TBIM - Prolog.

31.3K 2K 34
                                    

mohon maaf untuk typo- typo dan kata-kata yang salah ya readers,
selamat membaca!
----------

Senyum miring itu terlihat begitu picik, matanya yang setajam elang menatap sebuah telephone rumah berwarna merah yang baru dipakainya untuk berhubungan dengan para anak buahnya.

Para bawahan terpercaya dan terlatih yang tengah memberantas habis sebuah desa yang digunakan para pendosa untuk bermukim. Menjijikan sekali.

Sekali lagi, senyum picik itu tercetak begitu jelas di wajahnya yang sangat tampan, namun kali ini dia menambahkan sedikit decihan remeh. Sampai akhirnya.

tok.. tok..

"Masuk." sahut si bermata elang itu, setelah mendengar 2x ketukan dipintu kayu mahalnya.

Hingga tampilan si tiga lelaki berbadan kekar itu. Si mata elang menatap mereka datar, sampai dia ingat bahwa salah satu diatara ketiganya adalah si pembawa kabar baik yang tadi disampaikan lewat telephone.

"Aku ingin tau, apa barang bagus yang kalian maksud." ucapnya tanpa bertele-tele. To the point, bahasa lainnya.

Alisnya makin menukik dan matanya menajam, menampikkan ekspresi yang begitu angkuh sembari melipat tangan diatas meja kerjanya sehingga aura gelap itu langsung terasa diruangan itu.

"Kami membawa beberapa gadis dari perkampungan tua itu, bos." ucap si pembawa berita.

Si mata elang hanya tersenyum miring sebentar, "Show them to me!"

Ketiga lelaki berbadan kekar tadi langsung menyanggupi perintah sang atasan. Maka mereka dengan beriringan keluar dari sana untuk melakukan tugasnya, sementara si mata elang sibuk memainkan jari tangannya sembari menunduk.

"Cepat masuk!"

Kepala si mata elang kembali mendongak, menatap kedatangan ketiga lelaki kekar tadi yang membawa serta 3 orang gadis yang sudah didandani. Namun, masing-masing kepala mereka ditutup dengan sebuah kain flanel hitam yang sukses menyembunyikan wajah ketiganya.

"Open it." ucap si mata elang dengan dingin.

Ketiga lelaki kekar tadi mengangguk, dan lelaki yang berada diujung paling kanan membuka penutup itu dari kepala gadis yang tengah ia pegang sekarang.

"Namanya adalah Jay, ayahnya berkebangsaan Jerman dan ibunya adalah pribumi. Merupakan seorang pelacur kelas atas yang bisa ditiduri oleh lebih dari 20 pria dalam sehari."

Sangat menjijikan, batin si mata elang.

"Bawa dia keluar, kau pasti mengerti apa maksudku." katanya, yang langsung diangguki oleh lelaki tadi.

Lelaki bermata elang itu mengangkat sedikit dagunya, memberi kode pada anak buahnya yang lain untuk membuka kain si gadis kedua. Dan ya, kain itu terbuka sedetim kemudian.

"Oh Sunny, terlahir sebagai anak yatimpiatu. Bekerja di bar sebagai pemasok minuman keras dan obat-obatan terlarang."

Dan lagi, lelaki mata elang itu berdecih.

"Bawa dia keluar." titahnya mutlak.

Sampai akhirnya wanita kedua itu keluar, dan menyisakan dia dengan si gadis terakhir yang ada ditangan 'pembawa kabar baik'.

srett...

Kain wanita terakhir, telah ditarik.

"Wanita ini berbeda, ayahnya menjual pada kita untuk uang sebesar US$150ribu dengan jaminan jika anak gadisnya ini belum tersentuh oleh siapapun. Namanya, Im Yuri."

Si mata elang, kembali menajamkan matanya demi meneliti si wanita terakhir dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Senyum jahatnya kembali tertarik,

"Tinggalkan dia disini, kau boleh keluar."

"Baik, bos!"

-------
#tbc

[1] That Bitch Is Mine (ft. Oh Sehun) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang