Chapter 14

10.6K 1K 9
                                    

maaf untuk typo-typo yang ada di chapter ini ya readers,
selamat membaca!!
--------

Chapter sebelumnya

"Ada apa?" tanya Sehun dengan dahi yang mengerut.

"Aku sudah menemukannya, Sehun-ah." ucap Mark langsung, tapi malah membuat Sehun bertambah bingung.

"Siapa yang kau maksud?"

"Seongok sampah yang kau kirimkan datanya padaku tiga bulan lalu."

DEG!


THAT BITCH IS MINE
*$*
BAGIAN EMPAT BELAS
--------------------------------

Kembali pada tiga bulan lalu, dimana pada saat itu Sehun tengah berkumpul dengan anggota Phoenix dimarkas besar mereka, umpatan keji dari dalam mulutnya mengkuar begitu saja kala sebuah benda pipih bernama ponsel itu bergetar disaku celananya.

Dengan perasaan dongkol bercampur kesal, dia meraih ponsel itu. Menyeret tanda hijau didalam layar dengan marah saat melihat caller ID yang tertera disana.

"Jangan--"

"Bos, dia datang."

"APA?!"

"Ya bos, dia datang ke Mansion utama."

"Dimana Yuri?"

"Dia.."

"YAK KIM KAI, CEPAT KATAKAN!"

"Nyonya ada diruang tengah, bersam--"

"Terus awasi mereka, dan jangan lupa ikuti kemana dia pergi setelah keluar dari Mansion. Kau mengerti?"

"Yes, big boss."

Pip!

"Ada apa?" itu Chanyeol, bertanya dengan raut wajah kebingungan karna mendengar Sehun membentak Kai didalam sambungan telefonnya barusan.

"Bajingan itu dirumahku." jawab Sehun langsung, sembari memijat pelipisnya pelan. "Hubungin Jackson, kirim semua data tentang bajingan itu padanya. Aku akan menghubungi Mark untuk meminta bantuan kecil."

"Yes, big bos."

Sementara itu disisi lain, Yuri masih beriam ditempatnya sembari menunduk dan menahan airmatanya yang sebentar lagi akan keluar dari pelupuk matanya.

Tangannya mencengkram kuat rok yang ia pakai sampai telapak tangannya terlihat memutih. Giginya bergemelatuk geram, seolah mengisyaratkan amarah yang sangat besar.

"Yuri-ah, bagaimana kabarmu?"

Suara berat itu menginterupsi, sehingga atensi Yuri kini beralih pada seorang pria paruh baya yang ada didepannya.

"Yuri, jangan menatap ayahmu seperti itu." katanya lagi, tapi malah dibalas dengan decihan remeh dari Yuri.

"Ayah? Kau bilang apa? Ayah?" ketus Yuri. "Maaf-maaf saja ya Tuan Jaebum yang terhormat, Ayahku sudah mati."

Si lelaki paruh baya--Jaebum, merasa terkejut mendengar ucapan sang anak yang sangat begitu menusuk. Tajam, sungguh luar biasa tajam sampai rasanya ketajaman itu melebihi sebuah pisau belati.

"Y-yuri.."

"Kau!" Yuri berdiri dari tempatnya dan langsung menunjuk Jaebum tepat didepan wajah lelaki itu. "Kau itu pembunuh, dan aku tidak pernah sudi memiliki ayah seorang pembunuh."

"IM YURI!"

"Tidak sadarkah kau Im Jaebum, orang yang kau tusuk dengan sebuah pisau pada beberapa bulan lalu itu adalah istrimu sendiri?" timpa Yuri lagi. "Ah, masih kah kau menganggapnya istri? Aku lupa kau juga telah menikahi seorang jalang dari sebuah klub desa. Benar-benar seorang bajingan ulung."

"Yuri-ah, dengarkan ayah dulu, sekali saja." Jaebum memohon, bahkan sampai bersujud dikaki Yuri dengan tangan menangkup layaknya orang sedang berdoa. "Ayah--"

"Pergi."

Hm, singkat dan menusuk.

"Tapi Yuri--"

"PERGI KUBILANG!"

Kyungsoo yang saat itu ingin mengantarkan minuman kedepan, mendadak mengurungkan niatnya dan kembali kedapur. Tentu saja dia takut, terlebih lagi--

"Sayang, kau kenapa?"

Kai yang baru masuk kedalam dapur juga langsung mendadak panik ketika melihat Kyungsoo yang tengah mengatur nafas terengahnya sembari memegang dadanya.

"Sayang?" panggil Kai lagi, tapi Kyungsoo tidak menjawabnya.

Lelaki mungil itu malah langsung berlaru menghambur kepelukan Kai, sembari terus terengah dan mencoba menetralkan kembali deru nafasnya.

"K-kai.." lirih Kyungsoo putus-putus.

Kai pun hanya membalas pelukan itu serta mengelus kepala suaminya dengam lembut, mencoba menyalurkan ketenangan juga dengan bisikan-bisikan penenang ditelinga Kyungsoo.

"Ada apa?" tanya Kai setelah dirasa Kyungsoo sudah mulai tenang.

"N-Nyonya.."

"Ada apa dengan Nyonya?"

"D-dia.. d-dia.."

PRANGG!!

Suara pecahan kaca langsung menyeruak masuk kedalam indra pendengaran Kai dan Kyungsoo. Kedua lelaki berbeda kulit itu pun langsung saja berlari keruang tengah, dimana ternyata disana hanya ada Jaebum yang tergeletak diatas lantain dengan kaki yang berlumuran darah.

"Apa yang terjadi?" tanya Kyungsoo, kepada anak buahnya yang berdiri disana sembari mematung.

"A-aa i-itu.. Lelaki itu baru saja ingin keluar setelah nyonya berlari menaiki tangga, t-tapi setelahnya aku mendengar suara kaca yang pecah dan dia yang sudah tergeletak diatas lantai."

Kyungsoo menutup mulutnya sendiri karna kaget, sementara Kai mengerutkan keningnya bingung. Seperti ada yang mengganjal, dan dia tau ini pasti bukan perbuatan Sehun.

Lalu, apa yang terjadi sebenarnya disini?!









________
#

tbc


chapter ini adalah kisah kelanjutan dari chapter 04 ya, sorry kalo kalian jadi agak bingung dan maaf juga kalo pendek, karna gue emang sengaja ngebuat Chapter ini sebagai flashback aja, hehe...

-Sekainyeol💕

[1] That Bitch Is Mine (ft. Oh Sehun) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang