10 | Gagal

335 78 6
                                    

Devian POV

Argh, sialan.

Hari ini sudah hari Senin lagi. Memang waktu itu berjalan begitu cepat ya. Rasanya seperti udah mau kiamat. Bayanginnya saja udah bikin ngeri. Apalagi kalau tiba-tiba terjadi sekarang juga, nggak kebayang deh.

Sekarang pukul 06.14. Beberapa menit lagi apel pagi akan dilaksanakan. Aku mendecak kesal. Ketika aku hendak mengambil topiku yang berada di kolong meja, tapi apa yang aku cari menghilang entah kemana.

"Sialan, siapa sih yang ngambil topiku?" gerutuku keras. Hingga semuanya menolehkan wajahnya padaku. "ada yang ngambil?"

Tapi semuanya bergeming. Tidak menjawab pertanyaanku atau pun peduli. Mereka kembali beraktivitas seperti biasa setelah diam beberapa detik menatapku.

Aku mengacak-acak rambutku frustasi. Pagi-pagi gini udah bikin kesal!

Aku menyandarkan badanku di meja, diam, mengatur nafas dan jalan pikiranku. Jangan emosi Devian, jangan emosi. Pikirkan sekarang, dimana topimu berada, Dev. Dimana. Tenang. Jangan emosi.

Aku kembali mengingat kapan terakhir aku menggunakannya. Memang benar aku meletakkannya di kolong meja. Tapi aku nggak ingat lagi apa aku mengambilnya atau membawanya ke rumah. Dan seingatku, tadi di rumah—tepatnya dibalik pintu kamar—aku nggak melihat tanda-tanda keberadaan topi itu. Jadi memang satu-satunya kemungkinan adalah ada yang mengambilnya.

Aku membayangkan ada seorang murid yang uring-uringan seperti aku sekarang, perihal tidak ada topi untuk apel pagi, dia menelusuri kelas demi kelas dan mengecek kolong mejanya, kali saja ada topi nganggur sehingga akan dia ambil tanpa peduli pemiliknya pakai topi atau nggak. Yang penting dia selamat dari poin ketertiban.

Tidak menggunakan atribut seragam dengan lengkap disaat apel pagi atau upacara, akan diberi poin sebesar 5 poin. Jika sudah mencapai total poin-poin tertentu, akan diberi sanksi. Dan selama ini catatan poinku masih bersih, tidak tercemari. Maka dari itu, aku harus mencari topi.

Aku terus diam sampai ingat bahwa Carla mempunyai 2 topi.

Aku segera merogoh ponselku di saku celana, lalu menekan angka 3 di dial pad, dan otomatis nomer Carla dihubungi. Aku menunggu panggilanku dijawab dengan sabar,

"Halo." 

"Carla! Kamu punya topi dua kan?"

"Iya, memang kenapa Dev?"

"Aku pinjam satu bisa? Topi ku yang di kolong meja raib diambil massa. Hahahaha."

"Iya pinjam saja, tapi nggak tahu masih ada atau nggak di kolong."

"Memangnya kamu..?"

"Aku masih di jalan Dev, beberapa menit lagi baru sampai."

"Oke-oke. Makasih Carla. Hati-hati di jalan."

"Iya Dev."

Begitu telepon tertutup, aku bergegas menuju kelas Carla. Dan berharap topinya nggak raib diambil massa juga.

***

"Ah, pagi Devian." sapa Naomi begitu aku memasuki kelasnya. "Tumben pagi-pagi begini datang kesini, Carla belum datang."

Aku mendengar beberapa jeritan yang keluar dari mulut gadis-gadis yang ada di dalam kelas IPS 1 ini begitu aku masuk lebih dalam. Mereka lebay, Ya Tuhan. Apa Carla tahan dengan mereka, apalagi dengan gerombolan cewek yang duduk di belakang bangku Carla. Dandanannya norak, mereka menatapku seperti ingin menyerangku? Uh, aku bergidik ngeri melihatnya.

"Carla duduk di sebelahmu, kan?" tanyaku pada Naomi begitu aku berdiri di depan bangkunya. Sebenarnya aku sudah tahu, tapi hanya untuk memastikan, kali saja Carla pindah tempat duduk.

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang