SL 34

2.7K 108 3
                                    

Tiba - tiba saja ada yang melepas tanganku dari genggaman Reno.

"Enak banget ya pengangan tangan gitu sampai gak di lepas!" Dia langsung menyeretku tetapi tetap saja dia tidak mau melepaskan tangannya dari tanganku, aku sudah meronta kesakitan.

Saat aku menyadari sudah ada di taman aku langsung menghempaskan tanganku, dia langsung memandangiku dengan tajam.

"Apa sih? Santai aja bisa gak sakit ni," Aku memandangnya tajam.

"Siapa suruh ngilang siapa suruh pegangan tangan gitu, hah?!" Aku langsung memalingkan wajahku, aku merasakan mataku perih menahan air mata.

Seseorang tiba - tiba menarikku dalam pelukan, dia mengelus sayang rambutku. Aku menenggelamkan wajahku di dada bidang milik orang yang sangat aku kenali.

"Gue udah ngasik adik gue buat dijagain bukan dikasarin. Kayaknya salah banget gue sama Nata milih orang itu lo," Aku mendengar Kak Key seperti memarahi Vando, ini yang aku suka dari Kak Key tidak suka menyelesaikan masalah dengan otot.

"Bu-bukan gitu maksud gue, Nan. Gue gak suka aja dia tiba - tiba ninggalin terus ngasik megang tangannya di elus gitu lagi," Aku mendengar nada Vando yang sedikit ketakutan.

Aku melepaskan pelukan dari Kak Keynan lalu melihat Vando "Kamu cemburu?"

"Jelaslah! Siapa yang suka miliknya dielus - elus gitu sama orang lain!" Aku terkekeh langsung memeluknya erat, aku dapat merasakan tubuhnya menegang tetapi dia akhirnya membalas pelukanku.

Aku membisikkan dia sesuatu "Dia cuman elus - elus, kalau kamu kan udah kecup - kecup,"

"Kamu mau aku kecup - kecup di sini?" Aku merinding saat dia membisikkan sesuatu di samping telingaku.

Dia langsung melepas pelukanku, aku tersenyum ke arahnya dan Keynan.

"Kak! Maafin Vando ya, Kakak udah denger kan Vandonya cemburu." Kak Keynan hanya mengangguk lalu masuk ke dalam.

"Sepertinya aku harus cepat - cepat menikahi kamu ya," Aku tidak peduli lagi dengannya yang melihat wajah cengoku. Aku langsung meninggalkannya di taman dan pergi ke tempat parkir mobil.

"Hei kenapa kamu ninggalin aku? Kalau aku di elus - elus sama cewek lain bagaimana?" Aku mendengus kesal.

"Biar saja, kamu suka kan di elus cewek lain?" Kita langsung masuk ke dalam mobil Vando.

"Tentu saja eh tentu saja lebih suka di elus kamu," Dia mengedipkan sebelah matanya ke arahku, aku memutar bola mataku malas.

Selama perjalanan menuju ke rumah Vando, Vando selalu mendominasi pembicaraan yang mengarah ke pernikahan, mengarah ke lelaki yang selalu mengincarku.

"Kamu mau balik ke Bogor?"

"Tentu saja, apa kata tetangga kalau aku setiap hari menginap di rumahmu?"

Aku memasuki rumah mewah ini lalu mencari Bi Sumi yang sedang berada di dapur.

"Hi, Bi. Aku bantuin masak ya," Aku lamgsung mengambil alih memotong sayuran.

"Ganti dulu bajumu, Nak." Aku menggeleng lalu melanjutkan memotong sayuran.

"Nara! Ganti dulu bajumu atau aku akan menerkammu di dapur tanpa peduli ada Bi Sumi di sana?" Suara teriakan Vando membuat aku menggerutu tidak jelas sedangkan Bi Sumi hanya cekikikan di sampingku.

"Sebelum kamu menerkamku pastikan aku telah mendendangmu terlebih dahulu," Aku meneriakinya sambil mengambil langkah menuju kamarku.

Aku sangat menyukai berkumpul bersama Bi Sumi dan Vando untuk makan malam tetapi saat makan malam yang terlihat hanya Vando yang melamun dan memainkan sendoknya.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang