Part 9 [He is So Rich]

26K 1.4K 42
                                    

Angelo's POV
Aku menatapnya datar saat dia berteriak dengan keras karena aku tak sengaja memegang bagian tubuhnya yang di sebutnya dada.

Oh ayolah, bahkan aku tak merasakan itu sebuah dada karena terlalu kecil dan keras bahkan bisa di katakan rata.
Dia menatapku dengan sorot mata penuh kebencian dan memintaku untuk meminta maaf karena telah menyentuh dadanya.

Sudah untung aku menolongnya, jika aku tak menangkap tubuhnya maka dia akan jatuh tersungkur dan pasti hal itu akan lebih sakit dibandingkan saat aku menyentuh bagian tubuhnya yang di sebutnya dada.

"Aku tak sengaja dan sepertinya kau harus makan lebih banyak agar kau tumbuh menjadi gadis sejati dan setidaknya lain kali saat aku menyentuhnya aku bisa mengetahui bahwa itu DADAmu"

Dia melotot saat mendengar sepatah demi sepatah kalimat yang meluncur dari bibirku.
Aku mengatakan fakta karena memang miliknya sangat hmmmm. You know lah what I mean.
Tapi dia terlihat tidak terima dengan semua ucapanku.

Setelahnya dia bahkan tak ingin melihat wajahku dan hanya melemparkan surat kontrak kami ke arahku.

"Aku ingin surat ini di revisi karena aku tak ingin berhubungan sex denganmu. Bahkan kita bisa saja memalsukan anak apabila kakekmu menuntut ingin memiliki seorang cucu.
Dan aku tak ingin di larang berteman dengan siapapun karena aku punya kehidupan yang membutuhkan sosialisasi"

Dia tetap kekeh tak ingin melihat wajahku dan berbicara sambil melihat ke sisi lain.
Dia harus mengetahui bahwa aku tak akan sudi mengganti semua hal yang pernah kutorehkan karena itu pertanda aku telah menjilat ludahku sendiri.
Dan seorang Angelo Mevil Armstrong tak pernah sudi menjilat ludahnya sendiri.

Untungnya pemberontakannya bertepatan dengan pesawat yang telah mendarat dan pengumuman dari pilot yang menyatakan bahwa kami sudah tiba di Korea.
Aku melepaskan sabuk pengamanku dan berjalan meninggalkannya yang masih membuang muka dan memilih menatap ke sisi lain pesawat.

Aku berbalik dan mengatakan perkataan yang menurutku sangat biasa tapi sukses membuatnya menoleh kearah tempat dudukku yang telah kosong dan membuatnya kembali berteriak.

"Aku tak akan pernah mengganti isi surat kontrak itu, dan aku tak akan mau untuk diperintah olehmu. Karena tugas seorang istri adalah menuruti apapun kehendak suaminya, sudah kodrat seorang wanita yang harus berada di bawah kendali seorang lelaki."

Aku berjalan meninggalkannya dan teriakannya sukses membuatku harus menutup kedua telingaku dengan kedua tanganku.

"AKU BUKAN ISTRIMU DAN AKU TAK AKAN MAU JADI BUDAKMU"

Kiara's POV
Pesawat mendarat di Korea dengan sukses dan aku pun sukses membenci si Devil dengan segenap perasaanku.
Bayangkan saja, setelah dia memegang dadaku, dia tidak meminta maaf padaku dan malah mengatakan bahwa aku harus makan yang banyak biar aku bertumbuh.
Dia bahkan tak mau merevisi surat kontrak itu dan malah menyuruhku untuk menuruti segala kehendaknya bahkan dia meninggalkanku sendirian di dalam pesawat.

Aku harus berlari ke Wc dulu sebelum turun dari pesawat karena hasratku yang sudah mencapai puncak klimaks bahkan telah lewat dan harus terus kutahan ditambah emosiku yang semakin meningkat.
Aku mengacuhkan omelan pramugari yang mengatakan aku seharusnya kencing di bandara saja karena mereka sudah mendarat dan bosnya si Devil itu sudah meminta para awak kabin untuk segera memarkirkan pesawat ke tempat yang sudah di belinya di bandara Korea.

The Wind BlowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang