2 | Carla's

796 177 22
                                    

Devian. Cast: Yuki Furukawa. [Lihat Multimedia]

***

Devian POV

Aku terkekeh seiring mendengar jeritan Carla yang sempat aku dengar sebelum begitu jauh dari rumahnya. Aku hanya bercanda, aku tidak bisa membayangkan betapa lucunya wajah Carla yang memerah karena hal itu. Dia memang mudah sekali blushing.

Aku kebut-kebutan sepulang mengantar Carla. Aku tahu dia selalu melarangku untuk mengebut, tapi kalau nggak begini, aku bakal diomeli oleh Mama tercinta.

Baik Mama atau Papa, mereka memberiku perintah untuk segera pulang dari sekolah. Dan selanjutnya tidak boleh keluar dari rumah selain untuk les atau membeli keperluan yang lain. Maka dari itu, kalau kedua orangtuaku tahu aku nggak langsung pulang, aku bakal diomeli.

Well, aku heran kenapa, padahal aku sudah SMA, semester 3 pula. Apa susahnya sih melepaskan anak yang udah besar? Agak merasa seperti dikurung nih. Jadi mikir kalau aku gak beda jauh sama kucing piaraanku, si Mochi. Dia mah selalu dikurung di dalam rumah supaya tidak hilang.

Masa iya orangtuaku takut aku hilang makanya dikurung di rumah terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa iya orangtuaku takut aku hilang makanya dikurung di rumah terus.

Lagipula aku punya dua saudara yang lain, adikku bernama Antony, dan satunya yang paling muda, Aries. Jadi kan, seharusnya mereka tidak begitu parno denganku yang sudah SMA. Aku sudah bisa jaga diri.

Kadang aku iri melihat teman seumuranku yang bisa pergi kemana pun tanpa larangan. Bisa pergi malam mingguan, bisa ke pub, nobar, ke cafe, ngopi-ngopi, dan lainnya deh. Kan asik. Kalau aku, mimpi dulu deh baru bisa.

Ah sudahlah, percuma dipikirin. Orangtuaku nggak pernah bisa mengerti keinginan anaknya yang sedang dalam masa labil. Masa remaja gitu.

Aku kembali berkonsentrasi menyetir motor. Perjalanan dari rumah Carla menuju rumahku lumayan lama, sekitar 20 menit, itu pun aku sudah kebut-kebutan. Memang jaraknya cukup jauh. Tapi meski jauh, aku rutin menjemput dan mengantarkan dia pulang kalau Ayahnya kerja.

Dia si Carla, Carla Emallina Nathan. Gadis yang di mataku selalu terlihat cantik. Dia tidak begitu tinggi. Kalau dia berdampingan denganku, dia sekitar daguku. Rambut hitamnya yang panjang sepunggung selalu diurai. Pipinya tembam, chubby gitu, bikin gemas. Nggak afdol rasanya kalau sehari nggak nyubit pipinya.

Carla bagiku cantik. Tapi aku nggak tahu kenapa dia seperti terlihat minder jika berjalan denganku. Apa mungkin karena tinggi badannya yang berbeda jauh denganku? Atau karena hal lain?

Dia memiliki cita-cita yang berbeda jauh denganku, dia ingin sekali menjadi manager, yang aku nggak tahu kenapa dia menginginkan hal itu. Aku sudah pernah menasihati dia untuk mengambil cita-cita yang sesuai dengan bakatnya agar tidak kesulitan, tapi dia tetap ngotot untuk memilih manager.

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang