26 | Mereka Berdua

225 16 6
                                    

W/n: Bisa dibilang ada beberapa perubahan di chapter sebelumnya. Silahkan baca ulang agar paham.

***

Carla POV

Bulan April

Bulan ini, kelas 4 semester dan kakak kelas semester 6 melaksanakan ujian nasional, dan ada SNMPTN di bulan selanjutnya, dan tes SBMPTN. Yang jelas, bulan sibuk.

Tentu Setya dan Evelyn jadi super sibuk. Aku juga mulai jarang bertemu dengan mereka berdua. Mungkin hanya kebetulan berpapasan di lorong atau saat pulang. Yang jelas, jarang bertemu.

Aku— ya, aku merasa kesepian. Meski pada akhirnya teman sekelasku tidak memperlakukanku dengan buruk, tetap saja. Aku merasa seperti ada dinding tak kasat mata diantara aku dan temanku.

Mungkin terlalu berlebihan, tapi memang nyata.

Aku juga akan sibuk, sibuk mengejar materi yang kelas ini belum selesaikan untuk ujian akhir semester awal Juni besok. Motivasiku untuk belajar makin menaik, tidak buruk juga sebenarnya.

Perlahan aku bisa melupakan Devian juga, aku yakin dengan semua kesibukan ini, aku bisa melupakan dia. Tentu, kan?

Keluargaku sudah menyiapkan semua hal untuk kepindahanku. Mulai dari mengurus surat-surat di sekolah, pergi ke diknas kota untuk pengajuan perpindahan wilayah sekolah, dan mendaftarkan aku di sekolah Jakarta. Semua sudah beres, aku tinggal menyelesaikan semester ini dan pindah dengan tenang ke Jakarta.

Aku tidak menceritakan perihal ini pada siapapun kecuali Setya dan Evelyn. Wajar kan? Lagipula untuk apa mereka—teman sekelasku—tahu bahwa aku akan pindah? Mereka mungkin justru akan berpikir aku mencari perhatian dan sensasi dengan mengatakan itu.

Menyebalkan, aku terlalu berpikiran buruk.

Sepanjang pelajaran berlangsung aku hanya melamun. Semua yang diterangkan guru ekonomi tidak ada yang masuk sama sekali ke otakku. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Penjelasannya tidak jelas dan terkesan sia-sia.

Aku memutuskan untuk memainkan ponselku. Aku membuat buku tulisku berdiri, dan aku memainkannya dibalik buku itu. Sebenarnya tidak masalah kalau aku main ponsel terang-terangan, tapi setidaknya aku ingin menghormati si guru.

Semua akun social media-ku aku deactivate. Yang dalam 30 hari akan terhapus otomatis. Aku tidak butuh semua itu, bukannya membuat santai, semua justru membuatku stress.

Aku hendak mengirim pesan WhatsApp pada Evelyn. Aku meng-scroll kontak, dan tanpa sengaja aku melirik kontak milik Devian. Kau tahu, kontak Devian dan Evelyn berdekatan.

Statusnya: N💕 (12 hours ago)

DEG

Rasanya jantungku seperti berhenti berdetak. Tanganku gemetaran, ponselku sampai berbunyi keras jatuh ke meja. Untung tidak menyita perhatian terlalu banyak.

Apa ini? Dia sudah punya yang baru? Sebegitu cepatnya kamu dapat penggantiku, Dev?

Dadaku terasa sakit. Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Tangan kananku meremas seragam di dada, rasanya sakit sekali. Sekujur tubuhku terasa dingin dan membeku. Siapa N?

Satu orang berinisial 'N' yang aku curigai hanya dia.

Aku melirik si perempuan itu, pengkhianat. Naomi, dia sedang berkutat dengan ponselnya. Kedua alisku bertaut. Dengan cepat dan tangan yang gemetaran, aku melihat last seen milik Devian.

Dia Online.

Lalu aku mencari kontak Naomi.

Dia Online juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang