24: Rekontruksi Kenangan

1.5K 102 32
                                    

Nico membelalak dengan mulut membuka karena shock.

"J- jantung Davin?" Tanya Nico terbata.

Cira menghembuskan napas berat dan mengangguk lalu menatap dinding putih di depan mereka dengan tatapan menerawang.

Beberapa saat terdiam kaget, tiba-tiba Nico berdiri dengan panik dan bertanya dimana Sheen.

Cira mendongak menatap Nico lalu melirik sekilas ke pintu di ujung lorong. "Dia disana, tapi lo harus tau dulu cerita Sheen sebelum nemuin dia."

Nico menggeleng agak panik. "T-tapi.."

Cira menatap Nico tajam lalu berkata gusar. "Duduk! Lo harus tau cerita ini dulu. "

Nico mengusap wajahnya lelah dan melirik lama pintu tempat Sheen berada. Cowok itu menghela napas berat dan kembali duduk di samping Cira.

Cira menatap Nico dalam. "Gue tau kalau gue nggak ada hak buat ceritain ini, tapi... lo harus tau Nic, gue nggak mau Sheen hancur lagi."

Nico meneguk ludah, "Gue cari Sheen karena mau memperbaiki hubungan gue sama dia. Gue udah ngobrolin ini sama Ellen dan dia bisa ngerti. Gue nggak mampu bayangin hidup gue kedepannya bakal kayak apa tanpa Sheen."

Cira mengangguk-angguk paham, "Nic, gue mohon sama lo. Please... jangan bikin Sheen sakit lagi Nic. Dia udah terlalu banyak nerima kepahitan di hidupnya."

"Gue nggak pernah ada niat itu Ra, gue bener-bener pengen jaga dia kali ini. Kejadian Ellen kemarin nyadarin gue betapa gue sayang Sheen, bahkan dipilihan sulit antara nolong orang sekarat atau Sheen pun akhirnya gue lebih milih Sheen. Iya gue tahu awalnya gue goblok banget biarin Sheen terluka terus-terusan karena gue. Tapi... manusia memang perlu namanya pembelajaran buat tau artinya kehilangan. Begitu juga gue Ra, gue udah tau gimana rasanya kehilangan Sheen dan gue nggak mau ngalamin itu untuk kedua kalinya." Tandas Nico

Cira kembali mengangguk-angguk mengerti "Gue pegang omongan lo."

Nico mengangguk mantap, "Sure." Mereka berdua terdiam lama, Nico yang tak sabar untuk menemui Sheen kembali membuka mulutnya, "Jadi?"

Cira tersentak, ternyata dia sedari tadi melamun. "S-sorry. Gue bingung Nic harus cerita darimana."

"Dari awal dimulainya cerita kelam Sheen gimana?" usul Nico membuat Cira mengangguk.

Cira menghela napas dalam dan mulai mengalirlah cerita ke-hidupan kelam Sheen.

***

Pagi itu baru saja rok biru Cira menempel pada bangku saat Sheen mendatanginya dengan heboh. Gadis ceria bermata biru itu terus tersenyum lebar dengan binar bahagia di bola matanya.

"Aaaaaa lo harus denger cerita gue, Ra!" Seru Sheen heboh sambil mengguncang-guncang lengan Cira.

Cira memutar bola mata bosan, "Apaan? Lo jadian sama Kak Afra?" Tanya Cira malas sambil lalu karena sebenarnya dia sedang unmood, biasa hormon cewek saat tamu bulanan datang. Namun pertanyaan Cira malah membuat Sheen membulatkan bola matanya yang cantik, gadis itu memekik dan meremas telapak tangan Cira. "K-kok lo tau Ra?!" Tanya Sheen tersentak yang membuat Cira kembali mendengus.

Cira menghela napas berat lalu memutar tubuhnya yang semula menghadap depan dengan Sheen di sampingnya. Cira beehadapan dengan Sheen lalu menggetok kepala gadis itu pelan dengan buku tulis yang sudah di gulungnya. "Sebel gue sama lo?!" Gerutu Cira yang malah membuat Sheen makin terheran, melihat reaksi Sheen, Cira merengek manja campuran kesal dan mengeluh. "Ihhh Sheen... perut gue lagi sakit huhu kenapa nggak peka sih lo. Dan please deh, semua orang di sekolah ini juga tahu kali kalo lo bakal jadian sama Kak Afra, mana ada sih cowok yang bisa nolak pesona seorang Afsheen. Ratu bully nya sekolah."

Famous UntouchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang