Kiara's POV
Aku sontak mengangkat kepalaku dan menatapnya dengan mata yang membulat dan mulut yang terbuka.
Apa aku salah dengar?
Mengapa dia melamarku dalam keadaan seperti ini?
Aku bahkan tak bisa berkata-kata mendengar pertanyaannya.Aku menatapnya tak percaya dan dia balas menatapku dengan wajah datarnya.
Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya perlahan sirna ketika aku terkejut dan tergantikan dengan tatapan datarnya kearahku."What your answer? And remember, I don't care with what your choose, I just want to hear yes"
Suara baritonnya terdengar dingin di telingaku.Mataku membulat mendengar apa yang diucapkannya, dan aku hanya menatapnya lurus.
Aku terlalu terkejut mendengar kalimat yang diucapkannya hingga tak bisa menjawab apapun.
Itu bukan sebuah pertanyaan tapi sebuah perintah yang harus diturutiBahkan aku tak bisa mengatakan tidak dan hanya bisa menerima apapun yang diinginkannya.
Aku kembali menunduk dan meratapi nasibku."Apakah kamu tidak mengerti apa yang saya katakan?"
Aku sontak mengangkat kepalaku ketika dia berbicara dalam bahasa Indonesia.Apakah dia mengerti bahasa negaraku?
Aku memberanikan diri membuka suaraku.
"Kamu bisa berbicara dalam bahasa Indonesia?"Dia mengangguk.
"Jadi, kamu bisa berbahasa Inggris atau tidak?"
Dia kembali melemparkan pertanyaan kepadaku.Aku ikut mengangguk.
Kemudian dia mendengus.
"Ahhh, kupikir tadi kamu tidak mengerti apa yang kuucapkan. Kau nampak hanya diam dan kemudian menunduk, kupikir kamu kebingungan dengan kalimat yang kulontarkan."Aku tersenyum tipis dan menggeleng.
"Tak bisakah kau menjawab pertanyaanku bukan hanya menggeleng dan mengangguk seperti itu?"
Dia protes dengan segala gerakanku."Saya mengerti kalimat yang tadi anda lontarkan, apakah anda lupa saat saya menjawab semua pertanyaan anda dalam bahasa Inggris saat di dalam mobil?
Sungguh saya dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan sangat fasih.
Bahkan bahasa itu seperti bahasa Ibu bagiku.
Untuk pertanyaan anda mengenai masalah menikah, apalagi yang bisa saya jawab selain ya?
Tapi mengapa anda ingin membeli saya dengan harga mahal dan menjadikan saya istri anda?""Karena aku membutuhkanmu untuk mendapatkan warisanku tetap berada di tanganku.
Aku akan menceritakan semuanya ketika kita tiba di Korea.
Tapi sebelum itu tolong berpura-pura lah menjadi saudara kembarmu."Aku menatapnya tidak percaya, apa yang sedang di bicarakannya?
Aku bahkan tak mengerti mengapa aku harus berpura-pura menjadi seorang Kinara."Ahh, sepertinya aku memang harus menjelaskan semuanya di sini.
Bukankah tadi kamu mengatakan bahwa kamu kembar?
Kakekku menyuruhku untuk menikahi saudara kembarmu, tapi aku tak mungkin bisa mendekati saudara kembarmu karena dia sangat sulit ditemui apalagi aku tak mengenalnya.
Dan masalah terbesarnya adalah dia bisu dan tuli. Demi apapun aku tak sudi memiliki seorang istri yang tuli dan bisu.
Untuk itu kau yang menikah denganku dan berakting layaknya saudaramu yang cacat itu."
Dia nampak mendengus kesal.Hatiku terasa sakit saat mendengarnya menghina Kinara.
Memang aku sudah begitu lama terpisah dari Kinara tapi tetap saja aku menyayanginya dan akan selalu menyayanginya.
Jadi siapapun yang menghinanya pasti akan membuatku marah."Jangan pernah menghina Kinara, dia bahkan lebih sempurna dibandingkan diriku."
Aku menatapnya lurus dengan sorot mata menantang.Dia nampak tersenyum sinis dan menatapku balik.
"Whatever, I don't care.
Just remember, I don't like abnormal women.
And just be my wife and acting like your twins. Okay?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blows
Chick-LitWaktu kecil orang tua kandungku meninggalkanku di panti asuhan. Hingga akhirnya aku diangkat oleh sepasang suami istri. Mulanya hidupku sangat bahagia. Mereka menyekolahkanku, Mereka memberikanku fasilitas yang memadai, Aku merasa di sayangi. Hingga...