Gue duduk di ruang tunggu sambil memegangi kedua kepala gue. Gue masih terkejut dengan berita tersebut. Gue memutuskan untuk menenangkan diri di ruang tunggu. Setelah dirasa cukup tenang gue kembali ke kelas. Namun, nyatanya hal itu semakin membuat gue semakin tidak tenang. Gue melihat ke tempat duduk Adam dari depan kelas. Gue melihat mereka berdua sedang bermesraan. Gue mencoba untuk kuat dan kembali berjalan menuju tempat duduk gue.
"Tiann...." panggil seseorang dari belakang yang menghentikan langkah gue.
"Yaa?" Kata gue sambil menengoj ke arah suara.
"Tian tunggu ibu di meja ibu sekarang" kata seseorang tersebut yang tak lain adalah Bu Sulis
"Ada apa bu?" Tanya gue
"Sudah cepat kamu ke meja ibu" kata bu sulis.
Gue berjalan ke luar kelas. Gue melihat teman sekelas gue yang terlihat bingung dengan bu sulis. Namun gue menghiraukanya apalagi Adam dan Dea yang masih berpengangan tangan. Gue berjalan ke ruang guru. Terlihat bu sulis berjalan di belakang, namun gue menghiraukanya dan terus melanjutkan perjalanan. Sesampainya di ruang guru gue segera duduk. Tak lama kemudian bu sulis datang.
"Oke, begini ibu memanggilmu kemari karena kemarin ibu melihat luka lebam di pipimu dan ibumu menelpon ibu menanyakan hal yang sama" kata bu sulis
"Jadi, sekarang ibu bertanya, apakah seseorang memukulmu atau kau bertengkar dengan orang lain?" Tanya bu Sulis.
"Hmm..." gue terdiam bingung ingin menjawab apa
"Tian? Apakah kau tidak ingin menjawab pertanyaan ibu?" Kata Bu Sulis
"Oke, kalau kamu tidak ingin menjawabnya, tak apa, ibu akan menelpon orang tuamu bahwa luka tersebut dikarenakan karena kau bertengkar" kata Bu Sulis
"Apa? Tidak bisa begitu bu" tegas gue
"Kalau begitu cepat beritahu ibu siapa yang melakukan hal ini padamu" kata bu sulis dengan nada tinggi.
"Hmm...Adam buu" jawab gue
"Oke, baiklah tunggu disini" kata bu sulis.
Gue hanya duduk terdiam di ruang guru sambil menunggu Bu Sulis yang pergi entah kemana. Selang beberapa waktu Bu Sulis kembali.
"Silahkan duduk Adam" kata bu sulis.
Adam duduk disebelah gue. Saat Adam duduk gue dengab sengaja menghela napas. Adam pun menatap gue namun gue menghiraukanya.
"Oke adam, Ibu ingin bertanya padamu, apakah benar kau yang memukul Tian?" Tanya bu Sulis
"Yaa bu" jawab Adam
"Kenapa?"
"Karena Tian yang menantangku duluan" kata Adam
"Apa? Itu bohong bu dia yang tiba-tiba memukul saya" kata gue marah
"Lo jangan coba-coba memfitnah gue yaa" kata Adam
"Lo yang nyoba mefitnah gue" kata gue.
Gue tidak tahan dengan perkataan Adam. Gue mengepalkan tangan dan mengangkatnya bersiap untuk menonjoknya.
"Tiannnn..." teriak Bu Sulis
Kami berdua terdiam. Bu Sulis nampak sudah lelah mengurusi kami. Padahal baru kali pertama kami berdua cekcok
"Tolong kalian berdua tenang" kata bu Sulis.
"Kalian adalah pengurus kelas. Kalian sebagai ketua kelas dan wakilnya seharusnya bersatu membuat kelas menjadi kondusif untuk belajar bukan malah bertengkar seperti ini. Kalau kalian berdua saja sudah tidak bisa bersatu bagaimana dengan teman satu kelas kalian" jelas bu Sulis
KAMU SEDANG MEMBACA
The Triangle Love
Teen FictionTian seorang siswa kelas 9 tiba-tiba jatuh cinta dengan seorang wanita lain. Padahal Tian sendiri sudah berpacaran dengan seorang perempuan sebayanya sejak 1 tahun yang lalu. Apakah pacarnya mengetahuinya? Bagaimana hubungan mereka selanjutnya?