5

306 16 0
                                    

"Udah apa cepet mau ngasih tau gakk?" Tanya gue gak sabar

"Iyaa tunggu" kata Qila

"Dia mutusin lo karena dia masih suka sama Dio" katanya

"Apa? Dio? Cowok yang dulu dia sukain tapi Dionya gak merespon?" Tanya gue

"Iyaa" jawabnya

"Apa yang dia pikirkan" kata gue sambil memegang dahi

"Dia mengharapkan cinta yang tak mungkin" lanjut gue

"Tapi gpp sihh gue kan udah putus sama dia jadi kita mulai menjalani hidup masing-masing" tambah gue

"Okey" kata Qila

Gue berjalan ke kelas. Masih kepikiran tentang alasan Nita mutusin gue. Padahal gue udah bilang ke Qila kalau gue gak peduli tapi gue masih mikir. Gue gak habis pikir kenapa dia harus mutusin gue hanya karena cowok itu. Padahal cowok itu gak suka sama Nita.

Seperti biasa sebelum pulang gue piket dulu. Namun, kali ini ada yang beda. Apa? Yaitu tiba-tiba Syarif datang ke kelas gue.

"Heyy Tiannn" sapanya

"Ehh riff tumben kesini" kata gue

"Iyaa nihh, gue kesini izin buat minjem kelas lo" katanya

"Buat apa?" Tanya gue

Syarif yang sedaritadi di depan pintu kemudian masuk menghampiri gue yang sedang merapikan meja guru. Setelah itu, ia lalu mendekatkan mulutnya ke telinga gue.

"Ehh riff lo mau ngapain?" Tanya gue

"Udah diem dulu" katanya

"Lo masih normal kan riff?" Kata gue, namun ia tak menghiraukan perkataan gue.

"Gue mau nembak Liza" katanya berbisik

"Apa? Dimana?" Tanya gue.

"Di kelas lo. Boleh yaa?" Tanyanya

"Hmm gimana yaa?" Kata gue

Belum gue menjawab pertanyaan Syarif tiba-tiba gue lihat Liza dari jendela kelas udah mau sampai di kelas gue.

"Tuhh kan dia datang" kata syarif

"Yaudh" kata gue

Liza sudah sampai di pintu kelas. Kemudian, Liza diajak masuk oleh syarif. Mereka berdua sudah berada di meja guru.

"Hmm yaudah deh gue nunggu di luar yaa takut ganggu" kata gue

" gak usah yann lo disini aja sebagai saksi" kata syarif

"Saksi?apa maksudnya?" Kata Liza bingung

"Iyaa saksi. Hmmm...Tian boleh tolong tutup pintunya" kata Syarif

Gue langsung menutup pintu dan melihat ke arah mereka berdua.

"Hmm...Liza sebenernya gue jatuh cinta sejak pandangan pertama, lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Syarif

"Gmn yaa?" Jawab Liza

"Hmm..." lanjut Liza

Liza melanjutkan perkataannya, namun gue gak bisa mendengarnya karena tiba-tiba mata gue buram dan kepala gue pusing sehingga gue mundur ke belakang dan menabrak meja. Syarif yang melihat gue langsung menolong.

"Yan lo gpp kann?" Tanya Syarif

"Ya...gp...gpp" jawab gue terbata-bata.

Pusing di kepala gue berangsur-angsur menghilang. Tapi gue masoh ngerasa badan gue lemes.

The Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang