? Gue kesepian nih gak ada yang dibelakang gue?" Ajaknya sambil tersenyum.

"Au ah, ntar gue suruh deh si kunti sama lo biar gak kesepian,"

"Eh jangan, udah gue anterin aja," Ajaknya sambil menarik tangan Nara paksa. Didalam perjalanan tak henti-hentinya Reno curhat tentang Kinan. Nara sebagai pendengar dan penasehat yang baik langsung memberikannya saran untuk hanya mengatakan perasaannya Kinan.

Setelah mendengar curhatan tentang Reno kini Nara sudah ada didalam kost merebahkan dirinya diranjang tak lama 30menit Nara terlelap merasakan ponselnya bergetar Nara langsung tersenyum melihat siapa yang menelponnya.

"Hallo, sudah dirumah?" Sapa seorang disebrang sana.

"Sudah dari 30 menit yang lalu tadi ketiduran sebentar sih. Kamu entar inget makan ya!" Suruhnya.

"Yasudah mandi dulu abistu kamu istirahat ya. Pasti ibu dokter, bye loveyou,"

"Bye Tata! Love you,"

Senyum seketika mengembang ketika dia mengatakan 3 kata tersebut walau tidak ada kepastian tentang hubungannya dan Nata tetapi Nara menikmatinya kebersamaannya, hanya takut ketika penyakitnya kambuh. Nara langsung bangun dan mengambil buku tentang tumor otak tersebut lalu membaca sekilas karena Nara belum sempat membacanya.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang