Dea POV
"Dea lo gakpapa kann?" Tanya Zahra
"Gue lagi sedihh" kataku sambil menangis
"Iya iya gue ngerti kok perasaan lo, lo yang sabar yaa, disini bukan lo doang yang sedih tapi kita semua sedih" katanya sambil menepuk bahuku
"Pagii semuaaa" teriak Arga yang baru memasuki kelas dengan suara cemprengnya yang membahana.
"Arga lo bisa gak ngomongnya dikecilin dikit?" Marah zahra
"Lo kan cowok arga, gak pantes kalau ngomongnya gede banget kayak gitu?" Kata Ani
"Iya deh"
Arga langsung duduk di bangkunnya. Walaupun dia cowok, tetapi suaranya cempreng plus gede. Sampai sampai dia mendapat angket cowok tertoa di kelas. Bel berbunyi, beberapa saat kemudian Bu Sulis masuk.
"Haii ibu" teriak Arga dengan suara yang biasanya
"Ibu makin hari hari makin cantik deh" kata Arga
"Arga...tolong duduk ditempatmu ibu ingin memberikan pengunguman" kata Bu Sulis
"Ihh ibu, kalo marah makin tambah cantik deh" katanya
"Arga....." kata anak satu kelas yang sudah mulai kesal dengan tingkahnya
"Arga duduk sekarang, oke baiklah, ibu akan memberikan kabar, mungkin sebagian kalian sudah tahu bahwa ketua kelas kita, Tian mengalami kecelakaan pesawat saat pulang ke Indonesia, mari kita doakan Tian, agar Tian cepat pulih dan kembali berkumpul bersama kita lagi, berdoa mulai.............selesai" kata Bu Sulis.
"Oke kita lanjutkan pelajaran kita" kata Bu Sulis
"Ehh like ig gue yaa" kata Arga
"Gak" kata Ani
"Ehh Dea like ig gue" katanya
"Nanti yaa arga" kataku
***
Jam istirahat, Arga masih berkicau seperti ibu-ibu arisan.
"Ehh Ani, lo mau ke kantin yak?" Tanyanya dengan nada cempreng+kenceng
"Iyaaa kenapa?" Kata Ani
"Gue nitip ketoprak dong" kata Arga
"Dihh, beli aja sono sendiri lo kan punya kaki" kata Ani
"Ohh gitu lo yee ama gue, awas aja lo" kata Arga
"Bodo" kata Ani sambil menjulurkan lidahnya
Kemudian, mereka berdua lari kejar-kejaran sampai kantin mungkin. Aku lebih memilih duduk.
"Heii sayangg..." panggil Adam
"Heii juga" kataku
"Kamu gak ke kantin?" Tanyanya
"Lagi gak pengen" kataku
"Ohh, okey, Dea, nanti malam jalan yuk, mau gak?" Tanyanya
Plakk
Aku menamparnya dengan cukup keras.
"Kamu itu punya otak gak sih? Kamu punya hati nurani gak sih? Kamu gak inget apa temen kamu sedang terbujur di rumah sakit dan kamu malah ngajak aku jalan?" Kataku marah
"Kalau kamu mau jalan, jalan aja sana sendiri" lanjutku sambil pergi meninggalkannya sendirian.
Aku menangis di kamar mandi. Akh memikirkan keadaan Tian. Apakah dia masih hidup sekarang? Aku mengambil hpku, dan menelpon ibunya Tian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Triangle Love
Teen FictionTian seorang siswa kelas 9 tiba-tiba jatuh cinta dengan seorang wanita lain. Padahal Tian sendiri sudah berpacaran dengan seorang perempuan sebayanya sejak 1 tahun yang lalu. Apakah pacarnya mengetahuinya? Bagaimana hubungan mereka selanjutnya?