14

165 11 0
                                    

   "Damm, tolong dengerin penjelasan gue dulu" kata gue sambil mengejar Adam saat menuju ke kelas.

"Apalagi yang perlu dijelasin? Gue udah ngeliat dengan mata gue sendiri lo pelukan sama Dea kemaren pulang sekolah. Apa maksud lo? Asal lo tau yann tangan gue ini udah gatel pengen nonjok lo, tapi karena lo baru sembuh gue gak tega" kata Adam sambil mengepalkan tangannya.

"Damm, lo salah paham. Kemaren Dea yang duluan meluk gue" kata gue

"Tapi kenapa lo bales pelukannya? Lo nyari kesempatan kan?" Katanya

"Dam, gue minta maaf" kata gue namun ia langsung pergi tanpa berkata apapun.

***

   Jam istirahat, Dea lagi-lagi mengahampiri gue. Sudah beberapa hari ini semenjak gue masuk dia selalu mengahampiri gue.

"Tiann, pulang sekolah jalan yuk" ajak Dea.

"Jalan? Oke! Tapi ada syaratnya" kata gue

"Apa?"

"Adam harus ikut" kata gue

"Adam?" Katanya sambil melirik Adam yang duduk diujung

"Dia kan pacar kamu" kata gue

"Yaudah deh, jangan lupa yaa pulang sekolah" katanya

***

   Pulang sekolah kami bertiga jadi untuk pergi bersama. Gue dan Dea berjalan berdua. Dea seperti mengacuhkan Adam yang ada disampingnya. Adam terlihat cukup kesal dengan hal itu. Beberapa kali dia mencoba menarik perhatian Dea namun Dea mengacuhkannya. Kami bertiga memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Kami memasuki restoran.

"Tiann sini duduk disamping aku" kata Dea

"Gak usah aku duduk disini aja" kata gue

"Udah sini aja" katanya sambil menarik lengan gue

"Tapi Adam?"

"Udah dia kan bisa duduk di situ" kata Dea sambil menunjuk kursi yang berhadapan dengannya

"Sorry dam" kata gue

Adam nampak kesal. Tapi ia tetap duduk di seberang Dea. Kami memesan makanan. Tak lama kemudian pesanan itu datang.

"Tian buka mulutmu aku akan menyuapimu" katanya

"Aku bisa makan sendiri kok" kata gue

"Udah kamu diem aja oke?" Kata Dea

"Ohh shit, apa yang akan dia lakukan lagi"  pikir gue. Gue meilirik Adam, tatapanya tajam. Seperti singa yang menemukan mangsanya. Dea mulai menyuapi gue. Sendok yang berisi makanan mulai meluncur ke mulut gue.

"Ehmm Dea, sorry aku harus ke toilet sebentar maaf yaa" kata gue

"Baiklah, jangan lama-lama" kata gue

Gue buru-buru menuju toilet. Sesampainya di toilet Gue langsung mencuci muka gue. Menghela napas kemudian mengambil hp gue. Gue langsung membuka aplikasi Line. Langsung membuka chat ke Adam.

Via Line

Tian R.M : "Damm, ini kesempatan lo         untuk deketin Dea okey? Lo ngomong sama dia. Cepet Waktu lo cuma dikit"

Adam M.D : "okey thanks broo"

Setelah itu, gue mengintip dari pintu toilet melihat mereka berdua. Adam mulai berbicara dengan Dea. Sepertinya Adam mulai meyakinkan Dea. Dea sepertinya mulai teryakinkan. Adam mulai menyuapi Dea. Dea tampak menerimanya walaupun dengan muka datarnya pada Adam. Mengapa hati gue tiba-tiba sakit melihat mereka berdua? Lo harus kuat Tian, lo udah janji untuk ngebantu Adam pertahanin hubungannya dengan Dea. Gue melihat Dea. Ia tampak melihat jam di tangannya. Sepertinya dia mulai curiga karena gue belum juga kembali dari toilet. Gue memutuskan keluar dari toilet supaya Dea tidak curiga.

The Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang