28

114 9 0
                                    

Dea dan Raka berjalan keluar dari hutan. Dea mengikuti Raka kemana ia pergi. Suasanannya sangat hening. Tak ada obrolan.

"Dea lo masih sedih?" Tanya Raka. Dea hanya diam.

"Dea kita boleh sedih, tapi jangan sampai berlarut-larut seperti ini," kata Raka.

"Heyy kalian?" Kata seseorang. Mereka adalah polisi yang mencari mereka berhari-hari. Bagi Raka mungkin berbulan-bulan.

"Dea kita selamat," kata Raka. Wajah Dea kembali cerah. Walaupun raut kesedihan masih tampak di wajahnya.
***

Kepala sekolah sedang mengadakan rapat dengan orang tua Tian dan Dea. Rapat mereka terhenti karena ada panggilan masuk.

"Baguslah, tapi apa katamu? Hanya dua orang?" Kata kepala sekolah Radit yang raut mukanya berubah sedih. Kepala Sekolah Radit menutup telponya.

"Apa maksud bapak hanya dua orang?" Tanya Kepala sekolah Tian.

"Iya, bukankah mereka memang berdua?" Tanya Bu Sulis.

"Iya, tapi yang satu bukan Tian,"

"Apa maksud Bapak? Tolong jangan membuat kami bingung," kata Tante Mia.

"Yang bersama Dea bukan Tian tapi Raka murid kami yang hilang di hutan itu," kata kepala Sekolah Radit.

"Bagaimana dengan Tian? Kemana dia?" Tanya Om Bram.

"Mereka bilang dia tewas menjadi tumbal suku itu,"

"Apa? Pahhh Tiann pahh!" Kata Tante Mia.

"Jangan asal bicara yaa pak!"

"Sebaiknya tahan emosi anda, Pak Bram," kata Om Bian lembut.

"Katanya mereka menemukan Raka dan Dea. Dea dalam keadaan menangis. Mereka bertanya akan hal itu. Dan Dea menceritakan kalau Tian telah dibakar," kata Kepala Sekolah Radit. Tante Mia langsung pingsan, namun segera ditangkap Om Bram. Tante Okta langsung membantu Om Bram begitu pula Om Bian.

"Saya tidak akan tinggal diam, saya akan menuntut pihak sekolah atas kejadian ini. Karena kelalaian kalian anak kami diculik dan tewas," kata Om Bram.

"Kami siap bertanggung jawab pak dan kami mohon maaf sekali lagi dan kami juga turut berduka cita," kata Kepala Sekolah Tian. Kemudian, Om Bram membawa Tante Mia keluar bersama orang tua Dea yang membantu mereka.

***

Dea berjalan di koridor hotel. Ia ingin menemui orang tuanya. Menurut informasi dari Bu Sulis mereka sedang berada di kamar orang tua Tian.

"Dea!?" Panggil Adam.

"Adam!?" Panggil Dea. Adam langsung mengampirinya dan langsung memeluk Dea.

"Syukurlah kamu selamat, aku sangat mengkhwatirkanmu, keyakinanku benar Tian akan menjagamu,"kata Adam yang sesekali mencium kening Dea.

"Tapi Tian,"

"Ada apa denganya? Dia bersamamu kan?"

"Iya tapi dia sudah meninggal,"

"Okee Dea jangan sedihh aku ada disampingmu, aku akan menjagamu mulai hari ini," kata Adam.

Setelah bertemu dengan orang tuanya di kamar orang tuanya Tian, Dea memutuskan untuk duduk sebentar di sana.

"Dea, bisakah kamu menceritakan pada tante bagaimana Tian bisa meninggal?" Tanya Tante Mia lirih.

"Besok saja mah," kata Om Bram.

"Gakpapa om, Tian meninggal karena ia menyelamatkan nyawaku, ia meninggal karena aku, om tante Dea minta maaf karena Dea Tian meninggal," kata Dea sambil menangis.

The Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang