10: Salah Lawan

5.9K 369 36
                                    

Seperti yang telah diduga kemarin, hari ini IBS heboh akan berita pacarannya Sheen dan Nico. Sheen merasa jengah saat semua pandangan menatap dirinya kala ia berjalan dari koridor ke koridor, belum lagi berbagai bisik-bisik yang membuat telinganya panas. Untung saja Sheen bukan seseorang bermental tempe yang langsung ciut saat intimidasi ada dimana-mana, karena memang dia sudah terbiasa mengalami hal seperti ini sedari kecil. Dia memang orang yang selalu bersinar dan menjadi sorotan semua orang.

Saat sampai dikelas, Sheen merasakan kejanggalan pada bangkunya. Tempat duduknya terlihat mengkilap, Sheen menajamkan matanya sambil medekati kursinya.

Masih berdiri di samping bangkunya, Sheen mengambil selembar tisu dari dalam tasnya. Diusapkan tisu tersebut ke tempat duduknya namun tisu itu malah menempel dan tidak bisa lepas karena lem yang melapisi bangkunya. Sheen tersenyum tipis.

'Udah gue duga. Tipuan lama yang udah profesional gue lakoni saat jaman smp dulu. Dikira gue bodoh apa.' Batin Sheen.

Dengan santai Sheen melepas jaket jeans yang dikenakannya dan membeberkannya di atas tempat dudukny, lalu Sheen duduk dengan santai tanpa takut roknya menempel pada bangku, karena jaketnyalah yang terkena lem bukan roknya.

Pelajaran dimulai tanpa gangguan yang berarti namun di tengah pembelajaran saat Mrs. Sarah-yang mengajar kelas hari ini- menyuruh salah satu murid mengerjakan soal di depan, serentak semua murid perempuan menunjuk Sheen untuk maju.

'Sepertinya mereka udah serentak nglawan gue.' Batin Sheen.

Dengan percaya diri dan angkuh Sheen maju ke depan dan mengerjakan soal dengan cepat serta tepat. Membuat Mrs. Sarah memujinya di depan anak sekelas, saat Sheen kembali ke bangkunya dia melihat tatapan perempuan sekelasnya. Mereka terperangah, bukan hanya karena kepintaran Sheen. Tapi juga karena rencana mereka gagal, di bayangan mereka seharusnya rok bagian belakang Sheen berlubang karena dipaksa lepas dari lem, atau bahkan tidak bisa sama sekali mengangkat bokongnya karena lem yang terlalu kuat. Tapi sepertinya Sheen selain pintar juga cerdik.

Ditatap seperti itu oleh teman sekelas membuat Sheen tersenyum miring seolah membuktikan bahwa dia tidak selemah itu untuk di-bully. Sontak saja senyum meremehkan Sheen membuat para gadis itu menggeram kesal dan mengumpat dalam hati masing-masing.

Pelajaran kemudian dilanjutkan masih dengan selipan pujian untuk Sheen dari Mrs. Sarah, karena ternyata soal matematika yang tadi dipecahkan Sheen merupakan soal dengan kesulitan tinggi dan materi yang masih akan diajarkan hari ini.

Saat istirahat tiba, dengan tergopoh Cira menghampiri Sheen di kelas-Cira memang izin tidak masuk setengah hari dan bar dating sekarang-setelah duduk di bangkunya di samping Sheen dengan nafas tersengal dia membisikkan sesuatu pada Sheen.

"Tadi di koridor gue ketemu cewek -cewek lagi pada pada hujat lo. Pas gue tegur, mereka cuma natep gue tajem dan berhenti bentar. Saat gue jalan lagi mereka langsung nglanjutin gosip mereka. Gue jadi keki banget sumpah." Bisik Cira.

Sheen tertawa kecil, "Biar aja, apapun yang mereka katain itu nggak berpengaruh sama gue."

"Tapi gue khawatir Sheen, kalo lo kenapa-napa gimana? Gue juga liat para cewek hits IBS kumpul sama Claudia, kayaknya Si Clau mempengaruhi mereka buat nge-bully lo deh. Dan pengaruh mereka semua itu gede buat semua cewek IBS." Kata Cira khawatir.

"Gue udah tau kok perihal Claudia ngumpulin para cewek itu dan mempengaruhinya, gue bahkan tau apa aja yang mereka omongin dan siapa aja yang ada disitu. Dan lo nggak usah khawatir Ra, jebakan mereka nggak mempan buat gue, karena gue lebih mumpuni dan cerdik dari mereka." Kata Sheen santai.

"Lo tau? Lo juga liat mereka? Tapi kenapa lo nggak nglakuin pembalasan Sheen? Kenapa lo diam aja diginiin?"

"Nggak, gue nggak liat mereka. Dan gue nggak diam aja, gue udah nglepas serangan gue kok, cuma nggak ada yang sadar aja, termasuk lo."

Famous UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang