SL 05

8.2K 275 2
                                    

Vando

Meeting mendadak ini membuatku geram terhadap sekretaris dan clientku tidak tau apa aku butuh liburan, padahal tadi aku ingin ke Sweet Cafe untuk melihat Tuan Putriku. Ya saat ini aku sedang di mall menuju ke salah satu Cafe untuk menemui clientku yang seenak jidat membuat janji tanpa menunggu konfirmasiku.

Drtt drtt drtt

"Siapa sih yang menelponku sialan aku lagi cepat cepat lagi," Gerutuku sambil keluar dari basement menuju ke Cafe tersebut.  Ah ternyata si kunyuk yang menelponku ada apa pagi pagi begini menelponku.

"Ada apa sih nyuk, gue lagi buru buru nih gak tau orang capek apa semua orang ni," Kesalku sambil melihat-lihat jam ditanganku.

"Gini man, lo bisa gak pesenin kue ditempat Cafe kemarin buat pas acara resepsi nih."

"Gimana ya? Ada imbalannya gak nih? Kalau ada sih gue mau-mau aja,"

"Ya elah lo mah gitu bantu temen dikit napa, kan bisa tuh lo jadi makin deket sama siapa tuh yang cantik di Cafe tuh ummm ahh iya Maharani,"

"Hm bol .. " Saat tiba-tiba aku menjawab aku merasakan aku menabrak sesuatu dan melihat orang yang ku tabrak mengambil barang belanjaannya aku jadi membantunya.

Seketika sekujur tubuhku mematung saat melihat siapa orang yang ku tabrak saat ini. Jantungku berdegup sangat kencang sampai suara deheman mengangetkanku seketika.

Aku langsung menoleh kepadanya "Maafkan aku, sungguh aku tidak melihatmu."

"Oh tidak apa-apa juga aku tidak terluka sedikit pun," Ujarnya tulus. Mengapa dia tidak bisa tersenyum sedikitpun?

"Bagaimana sebagai permintaan maaf aku akan menraktirmu di Cafe tersebut," Ajakku sambil menunjuk salah satu cafe. Aku sangat ingin dekat dengannya semoga saja ini merupakan langkah awalku. Tetapi aku melupakan bahwa hari ini aku akan bertemu clientku.

"Maaf, aku tidak bisa tadi aku kesini bersama temanku dan dia sedang didalam butik ini, mungkin lain kali kalau kita bertemu kembali," Tolaknya halus. Sebenarnya aku merasa sedikit kecewa melihatnya sangat menolak ajakanku. Tapi aku baru ingat bahwa ada clientku yang menunggu.

"Ada apa dengannya kenapa dia terlihat enggan sekali berurusan dengan lelaki? Kamu membuatku penasaran Tuan Putri." Ucapku dalam hati yang berkecamuk penasaran.

"Yasudah semoga saja kita bertemu kembali. Ohya perkenalkan namaku Arvando, kau bisa memanggilku R atau Vando mungkin," Ujarku sambil tersenyum yang akan membuat semua wanita meleleh kecuali wanita yang didepanku ini.

"Okay R, aku Nara. Nice to meet you boy," Ucapnya sambil langsung pergi dari hadapanku tanpa tersenyum sedikitpun. Ya tuhan dia memangilku dengan panggilan yang berbeda membuatku terbang.

Sepertinya hari ini tidak menjadi hari yang buruk. Aku berjalan sambil
masuk ke dalam Cafe ini mencari meja nomer 12. Seperti biasa pasti semua wanita yang ada di sini memandangku seakan ingin menerkamku.

Ternyata lelaki ini yang membuat hariku buruk ya dia adalah sepupuku sialan sekali kan. Aku sedang berdiri dihadapannya sambil melipat kedua tanganku didada sedikit berdehem agar dia menoleh kepadaku.

"Jadi lo yang ganggu istirahat siang gue, Sepupuku Sayang." Sindirku sambil memicingkan mataku. Sepertinya dia galau teman-teman.

"Gue cuman bosen aja, makanya gue suruh sekretaris lo buat bohong dikit," Ucapnya dengan muka datar tetapi aku bisa melihat pancaran kekecewaan.

"Apa lo udah bosen jadi dosen, Al. Jadi lo pengen ikut mengurus perusahaan keluarga kita?" Godaku yang akan membuat dia mendengus kesal. Ya dia adalah sepupuku Aldy Admajaya yang sedang menjadi dosen di Universitas ternama di Jakarta. Dia selalu ingin mewujudkan cita-citanya terlebih dahulu dan dia berjanji jika dia bosan dia akan membantuku mengurus perusahaan.

"Bukan kayak itu, gue lagi melancarkan aksi gue tadi untuk ngedeketin Mahasiswi tapi ternyata dia ngajak temennya ketemuan juga, malahan temannya yang diajak kebanyakan ngoceh dianya cuman diam aja," Ucap Aldy sambil menghembuskan nafasnya.

"Tenanglah lama-lama dia pasti akan jatuh kedalam pesona kita kan, Brother?" Godaku sambil menyeringai.

Dia hanya mengangguk setelah itu kita membahas keseharian ini dan kegiatanku selama Daddy dan Mommyku pindah ke Bali. Ya sekarang aku tinggal di Jakarta sendiri di Perumahan mewah Jakarta dengan ditemani Bi Sumi dan Mang Jo. Mereka yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku dan jangan lupakan orang tua Aldy juga.

"Yaudah gue balik dulu ya, Brother. Gue lagi pengen istirahat menikmati minggu nih dan jangan lupa untuk ngajak gue ketemu sama wanita yang menaklukan hati lo yang beku itu," Ucapku kepada Aldy sambil mengedipkan sebelah mataku.

"Jangan menggodaku bodoh, gue masih normal. Baiklah ada saat gue benar benar dekat dengan sama dia. Kayak lo gak hati beku aja," Ucapnya sambil berpisah karena tempat parkir mobil kita berbeda.

***

Aku memasuki rumah yang bergaya minimalis tetapi sangat luas halaman belakang dan besar. Tetapi aku merasa kesepian di rumah sebesar ini yang hanya di tinggalkan bertiga saja.

"Bi Sumi, Mang Jo, Vando sudah sampe rumah ni, Bi sama Mang udah makan belum? Kita makan bareng yuk tunggu Vando ganti baju dulu ya," Tegurku saat melihat mereka sedang berbincang didapur, aku langsung berlari ke lantai atas kamarku sebelum itu aku mencium pipi Bi Sumi dan Mang Jo.

"Iya den Vando ganteng," Goda mereka berdua barengan yang membuat mereka tertawa.

Aku langsung masuk kamar, mandi dan berganti baju dengan cepat karena tak ingin membuat mereka menunggu lama.

Hari ini sungguh melelahkan dari dibohongi oleh Aldy yang hal hasil mempertemukan kembali dengan Tuan Putriku itu. Ngomong - ngomong tentang Naraku sepertinya aku akan bertemu setiap hari dengan dia karena si kunyuk Davin yang membuatku akan setiap hari bertemu dengannya.

Ternyata begini rasanya jatuh cinta selalu pengen memimpikan dirinya, memikirkannya sebelum tidur. Aku akan mendapatkanmu Tuan Putriku.

------
Pic : Rumahnya Arvando ganteng tuh.

Sincerity and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang