24 | Cari Masalah

233 18 1
                                    

Carla POV

Hmm..

Sudah berapa lama ya?

2 minggu?

Aku mencoret angka di kalender. Menandakan bahwa hari kemarin sudah aku lewati. Dan aku akan melewati hari ini.

Ada hal apa lagi hari ini?

Aku mengambil tasku lalu memakainya. Kemudian pergi ke ruang makan. Di sana sudah ada kak Dito dan kak Alisha. Mereka berdua bergiliran mengantarku jika Ayah bekerja.

Tanpa sadar aku tersenyum tipis, kenapa tidak dari dulu saja aku seperti ini?

Aku sudah merasa lebih baik. Terlebih Evelyn dan Setya yang sering menemaniku di sekolah. Aku bersyukur, setidaknya mereka tidak menjauhiku.

Aku duduk di kursi meja makan dan memakan jatah sarapanku. Waktu masih menunjukkan pukul enam kurang dua menit. Masih lumayan lama dari bel masuk. Jadi aku santai saja.

Setelah makan selesai, aku menunggu kak Alisha selesai makan. Hari ini giliran kak Alisha yang mengantar dan menjemput. Ah, dia lama sekali kalau makan. Jangan tanya seperti apa, yang jelas jam enam seperempat dia baru selesai.

"Kak, sudah jam segini, cepetan." seruku dari ruang tamu, sudah siap dan nggak sabaran. Aku takut terlambat.

"Iya-iya!" sahut kak Alisha dari ruang makan. Kemudian aku mendengar suara kursi berdecit, bergesekan dengan lantai menimbulkan suara nyaring yang menyebalkan. Kudengar suara air dari galon. Dan setelah mendengar suara gemericik kunci, kak Alisha muncul.

"Pakai motor saja, udah jam segini." Dengan suara sebal aku berdiri lalu menghentakkan kaki keluar rumah.

"Masih mending kamu aku anter. Jangan kebanyakan protes."

Astaga, dia menyebalkan sekali. Aku lebih suka diantar kak Dito daripada kak Alisha. Kenapa? Ya karena itu.

"Cepetan."

***

Sekolah begitu menjemukan hari ini.

Aku menghampiri Evelyn saat istirahat kedua. Karena istirahat kedua lebih panjang dari yang pertama, jadi lebih enak kalau mau curhat-curhat gitu. Sungguh, baru beberapa minggu yang lalu aku kenal dengan gadis ini, tapi sudah lengket.

Aku tersenyum kecut melihat pemandangan yang tidak mengenakkan begitu masuk ke dalam kelasnya.

Devian tengah bercanda bersama banyak gadis-gadis di depan bangkunya. Begitu ya kalau sudah putus, hm? Kamu merasa bebas banget kan. Sudah nggak ada lagi Carla yang cemburu, Carla yang mengamuk, Carla yang mengatur. Kau bebas bersikap apa pun.

Tanpa sadar hatiku nyeri. Tepat di dada sakitnya. Apa? Ini cemburu? Tidak-tidak. Aku sudah tak punya hak sama sekali untuk cemburu.

Segera aku menghampiri Evelyn yang bangkunya berada dua dari belakang. Agak jauh dari bangku Devian yang ada di paling depan.

"Carlaaa." seperti biasa. Suara centil milik Evelyn menyapaku, menggema ke seisi kelas ini. Aku ragu kalau Devian tidak mendengarnya.

"Uuuh." Aku memegang kepalaku sembari duduk di samping Evelyn yang bangkunya kosong. "Bisa nggak Ev, jangan keras-keras gitu."

"Hehe iya sorry." yang dinasihati hanya menyengir. "Ada apa nih kesini?"

"Ya elah biasanya juga aku kesini kan."

Aku melirik pemandangan yang dari tadi menggangguku, serta suara centil dari gadis-gadis itu. Dan aku dengar meski samar-samar.

"Untung ya Devian udah putus dari Carla. Kenapa nggak dari dulu aja sih Dev?"

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang