Part 3 [Daddy is Change]

43.1K 2.5K 27
                                    

Author POV
Pria tua itu nampak terduduk lemas menatap nanar para pemudi yang asyik berjoget liar di lantai dansa.
Dia hanya meneguk minumannya berkali-kali sampai matanya memerah dan hidungnya berair.

"Kenapa lagi denganmu hari ini?"
Terdengar suara bartender yang menyapanya.

"Aku harus mendapatkan banyak uang dalam waktu singkat, dan aku bahkan tak mengetahui bagaimana caranya."
Pria itu kembali memukulkan kepalanya ke meja marmer yang tepat berada di depannya sampai sebuah tangan terulur dan menghentikan aksinya.

"Bukankah kau memiliki seorang anak gadis?"
Terdengar suara bartender itu yang telah berdiri tepat di sebelah pria tua tersebut dan menempatkan tangannya untuk membuat pria tua tersebut tidak kembali menyakiti dirinya.

"Ya, aku punya, terus apa yang bisa kuharapkan darinya? Dia sudah berhenti bekerja dan semua uang tabungannya sudah kukuras habis."
Pria tua itu mendengus kesal dan mengacak kasar rambutnya.

"Mungkin kamu bisa menjualnya untuk dapat memperoleh uang dalam waktu cepat?"
Bartender itu memberikan usul.

"Itu hal yang sia-sia. Kalau aku menjualnya aku hanya bisa mendapatkan uang 1-10 juta. Walau dia perawan, lelaki mana yang mau membeli kesuciannya seharga 1M? Itu mustahil sekali."
Kembali pria tua itu meneguk minumannya dan mendengus kesal.

"Siapa yang bilang kamu harus menjualnya kesuciannya dan membuatnya menjadi pelacur? Maksudku kamu bisa menjualnya di perdagangan manusia dan biasanya orang luar negeri mau mengocek kantongnya lebih dalam untuk memiliki seorang budak sex atau mungkin menjadikan dia seorang pembantu gratis seumur hidup.
Aku sudah sering membantu temanku untuk menjual anak jalanan dan hasilnya anak jalanan yang memenuhi kota Jakarta ini bisa berkurang sebagian. Dan tentu saja temanku mendapatkan banyak uang dari sana."
Bartender itu nampak sudah kembali ke tempatnya dan kembali menuangkan anggur ke minuman pria tua itu.

"Menjualnya? Maksudmu aku tak akan melihat mukanya lagi dan aku bisa mendapat banyak uang dengan menjualnya?"
Pria tua itu nampak mendongakkan kepalanya dan menatap manik mata bartender tersebut.

"Ya, kamu bisa menjualnya.
Aku tau dimana tempat untuk menjual manusia dengan cepat.
Apa lagi anak gadismu masih perawan dan setahuku dia cantik.
Pasti banyak orang luar negeri yang ingin memilikinya.
Mungkin harganya bisa melebihi 1M"
Bartender itu nampak tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

"Jangan bercanda kau, manamungkin gadis seperti itu bernilai segitu mahal?"
Pria tua itu nampak tak percaya dengan kata-kata bartender itu.

"Percayalah padaku, aku sudah sering membantu orang yang kesusahan dengan bisnis ini.
Temanku mendapatkan 500 juta rupiah dari hasil menjual seorang anak jalanan yang sangat kotor dan bodoh.
Apa lagi putrimu yang pintar, cantik dan masih perawan itu. Aku yakin dia akan terjual dengan harga mahal. Mungkin kau bisa kaya sesudah menjualnya."
Bartender itu nampak meyakinkan pria tua tersebut.

"Oke, aku sudah sangat terdesak dan aku memerlukan uang dengan cepat. Lagipula aku sudah tak tahan melihat wajah anak itu, selalu sukses membuatku marah dan ingin membunuhnya seketika.
Baguslah kalau dia bisa menghasilkan uang dan mengganti semua biaya yang telah kukeluarkan untuknya selama ini. Jadi, dimana aku bisa menjual putriku?"
Terlihat seringai jahat di wajah pria tua tersebut dan dia meneguk kembali gelasnya yang telah terisi.

"Siapkan putrimu dan datanglah kemari. Aku akan membawamu ketempat perdagangan manusia."
Bartender itu nampak tersenyum dan sekali lagi dia menuangkan minuman ke gelas pria tua yang kosong itu.

Kiara's POV
Aku terbangun di tengah malam karena mimpi buruk yang kembali terputar seperti kaset rusak di kepalaku.
Ibu, aku merindukanmu.
Semoga kamu tenang di atas sana.

The Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang