6 | Again

352 107 5
                                    

Carla POV

Aku menghampiri kelas Devian yang sedang ramai. Berarti gurunya sudah tidak ada (Innalillahi) dan aku bisa masuk ke dalam. Aku berhasil menahan tangisku yang sempat mau keluar, tapi tidak untuk emosiku.

Begitu aku masuk, aku dihujami beberapa tatapan tidak suka. Mungkin pikirnya aku itu seenaknya sendiri. Bukan murid kelas itu ngapain juga masuk kesitu.

Oh ayolah, aku pacarnya Devian, guys. Dan aku yakin seantro sekolah sudah tahu tentang itu.

"Devian." panggilku saat aku menghampirinya, dia tengah bermain hp ketika aku datang ke kelasnya. "Kamu bawa jaket? Aku pinjem."

Dia mendongak padaku dan matanya langsung menuju padaku yang tengah berdiri di depan bangkunya. Lalu aku melihat bola matanya dari atas turun ke pinggang. Seperti dia sedang men-scan ku. Begitu sampai di pinggang, raut wajahnya berubah.

"Kamu kenapa? Habis kecebur ke kolam?" tanyanya. Diselingi dengan sedikit tawa. Aku merasa dia mencoba bercanda denganku, tapi sayang aku tidak bisa meladeninya. Tapi itu nggak masuk akal banget. Masa iya aku bisa kecebur ke kolam.

"Kalau aku kecebur kolam, seharusnya seluruh tubuhku basah, bukan cuma atasan doang." balasku sinis.

"Ya kali yang kecebur atasannya doang."

"Ya masa kepalanya duluan yang jatuh. Terus kakinya enggak. Kamu anak IPA atau apaan sih, hah?"

Dia berdiri lalu mengusap-usap rambutku, kemudian tersenyum jahil. Apa-apaan lagi sih!

"Jangan marah-marah. Nggak baik." ujarnya.

"Bawel." Aku memutar bola mataku jengah. "Pinjem jaket mu!"

"Buat apa?" raut wajahnya menyiratkan kebingungan. 

"Pertanyaanmu gak mutu banget Dev. Ya buat dipake lah!"

"Ih santai aja kenapa sih!" seru Devian, dia lalu mengambil jaketnya yang digantung di kursinya. Aku mendengus sebal. "Kan bisa saja mau kamu jual atau dipamerin ke sekeliling."

Aku menggerutu sebal, "Nggak lucu Dev!"

"Nih!"

Dia memberikan padaku jaket Nike berwarna hitam. Aku terdiam menatapi jaket yang kini aku pegang. Ah aku ingat jaket ini. Ini jaket pemberianku saat dia berulang tahun yang ke-15 pada bulan Januari 1 tahun yang lalu. Entah kenapa tiba-tiba hatiku menghangat. Yang awalnya begitu keras dan dingin menjadi cair. Seolah rasa marahku tadi hilang seketika.

Aku memeluk jaket tersebut. Lalu tercium aroma tubuh Devian yang benar-benar khas.

"Katanya mau dipake, kok malah dipeluk gitu sih." tegur Devian, risih. Dia memang tidak suka jika aku melakukan itu. Katanya, itu jaket ada keringatnya orang, gak jijik apa dipeluk-peluk gitu.

Aku tersenyum saat melihatnya. Aku sudah merasa lebih baikan. Dia memang mempunyai kekuatan super yang entah, selalu sukses membuatku baikan seperti biasa. Dia penenangku.

"Aku pinjam dulu ya sayang." nada suaraku melembut. Dia mengangguk. Lalu aku berpamitan padanya dan menuju kamar mandi dekat sini.

Begitu sampai di kamar mandi, aku melepaskan kemejaku, dan memakai jaket hitam itu. Untukku jaket ini kebesaran, tapi kalau Devian yang memakai kelihatannya seperti sudah sesak. Ah dia memang besar sekali. Haha.

Begitu selesai mengganti pakaian. Aku segera berjalan ke kelas. Banyak mata memandang, tentunya. Mungkin gara-gara kejadian tadi di kantin. Jangan salah akan sekolahku ini. Begitu ada hal yang mencengangkan terjadi, berita itu akan menyebar luas seantro sekolahan. Dan hasilnya ya begini ini. Tapi aku mengabaikannya.

The Difference On UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang