Kiara's POV
"Ya, itu foto Kinara.""Maksudmu Archangel mengenal Kinara?" Tanyanya penuh selidik.
"Mereka berpacaran." Jelasku singkat.
"APA?" Suaranya meninggi dan ia menatapku dengan tajam.
Aku menunduk dan tak berani menatap mata yang melotot itu. Ia terdiam dan berjalan menjauh. Kupikir ia akan meninggalkanku ternyata ia kembali dan membawa selembar handuk untukku.
"Pakai ini. Maaf" Ucapnya singkat.
Kalimat maaf lagi setelah ia menyakitiku seperti ini. Kapan ia akan memperlakukanku dengan baik?
Aku mengambil handuk itu dan berdiri dari bath up itu. Badanku bergetar karena air itu begitu dingin. Ia langsung menarik wajahku. Aku kembali dibuatnya terkejut ketika ia menatapku dengan teliti.
"Ahh, kau terluka lagi." Katanya penuh penyesalan.
Sepertinya ia baru menyadari aku terluka saat melihat air bath up yang terlihat kemerahan akibat darah yang terus mengucur dari sudut-sudut bibirku akibat ulahnya.
Tanpa aba-aba ia mengambil handuk yang kupegang dan melilitkannya kebadanku kemudian menggendongku ala bridal style.
Aku terkejut dengan perlakuannya tetapi memilih untuk diam. Ia membawaku ke tempat tidur dan meletakkanku dengan lembut. Ia tak membahas mengenai Kinara, aku cukup bingung mengapa ia memilih untuk diam seperti itu. Padahal tadi ia terlihat begitu terkejut setelah mengetahui fakta bahwa Kinara dan Archangel berpacaran.Ia kembali dengan kotak P3K dan mengeluarkan obat dari sana. Dengan pelan didekatinya diriku dan mengoleskan obat itu dengan telaten. Aku meringis ketika merasakan perih dikedua sudut bibirku. Ia ikut menyerngit menatapku dengan prihatin.
"Maafkan aku Kiara, maaf karena aku hanya bisa menyakitimu. Sekarang tolong buka kakimu." Pintanya dengan hati-hati.
Aku menatapnya horor, apalagi yang ingin dilakukannya. Kenapa ia memintaku membuka kaki sedang saat ini ia tahu bahwa aku sedang dalam keadaan tanpa busana. Jika aku melakukan itu sama saja ia bisa melihatku terpampang bebas. Ia menatapku seolah berkata, tunggu apa lagi?
Karena takut, aku hanya menurut saja dan membuka kakiku dengan malu-malu.
Ia menarik kakiku dengan pelan sehingga terbuka sempurna. Ia menatap intiku dengan telaten, memerika setiap bagiannya dan membuatku harus menatap langit-langit tanpa berani memandang kebawah, ia memegang pangkal pahaku yang terluka akibat permainan kasarnya di mobil tadi dan membuatku menyerngit karena merasakan nyeri saat ia menyentuh luka itu. Tak berapa lama terdengar ia yang membuang napas."Pahamu terluka, aku melukaimu separah ini. Aku benar-benar minta maaf Kiara. Aku tak bermaksud untuk menyakitimu, tapi aku benar-benar tak suka saat melihatmu dekat dengan pria lain. Sudah kubilang bahwa aku tak suka mainanku dimainkan bahkan disentuh oleh pria lain." Jelasnya sambil mengoleskan obat ke luka dipaha dan bagian vitalku yang dilukainya.
Ia mengecup bagian vitalku dan membuatku terkejut. Dielusnya dengan pelan dan kembali diberikannya obat. Aku menahan perihnya dan membiarkannya mengobati semua lukaku. Biarkanlah rasa maluku tenggelam bersama rasa sakit ini, toh dia sudah menjadi suami sahku jadi sudah halal lah ia untuk melihat seluruh bagian tubuhku. Sifatnya memang sangat membingungkan, sebentar ia akan bersikap sangat kasar dan sebentar ia akan bersikap manis.
Setelah selesei mengobati lukaku ia menutup kedua kakiku. Memposisikanku diatas kasurnya dan naik ke kasur sebelum memelukku dengan lembut. Ia mengecup puncak kepalaku dan mengelus punggungku dengan lembut.
"Sejak kapan kau tau Archangel berpacaran dengan Kinara?" Tanyanya hati-hati masih tetep memelukku dengan lembut.
Aku menikmati aromanya dan menenggelamkan diriku sepenuhnya dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blows
ChickLitWaktu kecil orang tua kandungku meninggalkanku di panti asuhan. Hingga akhirnya aku diangkat oleh sepasang suami istri. Mulanya hidupku sangat bahagia. Mereka menyekolahkanku, Mereka memberikanku fasilitas yang memadai, Aku merasa di sayangi. Hingga...