03: Jenius Kimia

7.8K 453 32
                                    

Sheen dan Cira -yang baru landing dari Singapore jam 5 pagi tadi- sedang asik menyantap makan siang saat tiba-tiba cowok berwajah polos duduk di samping Sheen. Sheen menoleh, menatap cowok itu datar dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Kenalin, gue Alan. Nama lo Afsheen kan? Anak baru di XI IPA 3?" Tanya cowok yang mengaku bernama Alan itu secara beruntun.

Sheen mengangguk lalu kembali memakan salmon di depannya tanpa mempedulikan cowok bernama Alan itu.

"Nilai tes kimia lo brp?" Tanya Alan tiba-tiba yang membuat Sheen dan Cira heran.

Hell! siapa yang nggak heran coba kalau baru kenal udah nanya nilai sekolah! Cira terkekeh dan Sheen menatap Alan 'lagi' dengan heran. Namun tatapan heran Sheen tak bertahan lama, gadis itu kembali membuang muka dan makan dengan wajah datar.

"Emang kenapa Lan tiba-tiba kepo nilai tes kimia Sheen?" Tanya Cira berusaha menahan tawa, ternyata Alan sepolos itu sama cewek. Bukan nomor telepon Sheen yang ditanya, bukan pula status Sheen. Tapi nilai Kimia. Bayangin, NILAI KIMIA! WTF!

Alan baru saja akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Cira saat meja mereka didatangi tiga orang cowok yang dikenal Cira sebagai sahabat dekat Alan. Yaps, siapa lagi kalau bukan Nico, Rayan, dan Edgar. Geng superpower dengan segala pesonanya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Edgar pada Alan dengan suara cempreng khas Edgar. Kalian tau ikan asin saat digoreng? Kurang lebih seperti itulah suara Edgar.

"Gue nyamperin Sheen tau," jawab Alan sambil merengut karena terdistract oleh Edgar.

"Lo naksir Sheen Lan?" Tanya Rayan kalem.

"WHAT THE HECK! Finnally Alan kita yang polos naksir cewek gaaaessss," teriak Edgar heboh yang langsung saja menarik perhatian seisi kantin. Fokus mereka semua sekarang tertuju pada gerombolan cowok populer tersebut.

Kontan saja Edgar mendapat beragam ekpresi dari sahabat nya serta Sheen dan Cira. Rayan yang memalingkan muka karena malu, Cira dengan ekspresi menahan tawa, Alan dengan ekpresi polos dan bingungnya, serta Sheen dan Nico yang menatapnya datar.

"Alan nggak naksir Sheen kok, Alan kesini cuma mau tanya nilai tes kimia Sheen." Alan menyeletukan alasan dirinya disana dengan ekspresi bingung.

Jawaban Alan semakin membuat ketiga sohibnya bingung, "Nilai?" Tanya Nico singkat.

Alan mengangguk. "Jadi tadi Bu Nian kasih tau kalo nilai Sheen di tes kimia kemarin bagus, bahkan ngelebihin Alan. Makanya Alan kepo, kan selama ini Alan selalu tertinggi seangkatan kalo masalah kimia,"

Mendengar kalimat itu dari Alan membuat Rayan, Cira, dan Edgar tertawa lepas. Nico dan Sheen? Gausah tanya lagi, mereka kan batu. Hal receh kayak begitu gabakal buat mereka narik bibir dengan suka rela.

"Yaudah, kesimpulannya berarti lo harus lebih rajin belajar lagi. Yok ah beli makan, laper gue." Ajak Edgar.

Alan menggeleng. "Gue boleh minta tolong nggak temen-temen?" Pinta Alan.

"Duduk dulu deh kalian mending," kata Cira yang sedari tadi kasihan pada ketiga sohib Alan karena berdiri terus sejak mereka datang.

Ketiga manusia itu duduk dengan tenang kecuali Edgar yang mengetuk-ngetuk meja pelan. Tak ada maksud, hanya karena sifatnya yang hiperaktif saja.

Semua pandangan tertuju kepada Alan, kecuali Sheen yang dengan wajah datar terus makan.

"Jadi gue cuman pengen kalian kasih pertanyaan ke gue sama Sheen gitu tentang kimia, soalnya gue masih kepo aja ada yang ngalahin gue di bidang kimia." Alan menjabarkan sambil menatap Sheen penuh harap.

Famous UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang