*Pengumuman dulu ya sebelum mulai cerita. Hehe
Seharusnya kan Archangel, kakek Angelo dan semua keluarga Angelo, bahkan orang-orang yang ada di novel ini kecuali Kiara, Angelo, Ibu Kinara dan Kiara, papanya dan Kinara, pokoknya semua orang yang gak tinggal di Indonesia, gak bisa bahasa Indonesia. Tapi karena banyak yg protes kurang ngerti kalau mereka ngomong pakai bahasa inggris. Jadi Author bkin mereka ngomong dalam bahasa Indonesia ya. Tapi anggap aja mereka sebenarnya ngomong pake bahasa Inggris. Oke?
Sip, mari kita mulai ceritanya.⭐⭐⭐⭐⭐
Author's POV
Lelaki itu nampak tersenyum kearah kakeknya dan menanyakan tentang saudara angkatnya yang sudah lama tidak berjumpa dengannya.
Dia begitu rindu dengan saudara angkatnya yang bermuka datar dan pelit ekspresi itu."Oh sayang, maafkan kakek, sebenarnya Angelo sudah menikah dan hari ini dia masih di hotel bersama istrinya. Kakek kamerin tidak mengundangmu karena kamu sedang ujian akhir, kakek tak ingin mengganggu konsentrasimu, apalagi menyuruhmu pulang dadakan karena pesta pernikahan Angelo memang mendadak dan tidak ada media yang meliputnya. Jadi sudah pasti kamu tidak akan mengetahuinya."
Lelaki tua itu nampak menepuk-nepuk pundak cucu angkatnya yang sangat dikasihinya.
Dengan terkejut lelaki muda itu nampak mendekati kakeknya sambil berbisik tepat di telinga kakeknya."Pesta Dadakan? Tidak di liput media? Ja..ja..jangan bilang kalau Angelo telah mehamili anak orang?"
"Hahaha, Tidak, tidak, mereka menikah tanpa di liput media dan memang dadakan karena istri Angelo seorang pelukis yang sedang naik daun dan dia sangat sibuk, apalagi dia akan pergi ke England untuk melakukan perjalanan bisnis, jadi kakek menyuruh Angelo untuk secepatnya menikahinya. Wah, kalau memang Kinara hamil secepat itu, kakek juga sangat menyukainya. Hahaha"
"Siapa kek nama istri Angelo?"
"Kinara, pelukis cantik yang sedang naik daun itu. Kau tak mengenalnya?"
"Ki...Ki..Kinara yang cantik itu kek?"
"Iya, kau pasti tau bukan? Kakek sering menceritakan betapa indahnya lukisannya kepadamu bukan?"
"Ah iya kek, aku mengingatnya."
Tawa memenuhi ruang keluarga yang luas dan nampak megah.
Sudah sejak dulu lelaki tua itu sangat menyayangi cucu angkatnya.
Berbeda dengan Angelo yang dingin dan ambisius, Archangel adalah seorang anak yang hangat dan baik hati.
Dia tak pernah menuntut apapun untuk dirinya.
Dia hanya menjalani apapun yang di inginkan oleh kakeknya.
Otaknya cerdas dan gaya bahasanya sangat sopan.
Senyum lebarnya mampu mematahkan amarah yang sedang tersulut dan dia bukan lelaki yang mudah marah apalagi senang memukul wanita.
Dia seorang lelaki yang lembut dan sangat sabar.
Seorang lelaki yang memiliki sifat 180° sangat berbeda dengan Angelo.Kakeknya berlalu pergi karena memang tadi beliau ingin pergi ke kantor menghadiri rapat direksi yang memang sudah lama di rencanakan.
Kepulangan Archangel memang mendadak karena dia tak memberitahukannya kepada kakeknya. Seharusnya dia pulang keesokan harinya, tetapi dia mempercepat kepulangannya karena rasa rindunya dengan sang kakek dan kakak tirinya. Tanpa memberitahukan kakeknya perihal kepulangannya dan hanya menelpon kakeknya ketika dia tiba di Korea. Sang kakek sangat senang walaupun sedikit terkejut karena cucu angkatnya pulang lebih cepat dari waktu yang seharusnya."Maaf kan kakek sayang, Seharusnya kau memberitahu kakek perihal kepulanganmu, jadi kakek bisa membatalkan meeting ini. Kakek hanya pergi sebentar, setelah itu kakek akan pulang lagi. Secepatnya kakek akan pulang dan berbincang denganmu lagi. Kakek masih menunggu ceritamu tentang teman wanitamu yang selalu kau ceritakan kepada kakek dan ingin kau perkenalkan secepatnya dengan kakek. Sudah sering kau menceritakan kepada kakek tetapi kau tidak pernah mengenalkannya dengan kakek. Sepulang kakek dari kantor, kau harus mengenalkannya dengan kakek, Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blows
ChickLitWaktu kecil orang tua kandungku meninggalkanku di panti asuhan. Hingga akhirnya aku diangkat oleh sepasang suami istri. Mulanya hidupku sangat bahagia. Mereka menyekolahkanku, Mereka memberikanku fasilitas yang memadai, Aku merasa di sayangi. Hingga...