14 | Serious?

237 39 5
                                    

Carla POV

"Carlaa.."

Naomi memanggilku dengan lengkingan miliknya yang khas, aku baru saja masuk ke dalam kelas. Aku menoleh padanya lalu tersenyum geli. Dia sudah aku peringati berkali-kali agar tidak memanggilku seperti itu. Tapi tetap saja.

"Ada apa?" tanyaku seraya duduk di bangkuku, bangku yang selalu berada tepat di samping bangku Naomi. "Kamu itu, dibilangin jangan manggil kayak gitu. Kamu gitu lagi aku nggak mau duduk di sampingmu." keluhku dengan memasang ekspresi ngambek.

"Ya ya sorry. Kebiasaan nih hahaha." Dia lalu terkekeh. "Memang kenapa kok nggak mau?"

Aku memutar bola mataku. "Ya malu-maluin tau gak."

"Nggak."

Aku menjitak kepalanya sebal. Lalu tertawa. Aku sangat sayang padanya. Sudah aku anggap sebagai saudara sendiri. Aku merasa nyaman berada di sampingnya.

Lalu aku tersenyum tipis menatapnya. "Jadi, ada apa kamu memanggilku? Jangan bilang kalau nggak ada urusan memanggilku."

Dia mengangguk. "Hari Sabtu besok senggang gak? Ayo jalan-jalan waktu malam. Berdua aja. Itung-itung saturday night sama temen." Begitu selesai dia terkekeh.

"Wahh ngedate nih?" godaku dengan serunya. Jarang-jarang lho Naomi ngajak pergi bareng. Aku lalu tertawa. "Ajak Devian sama Setya yuk!"

Naomi langsung menggeleng. Dia mengerucutkan bibirnya. "Gak mau. Ntar jadi obat nyamuk."

"Lah kan ada Setya. Iya kalau cuma Devian yang aku ajak, beda lagi dong." Balasku.

"Noo! Emangnya aku sama Setya pacaran? Nggak kan?" tolak Naomi mentah-mentah dengan suaranya yang melengking. Menyebabkan banyak pasang mata menatap kami. Dengan gugup aku menyuruh Naomi agar memelankan suaranya.

Begitu mulai terkendali, aku berkata, "Tapi kamu ada rasa 'kan sama Setya?" Aku lalu memberikan tatapan 'mampus lu' padanya.

Terlihat semburat merah di wajah Naomi. Aw manis sekali, dia blushing.

"Nggak ah. Kita berdua aja!" Naomi tetap berpegang teguh pada keinginannya. Aku mengangguk pasrah. Kalau dia udah maunya gitu harus diturutin.

"Oke. Kemana nih?"

"Supermal Pakuwon Indah aja."

"Yaw. Jemput ya."

"Oke deh beres." Naomi mengancungkan jempolnya. Bertanda sip.

Aku tersenyum. Begitu obrolan kita berakhir, guru Matematika pun masuk dan memulai pelajarannya.

***

Sabtu malam.

Aku sudah siap dengan pakaian pergiku, simple. Aku mengenakan dress tanpa lengan selutut berwarna pink, dan lenganku ditutup dengan cardigan berwarna ungu tua. Rambut hitamku aku biarkan tergerai, dengan jepit pink menghiasi poniku yang panjang agar tidak selalu menutupi mata kiriku. Aku akan menggunakan flat shoes ungu, alasannya karena aku nggak biasa pakai high heels.

Repot kalau pakai high heels. Males banget jugaan. Lagian cuma ngedate sama Naomi. Hehehe geli juga kalau ngomong ini date.

Aku menunggu di pelataran depan rumah. Naomi akan menjemputku pakai mobil. Tidak, dia nggak nyetir sendiri, tapi ada sopirnya yang mengantar.

Sambil menunggu, aku bermain dengan ponselku. Jangan salah! Begini-begini aku suka banget main game. Yang seperti Clash of Clans, Cytus, Valkyrie Crusade, Toram Online, Five Nights at Freddy's dan banyak lagi. Jadi jika kalian berpikir aku cewek kalem, itu salah besar. Aku begini-begini suka hal yang berbau action, RPG, dan thriller, pokoknya yang begitu itu deh.

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang