SL 31

2.5K 101 0
                                    

Author Pov

Nara berpamitan kepada Nayla, Veron dan Aldrian dengan senang yang tidak tertahankan. Nayla juga ikut senang dengan Nara yang awalnya terlalu larut dengan kesedihan setelah mendengar cerita Reno yang mengatakan bahwa Nara pernah menjadi pendiam sebulan tetapi tiba - tiba surat Nata membangkitkan dirinya dan tidak menjadi depresi.

"Ren kapan - kapan anterin gue ke taman ini ya." Reno mengangguk tersenyum.

"Nata baik banget ya sampe dia beliin tanah di taman bunga kesukaan lo." Nara tersenyum senang sambik melihat langit yang sudah gelap.

"Bukan baik aja tapi terlalu baik sampai Tuhan manggil dia duluan. Tuhan takut dia terlalu menahan sakitnya." Reno melihat Nara lewat spion motornya yang menitikkan air matanya.

"Dia pasti seneng banget liat lo bahagia gini." Nara mengangguk.

"Gue bakal bahagia sesuai dengan keinginan dia walaupun bukan bersama Nata." Reno tersenyum senang lalu melajukan motornya ke rumah sakit.

"Lo ikut masuk ke dalam gak, Ren?" Reno menggeleng karena hari sudah malam sekali.

"Gak deh, Ra. Udah malem besok kerja tau," Nara terkekeh lalu memeluk Reno sebagai tanda terima kasih.

"Makasi ya, Ren. Inget anterin gue ya ke taman ini!" Reno mengangguk lalu menghidupkan mesinnya.

"Inget ya berkas - berkasnya jangan dihilangin." Nara mengangguk lalu melambai ke arah motor Reno yang sudah berlalu.

Nara mengambil langkah menuju kamar Vando yang berada di lantai dua. Tiba - tiba Nara mengkhawatirkan Vando.

Dengan siapa Vando sekarang?

Siapa yang akan menemani Vando?

Siapa yang akan menyuapi Vando makan malam?

Tetapi pikirannya hilang seketika saat Nara membukakan pintu ruangan tersebut. Nara merasa dadanya sedikit nyeri.

Vando sedang disuapi oleh Dara.

Vando tertawa bersama Dara.

Yang lebih menyakitkan lagi Vando sama sekali tidak menyadari dia membuka pintu karena asik bercengkrama dengan Dara.

Nara menutup pintunya menimbulkan dentuman keras sehingga membuat Vando dan Dara kaget.

Vando mengernyitkan dahinya tidak tau siapa yang masuk karena yang terakhir Dara di sini meminta maaf kepadanya dan mulai menerima bahwa mereka tidak lebih dari teman. Dara hanya meminta kepadanya untuk mengajari dia tentang dunia bisnis.

"Siapa ya kok nutup pintu gak sopan banget." Dara menggerutu sambil melihat keluar.

Vando berharap itu bukan Nara dengan sigap Vando mengetikkan pesan untuk meminta nomer Reno. Sambil menunggu balasan dari Kinan, Vando menelfon Nara tetapi sudah 5 kali tetap saja tidak ada jawaban membuat Vando gelisah

Drtt drtt dett

Saat melihat balasan, dengan sigap Vando
menelfon Reno.

"Hal-" Belum sempat Reno melanjutkan kata - katanya, Vando sudah memotongnya.

"Ren! Ini gue Vando, Nara masih sama lo kan?"

"Lah? Kok sama gue? Baru 15 menit yang lalu gue turunin dia di depan rumah sakit."

"Tapi Nara gak di sini."

"APAAAA?! Terus Nara dimana sekarang?!"

Vando menggeleng "Gue gak tau. Kayaknya dia salah paham, Ren."

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang