07: The Same Guy

6.4K 392 37
                                    

Yang punya lagu Impossible cover by Maddi Jane monggo di putar saat adegan Sheen nyanyi.

---------------------------------------

Api unggun terlihat menyala-nyala di tengah lapangan. Di satu sisi, para anggota OFIBS duduk berjejer dan di sisi api unggun yang lain terlihat sebuah kursi dan macam-macam alat lainnya. Saat ini ada-lah waktunya acara pembuktian tantangan dari pos terakhir saat JJS (jalan-jalan sore) tadi.

Sheen terlihat menyelipkan anak rambut yang berada di samping dahinya ke belakang telinga, hal yang dilakukannya jika dia berada dalam perasaan gelisah. Meskipun dia tetap berwajah datar, tetapi matanya sedikit menyiratkan perasaannya. Sheen merasa gelisah karena harus menyanyi di depan seluruh anggota OFIBS dan para guru. Kalau dulu mungkin dia akan merasa biasa saja, tapi sejak kepindahannya ke Perancis, Sheen paling menghindari kegiatan yang dapat mengingatkannya akan sosok Davin.

Nico melihat sikap Sheen yang tidak biasa, dia mengetahui kalau Sheen merasa gelisah. Sebenarnya Nico merasa heran, karena sejak menginjakkan kaki di tempat ini, Sheen selalu bersikap aneh. Mulai dari melamun sampai terlihat gelisah. Padahal Sheen adalah orang yang selalu terlihat tanpa emosi dan dingin, begitupun matanya. Tapi di tempat ini, Sheen seolah menjelma menjadi sosok lain.

"Baik anak-anak, inilah saat puncak dari acara ini. Mari kita lihat sejauh mana kalian bisa menunjukkan penampilan dari tantangan kami di pos terakhir tadi. Baik mari kita mulai dari rombongan yang pertama sampai di campground. Oke, peserta pertama kita adalah... Diyas. Come on Diyas, maju kedepan," kata Bu Elsye membuka acara api unggun sekaligus unjuk tantangan kali ini.

Seorang laki-laki jangkun maju kedepan, dan berdiri dibelakang stand mic, tidak lama kemudian anak tersebut mulai membaca sebuah puisi buatannya sendiri. Semua anggota OFIBS terdiam, ada yang karena gugup, melamun, memperhatikan Diyas, ataupun berpikiran melalang buana. Begitupun Sheen, raganya berada disana tapi pikirannya tidak ada disana, Pikiran gadis itu kembali ke masa dulu, mengingat saat dirinya adalah gadis pemalu yang tak berani tampil di depan banyak orang. Davin lah yang membuat Sheen berani tampil di depan umum, dan sialnya lagi, ditempat ini lah hal tersebut berlangsung dulu.

Sheen melamun dan melewatkan semua penampilan dari teman temannya. Dia baru tersadar dari lamunannya saat merasa namanya dipanggil, dia merasa linglung. Semua mata memandang Sheen heran. Setelah beberapa detik barulah Sheen sadar kalau sekarang waktunya dia memenuhi tantangannya.

"You need a instrument, Sheen?" Tanya Bu Elsye.

Sheen mengedarkan pandangannya ke alat-alat yang disediakan panitia untuk acara kali ini. Dia tidak melihat piano atau keybord. Jadi dia menjatuhkan pilihannya pada gitar.

Sheen sudah duduk di bangku dengan memangku gitar. Setelah mengecek gitar dan mic yang berada didepannya, Sheen mengedarkan pandangannya ke sisi lain dari api unggun. Didepannya sebagian anggota OFIBS terlihat sibuk sendiri. Ada yang berceloteh dengan teman disebelahnya, ada yang melamun, tapi beberapa ada juga yang melihatnya penasaran. Tanpa sengaja mata biru Sheen bertemu dengan mata hitam Nico. Mata hitam yang menatapnya tajam dan tak terbaca arti tatapannya. Sheen yang lebih dulu memutuskan kontak mata itu.

Sheen menarik napas panjang dan mulai memetik senar gitarnya secara perlahan. Tanpa bisa dicegah, memori masa lalunya me-nyeruak masuk dan membanjiri otaknya. Terputar secara otomatis bagaikan proyektor.

I remember years ago

Someone told me I should take

Caution when it comes to love

I did, I did

And you were strong and I was not

My illusion, my mistake

Famous UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang